Laatatrukadz-dzikra
li’adami hudhuurika ma’allaahi fiihi li-anna ghaflataka ‘an wujuudi dzikrihi
asyaddu min ghaflatika . fii wujuudi dzikrihi fa’asaa an yarfa’aka min dzikrin
ma’a wujuudi ghaflatin ilaa dzikrin ma’a wujuudi hudhuurin ma’a wujuudi
hudhuurin ilaa dzikrin ma’a wujuudi ghaibatin ‘ammaasiwaalmadzkuuri
wamaadzaalika ‘alaallaahi bi’aziizi.
Artinya : Janganlah engkau tinggalkan dzikir
disebabkan karena hatimu tidak hadir bersama-sama Allah di dalam dzikir.
Sesungguhnya kelalaianmu kepada Allah tanpa adanya dzikir itu sangat berbahaya,
daripada kelalaianmu kpada Allah masih adanya dzikir kepada-Nya. Smoga Allah
mengangkatmu dari dzikir yang disertai dengan kesadaran (ingat kepada Allah),
dan dari dzikir yang disertai kesadaran menuju kepada dzikir yang disertai
kesadaran hati kepada-Nya menuju kepada dzikir yang disertai adanya keghoiban
dari selain yang telah tersebut. Dan demikian itu tidaklah sukar bagi Allah”.
Dzikir (ingat) kepada Allah adalah merupakan jalan
terdekat untuk menuju kepada Allah. Karena dngan dzikir atau ingat kepada Allah
itu kita akan selalu berhati-hati dalam melangkah dan berbuat. Selain itu, kita
juga akan selalu memperhatikan, apakah langkah dan perbuatan kita tersebut
sesuai dengan garis-garis yang telah ditentukan oleh Allah.
Dengan demikian, kalau kita mau menjaga diri agar
tidak melanggar ketentuan-ketentuan Allah dan selalu memperhatikan dan
melaksanakan perintah-perintah-Nya, maka Allah pun akan menjaga diri kita dan
memperhatikan kebutuhan-kebutuhan kita. Hal ini sesuai dengan firman-Nya yang
tersebut dalam Al-Quran Surat Al-Baqarah ayat 152, yang artinya :
“Karena itu ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya aku
ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu
mengingkari (nikmat_Ku”.
Juga dalam Surat Al-Ahzaab, Allah memerintahkan
kepada orang-orang yang beriman untuk berdzikir (menyebut nama Allah) dengan
dzikir yang sebanyak-banyaknya.
Selain itu, sehubungan hal ini Allah juga berfirman
dalam Hadits Qudsi, yang artinya :
“Aku (Allah) selalu mnuruti sangkaan hamba-Ku
kepada-Ku. Dan Aku menyertainya ketika ia berdzikir kepada-Ku. Dan jika ia
ingat kepada-Ku di dalam jiwanya, maka Aku mengingatnya di dalam Dzat-Ku. Dan jika
ia ingat kepada-Ku di tempat ramai, Aku pun mengingatnya ditempat ramai yang
lebih baik daripadanya. Jika mendekati kepada-Ku sejengkal, Aku pun akan
mendekat kepadanya Shasta. Jika ia mendekat kepada-Ku sehasta, maka Aku pun
mendekat kepadanya satu depa. Dan jika ia dating kepada-Ku dengan berjalan. Aku
pun akan dating kepadanya dengan berlari cepat”.
Dengan mengingat kepada Allah, maka secara otomatis
hati kita pun akan menjadi ingat bahwa suatu saat kita akan menghadap
kepada-Nya untuk mempertanggungjawabkan amal perbuatan kita. Dalam hal
mengingat mati ini Rasulullah saw, pernah bersabda, yang artinya :
“Orang cerdik ialah yang terbanyak ingatnya terhadap
kematian, terbaik persiapannya untuk menghadapi (kematian) itu. Merekalah
orang-orang yang pergi meninggalkan dunia dengan membawa kemuliaan dunia serta
mendapat kenikmatan di akhirat”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar