Inlam tuhsin
zhannaka liajli husni washfihi fahassin zhannaka bihi liwujuudi mu’aamalatika
ma’aka fahal ‘awwadaka illaahasanan wahal asdaa ilaika illaamananaan.
Artinya : Jika kamu tidak berbaik sangka kepada Allah
karena sifat-sifat-Nya yang baik itu, maka berbaik sangkalah kamu kepada-Nya
karena nikmat yang telah dilimpahkan kepadamu. Maka tidaklah Dia membiasakan
kepadamu melainkan kebaikan. Dan tidaklah Dia mengenakan kepadamu melainkan
berbagai macam pemberian”.
Kita semua tntu telah tahu dan yaqin, bahwa Allah
itu mempunyai sifat Rahman dan Rahim (Pengasih dan Pnyayang). Dengan
sifat Rahman-Nya Dia memberikan karunia yang begitu besar kepada
hamba-hamba-Nya, baik yang beriman maupun yang kafir. Sedangkan sifat Rahim-Nya hanya Dia berikan kepada
hamba-hamba-Nya yang beriman dan bertaqwa di akhirat nanti.
Dengan mengingat nikmat yang begitu besar tersebut,
sebagai hamba yang beriman sudah seharusnya apabila kita senantiasa berbaik
sangka kepada-Nya. Dan jangan sekali-kali kita menyamakan diri kita dengan
orang kafir, yang apabila ditimpa kesusahan mrka akan mengatakan : “Wahai,
celakalah kami, Allah sudah bosan sehingga tidak memprdulikan kami”. Padahal
sebenarnya sudah tidak terhitung lagi nikmat Allah yang sudah diberikan
kepadanya.
Adapun berbaik sangka kepada Allah itu terbagi
menjadi dua, yakni :
1.
Berbaik sangka
dari golongan khos atau tertentu, seperti orang-orang shaleh, yang beriman
dan bertaqwa. Apabila mereka-mereka itu mengalami sesuatu hal, baik
menyenangkan maupun menyusahkan, maka akan bertambah cinta dan tawakkalnya
kepada Allah.
Berbaik sangka dari
golongan awam (umum). Hanya apabila mereka mengalami ssuatu hal yang
menyenangkan mereka mau bersyukur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar