þñüê÷v ÷NüÇ÷¾ ÷³÷»÷ÙD÷Õ , ×êbû
nÆCÛ|ÖbûnÆCÓC×sL
\õ÷n@üÃùº
øØ÷Ìüê@ùÕ D÷æ@ùL øÈøfüj@÷é \ö@@@÷Æüpø± ÷ÈüUùÕ
Maa nafa’a qalba syai-un mitsla ‘azlatin
yad khulubiha miilaanu fikratin.
Artinya
: Tidak ada sesuatu yang dapat mendatangkan manfaat pada hati seseorang hanyalah uzlah (mengasingkan
diri). Sebab dengan adanya uzlah
itu (manusia) bisa berfikir secara luas”.
Yang
dimaksud beruzlah di sini adalah mengasingkan
diri dari pergaulan masyarakat agar tercapai ketenangan hati dan fikiran
yang jernih yang tidak tercemari oleh bergelimangnya nafsu dunia”.
Sholeh bin Abdil Qudus, seorang
sastrawan arab pernah berkata :“Takutlah kamu bertemu dengan orang yang jahat
karena kejahatan itu bisa menular, sebagaimana menularnya penyakit ke dalam
tubuh seseorang”.
Walaupun
begitu, tidak semua pergaulan harus dihindari. Bahkan kepada orang-orang yang
beriman, yang bertaqwa, dan kepada sanak famili kita patut mempergaulinya
dengan baik. Karena engan bergaul dengan mereka itu kita dapat mengambil
manfaat dan pengetahuan atau pelajaran yang kita ketahui.
Pembaca,
setiap malakukan sesuatu npasti ada tujuannya. Demikian pula dengan uzlah ini.
Dan tujuan utama dari uzlah tersebut aalah agar kita dapat berfikir dengan
tenang dalam merenungkan apa arti hidup ini sehingga bisa lebih mendekatkan
diri kepada Dzat Pencipta Seluruh Alam ini atau yang dalam istilah agama dengan
(tafakur).
Sehubungan
dengan tafakur ini, seorang ulama besar bernama Hasan Al-Basyri berkata : “Tafakur itu seperti cermin yang dapat
menunjukkanmu dan kejelekanmu. Dengan cermin itu pula manusia dapat melihat
keagungan dan kebesaran Allah. Yang Maha Tinggi. Ia bertafakur mengenai semua
tanda-tanda yang diciptakan Allah. Dan dengan cermin itu pula manusia dapat
melihat tanda-tanda Allah baik yang jelas
maupun yang samar. Maka dengan cara
itu ia dapat mengambil manfaat dari berbagai macam tingkah laku yang luhur,
sehingga bersihlah penyakit hatinya (dari
sifat-sifat tercela). Sehingga ia berlaku lurus di dalam taat kepada Tuhannya”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar