Rahmat Mulyadi

Rahmat Mulyadi

Jumat, 19 April 2013

204. BERMA’RIFAT KEPADA ALLAH DENGAN CARA MEMAHAMI NAMA-NAMA ALLAH DAN SIFAT-SIFATNYA



Dalla biwuujuudi aatsaarihi ‘alaa wujuudi asmaa-ihi biwuujuudi ‘alaa tsubuuti aushafihi watsubuuti aushafihi ‘alaa wujuudi dzaatihi idzmahalun anyaquumul washfi binafsihi fa-arbaabul jadzbi yuksyafu lahum ‘an kamaali dzaatihi tsumma yarudduhum ilaa syuhuudi shifaatihi tsumma yarji’uhum ilatta’alluqi bi asmaa-ihi tsumma yarudduhum ilaa syuhuudi aatssrihi. Wassalikuuna ‘alaa ‘aksii hadzaa fanihaayatus-saalikiina nidzaayatul mahdzuubiina laakin laa bima’naa wahidin farubbamaat-taqayaafiith-thariiqi hadza fii taraqqiihi wahadzaa fii tadalliihi.

Artinya : Dengan adanya  alam (makhluq), Allah menunjukkan adanya nama-nama-Nya, dengan adanya nama-nama-Nya menunjukkan adanya sifat-sifat-Nya dengan adanya sifat-sifat-Nya menunjukkan adanya Dzat-Nya. Karena muhal (tidak mungkin) sifat dapat berdiri dengansendirinya (tanpa adanya dzat yang disifati). Maka orang-orang jadzab (orang-orang yang ditarik untuk mengenal Allah) dibukakan kepada mereka akan kesempurnaan Dzat-Nya kemudian dikembalikan melihat sifat-sifat-Nya, kemudian dikembalikan melihat makhluq-makhluq-Nya. Sedang salik (orang yang berjalan menuju kepada Allah) adalah kembalikan dari itu semua, maka puncak yang dicapai salik adalah permualaan yang dicapai (majdzub). Dan permulaan dicapai salik merupakan puncak (akhir) yang dicapai orang majdzub. Akan tetapi tidak dengan arti yang satu/sama dalam segalanya. Maka kadang-kadang keduanya bertemu di tengah jalan salik yang sedang meningkat kepada Allah yang di tengah jalan orang majdzub yang menurunkan dari pada-Nya”.

Adanya benda-benda di ala mini, baik yang nyata mapun yang ghaib membuktikan akan adanya nama-nama Allah yang menunjukkan pula sifat-sifat-Nya. Dan sifat-sifat ini selalu bergantung dan berkaitan erat dengandzat-Nya, sebab mustahil akan ada sifat-sifat yang sempurna, melainkan hanya Allah semata.
Dengan memahami nama-nama Allah yang luhur serta sifat-sifat-Nya yang sempurna akan dapat menghantarkan seseorang untuk berma’rifat kepada Allah.
Dalam kaitannya dengan hal ini Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Isro’ ayat 110, yang artinya :
“katakanlah :Serulah Allah atau Rohman. Mana saja nama Tuhan yang kamu semua seru. Dia adalah mempunyai nama-nama yang baik”.
Dengan nama-nama Allah yang mulia itu kita di perintahkan untuk sering-sering menyebutnya. Hal ini sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an surat Al-A’rof ayat 180, yang artinya :
“Bagi Allah adalah nama-nama yang baik, maka serulah Allah dengan menggunakan nama-nama itu”.
Adapun tentang jumlah nama-nama Allah itu, Imam Bikhary, Muslim dan Tarmidzi telah menjelaskan dalam sebuah hadits yang bersumber dari Abu Khuroiroh r.a. yang artinya :
“ Allah itu mempunyai sembilan puluh sembilan nama. Barangsiapa yang menghafalnya, ia masuk syurga. Sesungghunya Allah itu Maha Ganjil (tidak genap) dan cinta sekali kepda yang ganjil”.

Maksud dari kata “menghafal” pada Hadits di atas bukanlah berarti dihafalkan dilur kepala begitu saja, tetapi lebih pada itu adalah harus diresapkan ke dalam hati dan difahami maknanya betul-betuk, sehingga menimbulkan bekas dalam jiwa dan tercermin dalam amal perbuatan.
Selanjutnya dalam sebuah riwayat berikut ini :
Huwallaahulladzii laa ilaaha ilaa huwarrahmaanu-rahiimu al-maliku, al-quddusu, as-salamu, al-mukminu, al-muhaiminu, al-’aziizu, al-jabbaaru, al-mutakabbiru, al-khaliqu al-baari-u, al-mushawwiru, al-ghaffaaru, al-qahharu, al-wahabbu, ar-razaqu, al-fattahu, al-’aliimu, al-qaabidhu, al-baasithu, al-khafidhu, ar-rafi’u, al-mu’izzu,al-mudzillu, as-samii’u, al-bashiiru, al-hakamu, al-’adlu, al-lathiifu, al-khabiiru, al-haliimu, al-ghafuuru, ays-syakuuru, al-’aliyyu, al-kabiiru, al-hafizhu, al-muqiitu, al-hasiibu, al-jaliili, al-kariimu, ar-raqiibu, al-mujiibu, al-wasi’u al-hakiimu, al-waduudu, al-majiidu, al-baa’itsu, asy-syahiidu, al-haqqu, al-wakiilu, al-qawiyyu, al-matiinu, al-waliyyu, al-hamiidu, al-muhshi, al-mubdi-u, al-mu’iidu, al-muhyi, al-mumiitu, al-hayyu, al-qayyuumu, al-wajidu, al-majidu, al-wahidu, ash-shamadu, al-qaadiru, al-muqtadiru, almuqaddimu, al-mu-akhkhiru, al-awwalu, al-akhiru, azh-zhahiru, al-bathinu, al-walii, al-muta’alii, al-barru, at-tawabu, al-muntaqimu, al-‘afuwwu, ar-ra-ufu, malikul mulki, dzuljalaali wal-ikraami, almuqsithu, al-jami’u, al-ghaniyyu, al-mughnii, al-mani’u, aldh-dharru, an-nafi’u, an-nuuru, al-hadii, al-badii’u, al-baqi, al-waritsu, ar-rasyiidu, as-shabuuru, jalla jalaalahu.

Kesembilan puluh sembilan nama Allah yang baik (Asmaaul Husna) sebagaimana yang tersebut dalam hadits di atas apabila dikelompokkan maka akan terbagi menjadi (8) kelompok.
Kedelapan kelompok tersebut sebagaimana yang tersebut dalam kitab”Ad-Diinul Islami” adalah sebagai berikut :

1.       Nama-nama yang berkaitan dengan dzat-Nya, yaitu :
-                      Al-Haq (Maha Benar).
-                      Al-Waahid (Maha Esa/Tunggal).
-                      Al-Ghaniyyu (Maha Kaya).
-                      Al-Ahad (Maha Esa/Tunggal).
-                      Al-Aakhir (Maha Penghabisan).
-                      Ash-Shamad (Maha dibutuhkan).
-                      Al-Quddus (Maha Suci).
-                      Al-Qoyyuum (Maha Berdiri).
-                      Al-Awwalu (Maha Permulaan).
2.       Nama-nama yang berkaiatan dengan hal penciptaan, yaitu :
-                      Al-Mushawwiru (Maha Pembentuk).
-          Al-Baari’ (Maha Pembuat).
-          Al-Badi’ (Maha Pencipta yang baru).
-          Al-Khooliq (Maha Pencipta).
3.       Nama-nama yang berkaitan dengan sifat kasih sayang dan kerahmatan, selain dari lafadz Rob (Tuhan). Ar-Rahman (Maha Pengasih) dan Ar-Rahiim (Maha penyayang). Yaitu :
-                      Al-Waduud (Maha Pencipta).
-                      Al-‘Awuf (Maha Pemaaf).
-                      Al-bar (Maha Dermawan).
-                      Ar-Rauufu (Maha Pengasih).
-                      Al-Mu’min (Maha Pemelihara Keamanan).
-                      Al-Haliim (Maha Penghiba).
-                      Al-Waasi’ (Maha Luas).
-                      Ar-Razzaq (Maha Pemberi rizqi).
-                      Asy-Syakuur (Maha Pembalas/Pemberi karunia).
-                      Al-Wahaab (Maha Pemberi).
-                      Al-Lathiif (Maha Halus).
-                      Rofi’ud-darojat (Maha Tinggi derajat-Nya).
4.       Nama-nama yang berkaitan dengan keagungan dan kemuliaan Allah, yaitu :
-                      Al-Kabiir (Maha Besar).
-                      Al-Qowiy (Maha Kuat).
-                      Al-Mutakabbir (Maha Megah).
-                      Al-Aziz (Maha Mulia).
-                      Al-Jabbaar (Maha Perkasa).
-                      Al-‘Aliy (Maha Tinggi).
-                      Al-Khamiid (Maha Terpuji).
-                      Al-Adhiim (Maha Agung).
-                      Al-Matiin (Maha Kuat).
-                      Al-Muta’aalii (Maha Suci).
-                      Al-Karim (Maha Pemurah).
-                      Azh-Zhaahir (Maha Nyata).
-                      Al-Majiid (Maha Mulia).
-                      Al-Qohhaar (Maha Perkasa).
-                      Dzuljalaali Wal Ikram (Maha memiliki kebesaran dan kemuliaan).
5.       Nama-nama yang berkaitan dengan ilmu-Nya Allah, yaitu :
-                      Al-Bashiir (Maha Melihat).
-                      Al-‘Alim (Maha mengetahui).
-                      Al-Kabir (Maha waspada).
-                      Asy-Syahiid (Maha Menyaksiakan).
-                      As-Samii’ (Maha Mendengar).
-                      Al-Hakim (Maha Bijaksana).
-                      Al-Muhaimin (Maha Menjaga).
-                      Al-Bathin (Maha Tersembunyi).
-                      Ar-Roqiib (Maha Meneliti).
6.       Nama-nama yang berkaitan dengan kekuasaan dan pengaturan Allah terhadap segala sesuatu, yaitu :
-                      Al-Maalik (Maha Merajai).
-                      Al-Hafizh (Maha Memelihara0.
-                      Al-Hasiib (Maha Penjamin).
-                      Al-Muqiit (Maha Pemberi kecukupan).
-                      Al-Mutaqim (Maha Penyiksa).
-                      Al-Wakiil (Maha Pemelihara Penyerahan).
-                      Al-Waliy (Maha Melindungi).
-                      Al-Fattah (Maha pembuka).
7.       Nama-nama yang tersebut di bawah ini tidak tercantum dalam Al-Qur’an, tetapi berkaitan dengan sifat--sifat perbuatan Allah yang tercantum dalam Al-Qur’an, yaitu :
-                      Al-Ba’ats (Maha Membangkitkan).
-                      Ar-Roofi (Maha Mengangkat).
-                      Al-Mubdi’ (Maha Mulia).
-                      Al-Qoobid (Maha Pencabut).
-                      Al-Mudzil (Maha Pemberi kehidupan).
-                      Al-Baaqi (Maha Kekal).
-                      Al-Mughni (Maha Pemberi kekayaan).
-                      Al-Maani’ (Maha Membela atau menolak).
-                      Al-Jaami’ (Maha Mengumpulkan).
-                      Al-Baasith (Maha Meluaskan).
-                      Al-Mumit (Maha Mematikan).
-                      Al-Muhshii (Maha Penghitung).
-                      Al-Mu’iz (Maha Pemberi kemuliaan).
-                      Al-Mu’thi (Maha Pemberi).
-                      Al-Mu’id (Maha Mengulangi).
-                      Al-Mujib (Maha Mengabulkan).
-                      Al-Warits (Maha pewaris).
-                      Al-Haadid (Maha Pemberi Petunjuk).
8.       Nama-nama lain bagi Allah yang diambil berdasarkan makna atau pengertian nama-nama yang terdapat dalam Al-Qur’an yaitu :
-                      Al-Waali (Maha Menguasai).
-                      Al-Muakhir (Maha Mengakhiri).
-                      Al-Waajid (Maha Kaya).
-                      Al-Adl (Maha Adil).
-                      An-Naafi’ (Maha Pemberi kemanfaatan)
-                      Ar-Rosyiid (Maha Cendikiawan).
-                      An-Nuur (Maha Bercahaya).
-                      Al-Jaliil (Maha Luhur).
-                      Al-Muqoddim (Maha Mendahulukan).
-                      Al-Khaafidl (Maha Menjatuhykan).
-                      Al-Muqsith (MAha Mengadili).
-                      Adl-Dlaar (Maha Pemberi bahaya).
-                      Ash-Shobuur (Maha Penyabar).

Sebagaimana yang disebutkan di aras tadi, bahwa ada dua macam orang yang mendapat keistimewaan sehingga dapat berma’rifat kepada Allah melalui nama-nama-Nya.
Kedua macam orang tersebut yaitu :
1.       Orang Madzud.
Yaitu orang yang oleh Allah di bukakan tirai-Nya secara langsung sehingga dia dapat mengenal-Nya (dengan menggunakan mata hatinya). Jadi dalam mengenal Allah itu langsung dari atas dengan melihat kesempurnaan-kesempurnaan Dzat-Nya, kemudian melihat sifat-sifat-Nya, lalu kembali bergantung kepada nama-nama-Nya yang baik, baru setelah itu melihat kepada benda-benda ciptaan-Nya.
2.       Orang Salik.
Yaitu orang yang dalam mengenal Allah melalui jalan biasa (dari bawah), yakni pada mulanya mengenal benda-benda ciptaan-Nya, kemudian mengenal nama-nama-Nya, lalu mengenal sifat-sifat-Nya, baru kemudian mengenal Sang Pencipta dan sekaligus Pemiliknya (Allah).

Dengan demikian dapat dikatakan, bahwa jalannya orang madzub dalam mengenal Allah itu merupakan kebalikan jalannya orang salik. Begitu pula dengan jalannya orang salik dalam mengenal Allah juga merupakan kebalikan dari jalannya orang madzub, sehingga mungkin saja keduanya dapat bertemu di tengah jalan.

1 komentar:

  1. Alhamdulillah bertambah ilmu saya setelah membaca blog ini.sukron katiran

    BalasHapus