Rahmat Mulyadi

Rahmat Mulyadi

Senin, 29 April 2013

11. MANFAAT BERUZLAH (MENGASINGKAN DIRI)



þñüê÷v ÷NüÇ÷¾ ÷³÷»÷ÙD÷Õ , ×êbû nÆCÛ|ÖbûnÆCÓC×sL
\õ÷n@üÃùº  øØ÷Ìüê@ùÕ  D÷æ@ùL øÈøfüj@÷é  \ö@@@÷Æüpø± ÷ÈüUùÕ
Maa nafa’a qalba syai-un mitsla ‘azlatin yad khulubiha miilaanu fikratin.

Artinya : Tidak ada sesuatu yang dapat mendatangkan manfaat pada hati seseorang hanyalah uzlah (mengasingkan diri). Sebab dengan adanya uzlah itu (manusia) bisa berfikir secara luas”.
Yang dimaksud beruzlah di sini  adalah mengasingkan diri dari pergaulan masyarakat agar tercapai ketenangan hati dan fikiran yang jernih yang tidak tercemari oleh bergelimangnya nafsu dunia”.
Sholeh bin Abdil Qudus, seorang sastrawan arab pernah berkata :“Takutlah kamu bertemu dengan orang yang jahat karena kejahatan itu bisa menular, sebagaimana menularnya penyakit ke dalam tubuh seseorang”.
Walaupun begitu, tidak semua pergaulan harus dihindari. Bahkan kepada orang-orang yang beriman, yang bertaqwa, dan kepada sanak famili kita patut mempergaulinya dengan baik. Karena engan bergaul dengan mereka itu kita dapat mengambil manfaat dan pengetahuan atau pelajaran yang kita ketahui.
Pembaca, setiap malakukan sesuatu npasti ada tujuannya. Demikian pula dengan uzlah ini. Dan tujuan utama dari uzlah tersebut aalah agar kita dapat berfikir dengan tenang dalam merenungkan apa arti hidup ini sehingga bisa lebih mendekatkan diri kepada Dzat Pencipta Seluruh Alam ini atau yang dalam istilah agama dengan (tafakur).
Sehubungan dengan tafakur ini, seorang ulama besar bernama Hasan Al-Basyri berkata : “Tafakur itu seperti cermin yang dapat menunjukkanmu dan kejelekanmu. Dengan cermin itu pula manusia dapat melihat keagungan dan kebesaran Allah. Yang Maha Tinggi. Ia bertafakur mengenai semua tanda-tanda yang diciptakan Allah. Dan dengan cermin itu pula manusia dapat melihat tanda-tanda Allah baik yang jelas maupun yang samar. Maka dengan cara itu ia dapat mengambil manfaat dari berbagai macam tingkah laku yang luhur, sehingga bersihlah penyakit hatinya (dari sifat-sifat tercela). Sehingga ia berlaku lurus di dalam taat kepada Tuhannya”. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar