Min ‘alamaati
mautil qalbi ‘adamulhuzni ‘alaa maafataka minal muaafiqaati watarkunnadami
‘alaa maafa’altuhu min wujuudizzallaati
Artinya : “Sebagaimana dari tanda-tanda matinya hati
adalah tidak adanya kesediaan (sudah) atas apa yang ditinggalkan oleh kamu dari
semua ketaatan, dan meninggalkan penyesalan-pnyesalan terhadap apa yang kamu
telah menjalankannya dari wujudnya semua kesalahan (dosa atau maksiat)”.
Apabila ada seseorang yang apabila berbuat dosa atau
kemaksiatan, kemudian di dalam hatinya tidak ada rasa penyesalan, maka yang
demikian ini menandakan, bahwa hati orang tersebut telah mati.
Hal tersebut di atas adalah merupakan kebalikan dari
keadaan hati orang mukmin, yang apabila mereka berbuat kebaikan maka mereka
akan merasa gembira, dan apabila berbuat kmaksiatan maka hatinya akan merasa
menysal dan sedih.
Di anrtara sbab-sebab yang dapat mengakibatkan
matinya hati seseorang, adalah sebagaimana yang disabdakan Rasulullaah saw,
berikut ini, yang artinya :
“Janganlah kamu memperbanyak tertawa, karena
sesungguhnya kebanyakan tertawa itu akan mengakibatkan matinya hati”.
Selain itu, yang dapat mnybabkan matinya hati
seseorang adalah karma terlalu panjang angan-angannya, sehingga ia lupa akan
kewajibannya terhadap Allah.
Perhatikan firman Allah dalam Al-Quran Surat Al-Kahfi
ayat 28, yang artinya :
“Janganlah kamu mengikuti orang yang aku lalaikan
hatinya dari mengingat kepada-Ku. Orang (yang demikian itu) hanya menurutkan
hawa nafsunya dan perbuatannya itu (pada umumnya) sedah di luar batas”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar