Rahmat Mulyadi

Rahmat Mulyadi

Rabu, 24 April 2013

88. SALAH SATU JALAN UNTUK MENGETAHUI SANG MAHA PENCIPTA



Mata a’thka asyhadaka birrahu wamata mana’aka asyhadaka qahrahu fahuwa kulli dzaalika muta’arrifun wamuqabbilun biwujuudi luthfihi ‘alaika.

Artinya : Apabila Allah memberimu, niscaya Dia buktikan kepadamu akan kebaikan-Nya. Dan apabila dia menolakmu, niscaya dia buktikan pula kepadamu akan kekuasan-Nya. Maka dia (Allah) di dalam semua itu memperkenalkan kepadamu dengan menghadapkan dengan wujudnya sifat kehalusan-Nya kepadamu”.

Manusia adalah satu-asatunya makhluq Allah yang paling sempurna, karena ia dilengkapi dengan akal. Karena mempunyai akal inilah, maka manusia diharuskan untuk memikirkan tentang bagaimana dirinya dan seluruh ala mini diciptakan, dan siapa pula Yang Telah Menciptakannya.
Perhatikan firman Allah dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 28, yang artinya :
Mengapa kamu fakir kepada Allah, padahal tadinya kamu mati. Lalu Allah hidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nya kamu dikembalikan”.

Perlu diketahui, bahwa segala sesuatu yang diturunkan Allah kepada manusia itu ada hubungannya dengan sifat-sifat Allah. Dan dalam hal ini dibagi menjadi dua bagian yaitu :
1.                   Sesuatu yang sesuai dengan kehendak nafsu atau tabiat, atau yang disebut dengan pemberian atau karunia. Dari pemberian atau karunia ini akan tercermin sifat-sifat Allah Yang Maha Pengasih. Maha Penyayang, Maha Pemurah, dan Maha Adil kepada manusia.
2.                   Sesuati yang bertentangan dengan kehendak nafsu atau tabiat, atau yang disebut dengan penolakan. Dan penolakan ini akan tercermin sifat-sifat Allah Yang Maha Perkasa, Maha Kuasa, Maha Agung dan Maha Berdiri Sendiri.
Dengan berpikir tenteng bagaimana kita diciptakan dan tentang sifat-sifat Yang Menciptakan, maka dengan kedua jalan ini kita akan dapat melihat atau berma’rifat kepada Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar