Rahmat Mulyadi

Rahmat Mulyadi

Jumat, 26 April 2013

60. DALAM MENERIMA NIKMAT DARI ALLAH HARUS DISERTAKAN DENGAN RASA TAKUT AKAN ISTIJROD-NYA



Khaf min wujuudi ihsaanihi ilaika wadawaami isaa-atika ma’ahu anyakuuna dzaalika istijrajaa laka sanastad rijuhum min haitsu laaya’lamuuna.

Artinya : Takutlah kamu dari wujudnya kebaikan (kenikmatan) yang diberikan oleh Allah kepadamu, padahal kamu tetap dalam mengerjakan kemaksiatan kepada-Nya, dimana semua itu akan menjadi istidroj kepadamu, (sebagaimana firman Allah): Nanti aku akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka ketahui”.

Istijrod (jawa : dilulu/dibingbong) adalah berarti, membiarkan seseorang berjalan menuju kesesatan dengan memberikan kenikmatan yang besar. Sehingga dengan kenikmatan yang besar itu ia tidak sadar bahwa dirinya telah banyak berbuat kesalahan yang dapat menyebabkan ia masuk ke dalam neraka.
Adapun orang yang merasa takut akan mendapat istidroj dari Allah adalah oaring yang apabila mendapat kenikmata, ia lalu bersyukur dan menggunakan kenikmatan tersebut sebagai jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Sehingga kenikmatan tersebut tidak dapat menyesatkannya ke jalan yang tidak diridhai-Nya.
Sehubungan dengan hal ini, Allah telah memberikan peringatan kepada hamba-Nya agar selalu berhati-hati dalam menerima kenikmatan yang diperolehnya, sebagaimana yang terdapat dalam Al-Qur’an Surat Al-An’am ayat 44, yang artinya : “Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong. Maka ketika itu mereka terdiam berputus asa”.
Juga dalam surat Al-A’raf ayat 182, yang artinya :
“Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, nanti Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan) dengan cara yang tidak mereka ketahui”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar