Rahmat Mulyadi

Rahmat Mulyadi

Rabu, 12 Juni 2013

KITAB RAHASIA APPONA KALI BARRU: ZIKIR MAKRIFAT

KITAB RAHASIA APPONA KALI BARRU: ZIKIR MAKRIFAT: ZIKIR MAKRIFAT Quicaq Al Ghoibi Malenggank Di langit Bagaimana cara berdzikir kepada Allah SWT sehingga kita siap untuk bertemu den...

KITAB RAHASIA APPONA KALI BARRU

KITAB RAHASIA APPONA KALI BARRU

PENGKAJIAN ILMU MA'RIFAT | Pengertian Ma'rifat, hakekat sholat dan berbagai informasi seputar ilmu pengetahuan agama islam

PENGKAJIAN ILMU MA'RIFAT | Pengertian Ma'rifat, hakekat sholat dan berbagai informasi seputar ilmu pengetahuan agama islam

MAUL HAYAT – Air Kehidupan » TAUHID

MAUL HAYAT – Air Kehidupan » TAUHID

sufistik syekh syarif: Makna Alam Malakut

sufistik syekh syarif: Makna Alam Malakut

WALI ALLAH,TINGKATAN DAN JUMLAH PANGKAT WALI ALLAH | CAHAYA ISLAM

WALI ALLAH,TINGKATAN DAN JUMLAH PANGKAT WALI ALLAH | CAHAYA ISLAM

Jumat, 07 Juni 2013

ilmu alam lahir dan ilmu alam batin:



 
******************************************
Bahan Kajian dan Renubgan
ilmu alam lahir dan ilmu alam batin:
ilmu alam lahir:…….
Ilmu lahiriyah dapat diperoleh dengan proses ta’alum (berguru)
dan tadarrus (belajar) sehingga mencapai derajat ‘alim
ilmu alam batin:…….
Ilmu batin dapat diperoleh melului proses dzikir,
muraqabah dan musyahadah sehingga mencapai derajat ‘Arif.

************************************
Syekh Nawawi:
 mengibaratkan syariat dengan sebuah kapal,
tarekat dengan lautnya

dan hakekat merupakan intan dalam lautan
yang dapat diperoleh dengan kapal berlayar di laut.

Dalam proses pengamalannya Syariat (hukum) dan tarekat merupakan awal dari perjalanan (ibtida’i) seorang sufi,

sementara hakikat dan ma’rifat adalah hasil dari syariat dan tarikat.
************************************************

Rabu, 05 Juni 2013

JAKSA YADIM: SEDIKIT PENTERJEMAHAN SURAH AL-ISRA ...

JAKSA YADIM: SEDIKIT PENTERJEMAHAN SURAH AL-ISRA ...: Dalam suratul Al~Isra banyak menerangkan kisah kedegilan serta keengkaran manusia untuk mengikut perintah Allah..Kemusnahan alam,pembu...

JAKSA YADIM: FADHILAT SURAH AL-IKHLAS

JAKSA YADIM: FADHILAT SURAH AL-IKHLAS: ..  Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam lagi: Demi Allah yang jiwaku ditanganNya, sesungguhnya Qul Huwallahu Ahad itu tertulis di s...

JAKSA YADIM: WARNA MENURUT ISLAM DAN KETERANGANNYA...

JAKSA YADIM: WARNA MENURUT ISLAM DAN KETERANGANNYA...

JAKSA YADIM: KISAH IBLIS BERTEMU DENGAN RASULULLAH

JAKSA YADIM: KISAH IBLIS BERTEMU DENGAN RASULULLAH

JAKSA YADIM: ILMU ..... Syariat, Hakikat ,Marikat ,Makrifat......

JAKSA YADIM: ILMU ..... Syariat, Hakikat ,Marikat ,Makrifat......

JAKSA YADIM: ILMU ..... Syariat, Hakikat ,Marikat ,Makrifat.....

JAKSA YADIM: ILMU ..... Syariat, Hakikat ,Marikat ,Makrifat.....: Masalah Syariat, Tariqat, Haqiqat dan Makrifat adalah bidang-bidang atau cabang ilmu yang sangat khusus dan amat berbeza disegi pendekata...

Minggu, 12 Mei 2013

KETUHANAN: Mencari Ma'ul Hayat (Air Kehidupan)

KETUHANAN: Mencari Ma'ul Hayat (Air Kehidupan): أشهد أن لا اله الا الله و أشهد أن محمدا رسول الله Dalam surat  Al Anfal , surat ke 8 ayat 24 tersebut di tulisan sebelumnya  ada kalim...

KETUHANAN: Maqom 7

KETUHANAN: Maqom 7: أشهد أن لا اله الا الله و أشهد أن محمدا رسول الله 7 Titik Latifatul Dzikir Latifatul Qalby ( Maqam Tingk...

KETUHANAN: Islam Terpecah 73 Golongan

KETUHANAN: Islam Terpecah 73 Golongan: أشهد أن لا اله الا الله و أشهد أن محمدا رسول الله Perikal arti surat al anbiyaa ayat 93. timbul pertanyaan bahwa agama islam memang t...

KETUHANAN: MAQOM SEORANG HAMBA DI DUNIA

KETUHANAN: MAQOM SEORANG HAMBA DI DUNIA: أشهد أن لا اله الا الله و أشهد أن محمدا رسول الله MAQOM SEORANG HAMBA DI DUNIA ِارَادَتُكَ التَّجْرِيْدَ مَعَ اِقَامَةِ اللهِ ...

KETUHANAN: Hakekat , Keadaan, Pengertian & Bersemayamnya Ruh

KETUHANAN: Hakekat , Keadaan, Pengertian & Bersemayamnya Ruh: أشهد أن لا اله الا الله و أشهد أن محمدا رسول الله Jawaban singkat al-Qur’an atas pertanyaan  (lihat QS. Al-Isra ’: 85), menunjukkan...

KETUHANAN: KITAB RISALAH TASAWWUF

KETUHANAN: KITAB RISALAH TASAWWUF: أشهد أن لا اله الا الله و أشهد أن محمدا رسول الله   KITAB RISALAH TASAWWUF (TUAN GURU SYEIKH Daud Bukit Abal, KELANTAN) Kitab Risalah Tas...

KETUHANAN: Kitab Ilmu & Makrifat ( Tok Guru Peramu )

KETUHANAN: Kitab Ilmu & Makrifat ( Tok Guru Peramu ): أشهد أن لا اله الا الله و أشهد أن محمدا رسول الله KESIMPULAN HATI Pertama Hati Yang Beriman Lawannya Kafir Kedua Sum’ah Lawannya Bid’ah...

Senin, 29 April 2013

1. PENGANTAR MA’RIFAT



Mnurut ahli bahasa, kata ma’rifat berarti mngetahui atau mengenal.
Pengrtian tersebut bisa diperluas lagi menjadi   :  cara mengtahui atau mengnal Allah, melalui tanda-tanda kekuasaan-Nya yang berupa makhluq-makhluq ciptaan-Nya. Dsebab dengan hanya memperhatikan tanda-tanda kekuasaan-Nya kita bisa mengetahui keberaaan dan kebesaran Allah SWT. Kita tentu yakin dan faham betul, bahwa tidak aa satu makhluqpun, walaupun sekcil apapun, yang aa dengan sndirinya. Semuanya itu pasti ada yang menciptakan. Dan siapa lagi yang mnciptakan segala macam makhluq tersebut kalau bukan Allah?
Tanda-tanda tentang adanya Allah sudah jelas terlihat disekeliling kita. Setiap hari kita bisa mlihat terbitnya matahari dari ufuk timur dan kmudian tenggelam di ufuk barat. Satu kali pun tidak pernah terbalik. Kita juga bisa melihat betapa indahnya bulan dan begitu gemerlapnya bintang-bintang yang bertaburan di malam hari. Semua itu yang menciptakan dan yang mengatur peredarannya adalah Allah. Siapa yang tak mengenal Allah lewat tanda-tanda kekuasan-Nya, ia adalah sebuta-buta manusia. Bukan buta matanya, akan tetapi buta hatinya. Sebagaimana yang telah difirmankan Allah berikut ini :
ømD÷¡üL÷ËüCëÖü÷P÷Ë D÷æû÷ÙùD÷º , ×êbû nÆCÛ|ÖbûnÆCÓC×sL
.ùmüÜøj@ûø¡ÆC ëùº ëùQ@û÷ÆC  øKüÝ@øÇø¿üÆC  ë÷Ö@ü²÷P  üÛ@ùÃ|Æ ÷Ü
Fainnaha laa ta’maal abshaaru walaakin ta’maal quluubul-latii fiish-shuduuri.

Artinya : “Sesungguhnya bukan matanya yang buta, tapi mata hatinya (yang buta) yang berada dalam rongga dadanya”.

Adapun cara memprhatikan tanda-tanda kekuasaan Allah yang berupa makhluq-makhluq-Nya tersebut buklan sekedar dengan menggunakan penglihatan lahir saja. Tetapi harus pula ditunjang dengan penglihatan mata batin (hati) yang jernih dan bersih dari berbagai macam dosa. Perhatikanlah Sabda Rasulullah saw. Kepada sahabat Abu Dzar Al-Ghafari berikut ini :
÷ÓC ùj@@øMü±C ûùm÷k D÷L÷C D÷é , ×êbû nÆCÛ|ÖbûnÆCÓC×sL
÷ÁC÷n@÷é  øç@û÷ÙùD÷º  øäC÷n@÷P÷Ë  ÷R@üÚø  üØùD÷º  øäC÷n÷P ÷Äû÷Ù ÷D÷Â
Yaa-abadzarri’budillaaha ka-annaka tarahu fain kunta laataraahu fainnahu yaraka.

Artinya : “Wahai Abu Dzar. Sembahlah Allah seakan-akan kamu melihat-Nya. Bila kamu tidak melihat Allah. Maka yakinkan (dalam hatimu) bahwa Allah melihatmu”.

Pembaca buta mata belum tentu membawa bencana. Tetapi buta hati, sudah pasti akan mendatangkan siksa. Karena apabila manusia sudah menderita penyakit buta hati., selama ia belum mendapatkan cahaya ialah yang berupa petunjuk-petunjuk kbenaran, maka selama itu pula ia akan tersesat jalannya. Bukan jalan mnuju surga yang ia tempuh, melainkan jalan menuju Neraka. Hal ini sesuai dengan Firman Allah dalam Al-Quran Surat Al-Isra’ ayat 72 yang berbunyi seperti berikut ini:
C÷l÷å ëùº  ÷ØD÷  üÛ÷Õ÷Ü , ×êbû nÆCÛ|ÖbûnÆCÓC×sL
.úÌüêùM÷r  øûÈ÷¤C÷Ü  ë|Öü±÷C  ùõ÷nùf|ËüC ëùº  ÷Ýøæ÷º  ë|Öü±÷C
Waman kana fii haadzihi a’maa fahuwa fiil-akhirati a’maa wa adhallu sabiilan

Artinya : Dan barangsiapa yang buta (hati) di (dunia) ini, maka ia buta di akhirat nanti dan bahkan lebih sesat jalannya”.

Setelah kita mengenal dan mengetahui akan keberadaan Allah. Apakah lantas pengenalan dan pengetahuan kita tersebut berhenti sampai di situ saja?. Tentu saja tidak. Akan tetapi lebih daripada itu, kita sebagai hamba-Nya dan sebagai salah satu makhluq ciptaan-Nya, maka sudah sepetutnya apabila kita senantiasa mengabdikan diri secara bulat dan utuh semata-mata demi mengharapkan keridhaan-Nya.
Salah satu tanda-tanda orang yang ma’rifat kepa Allah adalah, bahwa ia senantisa bersandar an bersrah diri kepaa Allah semata. Apa pun yang telah dan akan terjadi paa dirinya, selalu ditrima dengan baik. Apabila ia menapatkan kenikmatan, ia bersyukur. Sedang apabila mendapatkan musibah, ia terima cobaan itu ngan sabar. Orang yang emikian ini prcaya bahwa semua itu datangnya ari Allah untuk kbaikan irinya. Sebab tiak aa ssuatupun yang terjai di dunia ini, kecuali ada manfaatnya atau hikmah di balik peristiwa tersbut.
Selain itu, orang yang ma’rifat kepada Allah tidak pernah menyombongkan iri. Sebagai makhluq yang lemah dan tampa aya, manusia tidak bisa berbuat apa-apa kecuali atas pertolongan dan izin ari Allah Yang Maha Perkasa. Karna itu ia pun selalu mencari jalan untuk lebih mendekatkan diri kepaa-Nya guna menapatkan pertolongan, perlindungan an karunia-Nya. Seang apapun yang apat menghalangi jalannya untuk (untuk bertaqarrub kepada Allah SWT. Ia singkirkan jauh-jauh ari lubuk hatinya, seperti (sifat serakah) kepada (dunia), kikir, sombong, riya, dan sebagai sifat tercla lainnya.
Menurut seorang ahli ma’rifat terknal bernama (Al-Junaid), bahwa seorang belum bisa disebut sebagai ahli ma’rifat sbelum dirinya mempunyai sifat-sifat :
-                Mngnal Allah secara menalam, hingga seakan-akan dapat berhubungan secara langsung ngan-Nya.
-                Dalam beramal selalu berpedoman kpada ptunjuk-ptunjuk Rasulullah saw. (AlHadts)
-                Berserah diri kepaa Allah dalam hal yang mengnalikan hawa nafsunya.
-                Merasa bahwa dirinya adalah kepunyaan Allah dan kelak pasti akan kembali kpaa-Nya.
Adapun menurut Imam Al-Ghazali sebagaimana yang ditulis alam kitab (Ihya ‘Ulumuin), di situ disebutkan bahwa ada empat hal yang harus ikenal dan kemudia dipelajari oleh ssorang yang berma’rifat kepada Allah. Keempat hal tersebut adalah :
1.            MEngnal siapa dirinya.
2.            Mengenal siapa Tuhannya.
3.            Mengnal Dunianya.
4.            Mengnal Akhiratnya.
Demikianlah hal-hal yang harus terlebih dahulu diketahui sbelum mlangkah kpaa topik pembahasan selanjutnya.
1. TanDa-taDna orang yang menyombongkan perilakunya di hadapanj Allah.
ùmD÷ÖùQü±ùËüC ùö÷Õ÷Ì÷± üÛùÕ , ×êbû nÆCÛ|ÖbûnÆCÓC×sL
.ùÈ÷Æ û÷pÆC ùiüÝøXøÜ ÷jüÚÖ± ùôD÷X ÷ûnÆC øØD÷¡ü¿øÙ ùÈ÷Ö÷²üÆ ÷Ì÷±
Min ‘alamatil ‘itimari ‘alaal ‘amali nuqshanur-rajaa-I’inda wujuudiz-zalali.

Artinya : Sebagaimana dari tana-tana orang yang senantiasa membanggakan amal prbuatannya, brarti kurang mempunyai pngharapan terhaap rahmat Allah, tatkala terjadi kkhilafan paa dirinya.
Suah menjadi sunnatullah, bahwa manusia mempunyai sifat khilaf an lupa. Walau bagaimanapun kepanaian sseorang, sekali waktu ia pasti berbuat khilaf. Karena itu, sebagai makhluq yang lemah kita harus senantiasa mmohon rahmat an ampunan ari-Nya atas segala kekhilafan ari kesalahan kita, baik yang kita sngaja maupun yang tiak.
Apabila aa sseorang yang berbuat kekhilafan atau ksalahan, kemudian ia tiak mau mmohon rahmat dan ampunan ari Allah, bahkan dia lalu menyombongkan diri atas amal perbuatannya, maka orang itu seperti inilah yang disbut sebagai kurang mempunyai pengharapan terhaap rahmat Allah padahal alam Al-Quran ayat 87 disebutkan, bahwa sesungguhnya tiaa berputus asa dari mengharap rahmat Allah, kecuali kaum yang kafir.
Tersbutlah beberapa kisah tentang kesombongan makhluq Allah baik dari kalangan bangsa manusia sendiri maupun dari bangsa jin, yang dengan sombong tidak mengharap rahmat ari Allah dan hanya menyombongkan amal perbuatan diri sendiri. Beberapa kisah tersebut antara lain :
1.            Kisah tentang Abu Lahab.
(Tercantum dalam Al-Quran Surat Al-Lahb ayat 1-5)
2.            Kisah tentang Qarun.
(Tercantum dalam Al-Quran Surat Al-Qoshosh ayat 78)
3.            Kisah tentang Iblis.
(Tercamtum dalam Al-Quran Surat Al-‘Araf ayat 12-13)
Dari beberapa kisah di atas, apat diambil ksimpulan bahwa orang yang menyombongkan diri dan tiada mengharap rahmat Allah, ssungguhnya ia telah mncelakakan diri mereka sndiri, baik di dunia maupun di akhirat nanti.
Adapun tana-tanda orang celaka, sbagaimana yang pernah ucapkan oleh Ibnu Qayim Al-Jauzi,alah sebagai berikut :
-                Sesungguhnya semakin bertambah ilmunya, semakin bertambah pula kesombongan dan kecongkakannya.
-                Setiap bertambah amalnya, semakin bertambah kbanggaannya dan mmanang rndah orang lain, serta semakin bertambah prasangka baiknya terhadap diri sndiri.
-                Semakin brtambah usianya, smakin bertambah rakus dan serakahnya kepada dunia.
-                Semakin menumpuk harta dan kekayaannya, semakin bertambah bahil dan kikirnya.
-                Semakin mningkat derajat dan pangkatnya, semakin meningkat pula kesombongan dan keangkuhannya.


2. Segala ssuatu yang kita terima adalah sudah menjadi ketntuan Allah



Iraadatukat-tajriida ma’a iqaamatil-laahi ayyaka fiil asbaabi minasy-syahwatil khafiyyati. Wairadatukal asbaaba ma’a iqaamatil-llaahi iyyaka fii tajriidi ikhithathun ‘anil himmatil’aliyyati.

Artinya : keinginanmu untuk bertajri (selalu beribadah tampa melihat kepentingan dunia) padahal Allah menjadikan engkau pada golongan yang berusaha (kasab), maka kinginan yang demikian itu termasuk termasuk keinginan hawa nafsu yang samar (halus). Sebaliknya keinginan alam berusaha yaitu (untuk memenuhi kebutuhan duniawi) paahal Allah mnjadikan engkau ke dalam golongan tajrid, maka kinginanmu yang demikian itu berarti merupakan kemunduran dari semangat cita-cita yang luhur.”

Aalah suah menjadi takir Allah, bahwa I dunia ini terapat dua macam keuukan manusia, yakni kasab an tajrid. Aapun yang dimaksud dngan kasab ialah, bahwa manusia masih harus bergerak dalam biang usaha untuk memenuhi kbutuhan-kbutuhan unianya. An setelah berhasil usahanya, mrka pun tidak segan-segan untuk membantu kbutuhan masyarakat banyak.
Sangkan yang dimaksu alam biang tajrid adalah, bahwa manusia hanya semata-mata mngabdi kpada Allah tampa memperhatikan kepentingan dunia, karna merka sudah merasa cukup puas dengan bekal kehidupan dunia yang telah dimilikinya. Manusia semacam inilah yang beruntung, sebagaimana yang tercantum dalam Hadits riwayat Muslim : “Sesungguh beruntung orang yang masuk Islam dan diberi rizqi yang cukup, serta merasa cukup engan apa yang tlah diberikan Allah kepadanya”.
Sehubungan dengan hal di atas. Rasulullah saw. Juga pernah bersabda :
ëùÚ@û÷Æøi ùÓC øÅüÝ@ør÷mD÷é , ×êbû nÆCÛ|ÖbûnÆCÓC×sL
øqDû÷ÚÆC÷ë÷ùÚû÷M÷b÷C ÷Ü øÓC÷ëùÚû÷M÷b÷C øçøQüÇùÖ÷±C÷kùC \È÷Ö÷±ë|Ç÷±
D÷Öüêùº üj÷åüoC÷Ü øÓC ÷ÄûøMùcøé D÷êüÙ ûøjÆC ëùº üj÷åükùC :÷ÅD¿º
çXDÕÛLC äCÜmVéjb.øqDû÷ÚÆC ÷ÄûøMùcøé ùqDû÷ÚÆC÷jüÚù±
Yaa Rasulullahi dullanii ‘alaa ‘amali idzaa ‘amiltuhu ahabbaniyallaahu wa akhab-baniyan-nasu? Faqala : izhadz fii dunya yuhibbukallahu wazhad fiimaa ‘indannaasi yuhibbukannasu. (H.R. Ibnu Majah)

Artinya : wahai Rasulullah, tunjukkan kepaaku amal perbuatan yang apabila aku kerjakan disukai Allah dan disukai orang-orang? Jawab Rasulullah : Berzuhudlah di dalam dunia, maka ngkau akan ikasihi Allah. Dan berzuhudlah di antara sesama manusia, maka ngkau akan disukai manusia”.(H.R. Ibnu Majah)
Dari pnjlasan dua hadits di atas, dapat diambil ksimpulan, bahwa manusia yang termasuk dalam kelompok atau golongan tajrid lebih baik daripada golongan kasab. Walaupun demikian, sseorang yang sudah termasuk ke dalam golongan kasab hendaknya jangan berusaha masuk ke dalam golongan tajrid. Apalagi sebaiknya. Semuanya itu haruslah diterima dengan ikhlash karena sudah menjadi ketentuan Allah. Demikianlah di antara sifat-sifat orang yang berma’rifat kepada Allah  SWT.