Annuurul
kasyfu walbashiiratu lahal hukhukmu walqalbul-aqbalu wal-adbaaru.
Artinya : “Nur (cahaya) itu baginya sebagai pembuka,
bashirah (penglihatan hati) itu baginya sebagai hikmah (kefahaman) dan hati
baginya sebagai pelaksana (penerima) dan penolak (pnentang)”.
Nur cahya yang merupakan anugrah dari Allah, dapat
berfungsi sebagai pembuka mata hati manusia dalam melihat perkara-perkara yang
samara, misalnya kebaikan taat dan keburukan maksiat. Adapun nur (cahaya) ini
sumbernya adalah berasal dari ilmu, sehingga oleh para ahli hikmah dikatakan,
bahwa ilmu itu merupakan cahaya.
Sedangkan bashirah (penglihatan hati) berfungsi untuk
memahami perkara-perkara yang samara. Dan bashirah ini dapat berfungsi kalau
ada sinar batin yang memancar dari dalam hati sseorang, sebagaimana mata juga
baru bias melihat kalau mendapat cahaya atau sinar.
Adapun hati berfungsi sebagai penerima atau penolak
(penyeleksi) dari segala sesuatu yang terlihat. Dan mudah-mudahan hati yang
kita miliki ini dapat menjalankan fungsinya dengan baik, sehingga dapat
menerima segala petunjuk kebaikan dan menolak segala suatu yang buruk. Dengan
demikian kita akan selamat (tidak termasuk) ke dalam golongan orang-orang yang
disindir Allah dalam Al-Quran Surat Al-An’am ayat 25, yang arinya :
Di antara mereka, ada orang yang mendngarkan
(pengajaran) engkau dan Kami adakan tutup atas (mata) hati mereka, sehingga
mereka tiada mengerti apa-apa dan (Kami letakkan) sumbatan di telinga mereka.
Jika mereka lihat beberapa yata (keterangan), mereka tiada beriman kepadanya.
Sehgingga apabila mereka dating kepada engkau hendak membahtahmu, maka
orang-orang yang kafir itu berkata : Ini tidak lain, hanya kabar dongeng
orang-orang dahulu”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar