Akwaanu zhahiru
haaghirratun wabathinuhaa ghibratu, fan-nafsu tanzhuru ilaa zhaahiri
ghirratihaa, walqalbu yanzhuru ilaa baathini ‘ibratihaa.
Artinya
: Segala perkara yang ada di dunia ini pada lahirnya adalah tipuan, sedang pada
bathinnya adalah sebagai pelajaran. dalam dua hal itu maka nafsu melihat kepada
yang lahir sebagai tipuannya sedang hati melihat kepada batinnya sebagai
pelajaran yang terkandung di dalamnya”.
Dilihat
pada lahirnya, dunia ini sangat indah dan mempesona, sehingga banyak manusia
yang tergiur dan mempesona, sehingga banyak manusia yang tergiur dan terpedaya
olehnya. Pada kalau kita mau melihat lebih dalam lagi, yakni pada batinnya,
maka akan nampaklah bahwa dunia itu tidak lain hanyalah tipuan kosong belaka.
Karena
itu, sebagai hamba yang beriman hendaknya kita melihat dunia ini pada batinnya
agar mendapatkan petunjuk yang terkandung di dalamnya, sehingga pada hari
kiamat kelak kita termasuk orang-orang yang beruntung.
Perhatikan
firman Allah dalam Al-qur’an surat
Ali Imran ayat 185, yang artinya :
Tiap-tiap
yang berjiwa akan merasakan (mati). Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah
akan disempurnakan pahalamu. Barangsiapa yang dijauhkan dari neraka dan di
masukkan kedalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Tiadalah kehidupan
dunia ini, melainkan kesenangan yang memperdayakan”.
Sehubungan
dengan hal ini, Abu Tholib al-Makki pernah berkata : Barangsiapa yang
menyaksikan dunia pada awal sifatnya, ia tidak akan tertipu pada akhirnya. Dia
barangsiapa mengatahui hakekat dunia pada batinnya, ia tidak akan heran dan
takjub pada lahirnya (yang penuh dengan keindahan itu). Dan barangsiapa
dibukakan baginya dengan akibat yang disebabkan atau ditimbulkan dunia, maka ia
tidak akan terpikat oleh keindahan-keindahannya”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar