Rahmat Mulyadi

Rahmat Mulyadi

Jumat, 26 April 2013

40. AMAL YANG BAIK BISA RUSAK KARENA RIYA’



Laa tarhal min kaunin ilaa kaunin ilaa kaunin fatakuuna kahimarirraha yasiiru walmakaanulladzii irtahla ilaihi huwalladzii irtahala minhu walaakin arhal minal-akwaani minalmukawwini wa anna ilaa rabbikalmuntahaa.
Artinya : janganlah kamu berangkat dari keadaan pada keadaan yang lain. Maka jadilah kamu seperti hewan himar penarik gilingan. Ia berjalan sedang jalan yang ditempuh itu sebenarnya adalah jalan dimana dia mulai berangkat. Akan tetapi berangkatlah dari semua keadaan ini menuju kepada yang menciptakan keadaan (Alllah), sesungguhnya hanya kepada Tuhanmu tetap kamu sampai pada tujuan”.

Barang siapa yang membuat amal kebaikan, maka hendaknya mereka menyandarkan perbuatannya itu semata-mata karena Allah, dan bukan karena yang lain termasuk juga karena mengharapkan syurga. Karena syurga itu sendiri adalah juga merupakan makhluq Allah. Padahal sesuatu amal  yang ditujukan kepada selain Allah, sekali-kali amal itu takkan sampai kepada-Nya, bahkan akan sia-sia dan mendatangkan siksa.
Dalam hal ini, Rasulullah saw, pernah bersabda, sebagaimana yang tersebut dalam hadits riwayat Imam Ahmad, yang artinya :
“Sesungguhnya yang paling aku takuti atasmu ialah (syirik kecil), ialah riya’, (beribadah bukan karena Allah semata tapi untuk dilihat orang)”.
Kemudian daripada itu, untuk menghindarkan diri dari perbuatannya, kita harus menanamkan sifat (Ikhlas) sebelum beramal. Adapun perbedaan antara (Ikhlas) dengan (riya’), adalah seperti yang pernah di terangkan oleh Al-Harits Al-Muhasiby dalam bukunya “(Ar-Riaayah)”, sebagai berikut:
Ikhlas itu ialah anda menuju Tuhan dengan mentaatinya, tidak ada yang dikehendaki selain-Nya, adapun riya’ itu terbagi dua macam :
Pertama, mentaati Allah karena manusia.
Kedua, tujuannya manusia dan Tuhannya manusia, kedua-duanya termasuk amal”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar