Rahmat Mulyadi

Rahmat Mulyadi

Senin, 29 April 2013

6. Allah Berjanji Akan Mengabulkan Do’a Hambanya.



×êbû nÆCÛ|ÖbûnÆCÓC×sL
ëùº  ùaD÷cüÆùËüC  ÷³÷Õ ùôD÷©÷²üÆC øj÷Õ÷ËüC øn÷ûf÷ôD÷P  üÛøÃ÷é÷Ë
÷ö÷LD÷XùËüC ÷Ä÷Æ ÷ÛùÖ÷¤ ÷Ýøæ÷º ÷Äùrü F÷êùÆDúMùXüÝøÕ ùôD÷± ûøjÆC
ëùº÷Ü ÷Äùsü»÷ÚùÆ øäømD÷Qüg÷P D÷Öüêùº÷Ë ÷Ä÷Æ øäømD÷Qüg÷é D÷Öüêùº
.øjüéùnøP èùlû÷ÆC ùRü¾÷ÝüÆC ëùº ÷Ë  øjüéùnøé  èùlû÷ÆC ùRü¾÷ÝüÆC
Laa yakun ta-akh-kharul amadul ‘athaa-i ma’al lilhahi fiiddu’a-i muujibaan liya’-sika fahuwa dhamina lakal lijaabata fiima yakhtaruhu laka laa fiimaa takhtaru linafsika wafiil waqtil ladzii yuriidu laa fiil waqtil ladzii turiidu.

Artinya : “Terlambatnya masa pemberian Allah di mana engkau telah bersungguh-sungguh dalam berdo’a, itu janganlah menyebabkan engkau berputus asa (dalam berdo’a). maka ketahuilah bahwa Allah itu telah menanggung kepaamu akan mengabulkan semua do’a terhaap apa yang Allah pilihkan untuk dirimu (sendiri), dan paa waktu yang Dia kehenaki bukan pada waktu yang engkau kehendaki”.

Berikut ini adalah beberapa firman Allah yang berhubungan dengan do’a:
1.            Dalam Surat Al_Baqarah ayat 186, yang artinya :
 “Dan jika hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (katakanlah) bahwasanya Aku adalah (dekat). Aku mengabulkan permintaan orang yang berdo’a jika ia berdo’a kepada-Ku. Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku dan hendaklah mereka beriman kepaa-Ku, agar merka senantiasa berada dalam kebenaran”.
2.            Dalam Surat Al-Mu’min ayat 60, yang artinya :
         “Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan do’amu”.
Berdo’a termasuk ibadah, dan itu juga merupakan senjata orang mu’min. dalam hal melakukan atau memerlukan apa saja, hendaknya kita terlebih dulu bero’a agar apa yang kita inginkan dipenuhi oleh Allah.
Namun hendaknya kita jangan berputus asa, jika seanainya do’a yang kita panjatkan itu belum dikabulkan. Hal itu hanya soal waktu saja. Sebab adakalanya do’a itu ada yang dipercepat pemnuhannya ada pula yang diperlambat. Bahkan aa yang baru dipenuhi di alam akhirat nanti. Dan ini adalah sebaik-baik waktu dipenuhi do’a seseorang.
Seandainya saja orang yang berdo’a itu tahu dan mengerti, bahwa do’a yang dipnuhi atau dikabulkan di akhirat aitu lebih baik dari pada dikabulkan ketika di dunia, niscaya mereka akan berharap do’anya dikabulkan di akhirat saja”.
Sedikitpun kita tiaa berkuasa memaksa Allah agar segera memenuhi do’a kita. Soal cepat atau lambat, semua itu aalah menurut kehendak Allah, bukan menurut kehendak kita. Dan kalau Allah sudah berkehendak, siap lagi yang akan mampu menghalangi atau mencegah? Tak ada sesuatupun atau seseorangpun.
Sungguh kita harus bersyukur, bahwa apa yang ditentukan Allah dan yang juga dilihkan Allah adalah sebaik-baik ketentuan dan juga sebaik-baik pilihan. Walaupun terkadang kelihatannya tidak mengenakkan, namun di balik itu terdapat hikmah yang pasti akan kita rasakan di kemudian hari.
Perhatikan dan renungkan firman Allah yang tersebut dalam Al-Quran Surat Al-Baqarah ayat 216 berikut ini :
Artinya :“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal (sebenarnya) ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menynangi sesuatu, padahal (sebenarnya) ia amat buruk bagimu. Allah mengtahui seang kamu tiada mengetahui”.
Juga alam sebuah hadits diterangkan, bahwa pernah Rasulullah saw. Bersaba : “Tiada seorang pun yang berdo’a melainkan Allah pasti akan mengabulkan do’anya atau dihinarkan bahaya dari padanya atau di ampuni sebagian dosanya selama ia tidak berdo’a untuk sesuatu yang menjurus kepaa dosa atau untuk memutuskan hubungan sanak famili”.
Alam sebuah Atsar juga disebutkan: “Sesungguhnya seorang hamba Allah berdo’a kepada Tuhannya Azza wajalla, maka berkatalah Allah kepada Malaikat-Nya : Perkenankanlah keinginan hamba-Ku itu, tetapi janganlah diberikan segera. Tahan agak lama, karena Aku sangat suka mendengarkan do’anya”. 
Memang sesuai dengan janji-Nya sendiri, bahwa setiap do’a akan dikabulkan. Akan tetapi walau demikian terapat macam-macamnya :
1.            Do’a yang cepat dikabulkan.
 Misalnya, do’a orang yang teraniaya , karena tidak ada hijab (penghalang) antara orang teraniaya tersebut dngan Allah.
2.            Do’a yang lambat dikabulkan. Misalnya,
do’a Nabi Nuh agar Allah menghancurkan kaum-Nya. Do’a ini baru dikabulkan setelah memakan waktu kurang lebih (40 th).
3.            Do’a yang sama sekali belum dikabulkan.
Misalnya sebagaimana tersebut di dalam Hadits Riwayat Muslim, bahwasanya Rasulullah saw. Pernah bersabda : “Ssungguhnya Allah Yang Maha Tinggi itu baik, tidak mnerima ssuatu kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah telah memerintah orang-orang mukmin serupa dngan yang diperintahkan : Wahai para Rasul, makanlah dari segala sesuatu yang baik, dan bekerjalah kamu dengan pekerjaan yang baik. Allah telah berfirman : Hai orang-orang yang beriman, makanlah dari apa-apa yang baik yang telah kami rizqikan kepadamu. Kemudian beliau mnceritakan seorang laki-laki yang telah jauh perjalanannya, berambut kusut penuh dengan debu. Dia menadahkan kedua tangannya ke langit dan berkata : Wahai Tuhan-Wahai Tuhan, sedangkan makanannya haram, minumnya haram, pakaiannya haram, dan dikenyangkan engan barang yang haram. Maka bagaimana ia akan di terima permintaannya”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar