Mata a’thka
asyhadaka birrahu wamata mana’aka asyhadaka qahrahu fahuwa kulli dzaalika
muta’arrifun wamuqabbilun biwujuudi luthfihi ‘alaika.
Artinya
: Apabila Allah memberimu, niscaya Dia buktikan kepadamu akan kebaikan-Nya. Dan
apabila dia menolakmu, niscaya dia buktikan pula kepadamu akan kekuasan-Nya.
Maka dia (Allah) di dalam semua itu memperkenalkan kepadamu dengan menghadapkan
dengan wujudnya sifat kehalusan-Nya kepadamu”.
Manusia
adalah satu-asatunya makhluq Allah yang paling sempurna, karena ia dilengkapi
dengan akal. Karena mempunyai akal inilah, maka manusia diharuskan untuk
memikirkan tentang bagaimana dirinya dan seluruh ala mini diciptakan, dan siapa
pula Yang Telah Menciptakannya.
Perhatikan
firman Allah dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 28,
yang artinya :
Mengapa
kamu fakir kepada Allah, padahal tadinya kamu mati. Lalu Allah hidupkan kamu,
kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nya kamu
dikembalikan”.
Perlu
diketahui, bahwa segala sesuatu yang diturunkan Allah kepada manusia itu ada
hubungannya dengan sifat-sifat Allah. Dan dalam hal ini dibagi menjadi dua
bagian yaitu :
1.
Sesuatu
yang sesuai dengan kehendak nafsu atau tabiat, atau yang disebut dengan pemberian
atau karunia. Dari pemberian atau karunia ini akan tercermin sifat-sifat Allah
Yang Maha Pengasih. Maha Penyayang, Maha Pemurah, dan Maha Adil kepada manusia.
2.
Sesuati
yang bertentangan dengan kehendak nafsu atau tabiat, atau yang disebut dengan
penolakan. Dan penolakan ini akan tercermin sifat-sifat Allah Yang Maha
Perkasa, Maha Kuasa, Maha Agung dan Maha Berdiri Sendiri.
Dengan
berpikir tenteng bagaimana kita diciptakan dan tentang sifat-sifat Yang
Menciptakan, maka dengan kedua jalan ini kita akan dapat melihat atau
berma’rifat kepada Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar