×êbû nÆCÛ|ÖbûnÆCÓC×sL
ùçüêù¥üÖøé
÷Äüêùº þm÷j÷¾ øç÷Æ÷ÜûËùC
ùçüéùjüMøP \tü»÷Ù üÛùÕD÷Õ
÷Äø²ùQ@@ü¿øé
÷ÄùÆ÷k û÷ØùD÷ºùmD÷êüµ÷ËüC
ø´üÜønøº øNû÷¾÷n÷Q÷P÷Ë
ùçüêùº
÷ÄøÖüêù¿øÕ D÷Öüêùº øç÷Æ
ùö÷M÷¾C÷nøÖüÆC ùiüÝøXøÜ üÛ÷±
Maa min nafsin tubdiihi illawalahu qadarun
fiika yumdhiihi laa tataraqqabu furuughul-aghyaari fainna dzaalika yuqthi’uka
‘an wujuudil muraqabati lahu fiimaamuqiimuka fiihi.
Artinya
: “Tidaklah ada satu jiwa pun yang kamu lepaskan (tampakkan), melainkan bagi
setiap jiwa itu ada ketentuan (Allah) yang akan melestarikannya padamu.
Janganlah menunggu hilangnya penghalang untuk melaksanakan perjalananmu untuk
menuju kepada Allah Yang Maha Tinggi. Sesungguhnya yang demikian itu akan
memutuskan kamu dari kewajibanmu menuju kepada Allah di dalam apa yang Allah
meletakkan (menempatkanmu) di dalamnya”.
Sesungguhnya
tidak ada jalan yang tidak berpenghalang. Begitu pula dengan perjalanan
seseorang yang sedang menuju kepada Allah. Dalam perjalanannya tersebut mereka
pasti menemui halangan dan rintangan yang kesemuanya itu merupakan (ujian) dari
Allah. Tinggal kini apakah mereka itu akan mampu mengatasi halangan dan
rintangan tersebut ataukah tidak.
Perhatikan
Firman Allah dalam Al-Quran Surat
Al-Anbiya ayat 35, yang artinya :
“Kami
(Allah) akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang
sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami (Allah) kamu akan dikembalikan”.
Dengan
demikian telah nyata dan jelas bagi kita, bahwa ada dua macam cobaan, yakni
keburukan (misalnya kemiskinan,
kelaparan, kegagalan dan sebagainya).
Namun
demikian hendaklah kita tetap mawas diri dan waspada sehingga mampu mengatasi
berbagai macam cobaan tersebut sehingga perjalanan kita dalam menuju kepada Allah
bisa terlaksana dengan baik”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar