Rahmat Mulyadi

Rahmat Mulyadi

Jumat, 26 April 2013

38. BERBAIK SANGKA KEPADA ALLAH



Inlam tuhsin zhannaka liajli husni washfihi fahassin zhannaka bihi liwujuudi mu’aamalatika ma’aka fahal ‘awwadaka illaahasanan wahal asdaa ilaika illaamananaan.
Artinya : Jika kamu tidak berbaik sangka kepada Allah karena sifat-sifat-Nya yang baik itu, maka berbaik sangkalah kamu kepada-Nya karena nikmat yang telah dilimpahkan kepadamu. Maka tidaklah Dia membiasakan kepadamu melainkan kebaikan. Dan tidaklah Dia mengenakan kepadamu melainkan berbagai macam pemberian”.

Kita semua tntu telah tahu dan yaqin, bahwa Allah itu mempunyai sifat Rahman dan Rahim (Pengasih dan Pnyayang). Dengan sifat Rahman-Nya Dia memberikan karunia yang begitu besar kepada hamba-hamba-Nya, baik yang beriman maupun yang kafir. Sedangkan sifat Rahim-Nya hanya Dia berikan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman dan bertaqwa di akhirat nanti.
Dengan mengingat nikmat yang begitu besar tersebut, sebagai hamba yang beriman sudah seharusnya apabila kita senantiasa berbaik sangka kepada-Nya. Dan jangan sekali-kali kita menyamakan diri kita dengan orang kafir, yang apabila ditimpa kesusahan mrka akan mengatakan : “Wahai, celakalah kami, Allah sudah bosan sehingga tidak memprdulikan kami”. Padahal sebenarnya sudah tidak terhitung lagi nikmat Allah yang sudah diberikan kepadanya.
Adapun berbaik sangka kepada Allah itu terbagi menjadi dua, yakni :
1.                  Berbaik sangka dari golongan khos atau tertentu, seperti orang-orang shaleh, yang beriman dan bertaqwa. Apabila mereka-mereka itu mengalami sesuatu hal, baik menyenangkan maupun menyusahkan, maka akan bertambah cinta dan tawakkalnya kepada Allah.
Berbaik sangka dari golongan awam (umum). Hanya apabila mereka mengalami ssuatu hal yang menyenangkan mereka mau bersyukur

Tidak ada komentar:

Posting Komentar