Man wajada
tsamrata ‘amalihi ‘aajilan fahuwa daliilun ‘alaa wujuudil qubuuli ajilaan.
Artinya : Barangsiapa menemukan (merasakan) buah
amalnya sekarang (di dunia) mereka itu adaloah sebagai petunjuk di terimanya amal
oleh Allah kelak”.
Apabila
seseorang dapat merrasakan manisnya amal dari hasil perbuatannya dan tidak
berat atau bosan untuk mengerjakannya, maka hal itu menjadi pertanda bahwa amal
yang diperbuatnya tersebut diterima oleh Allah. Dan di akhirat ia akan menerima
balasan yang berlipat ganda.
Untuk mengerjakan amal-amal tersebut tentu saja
diperlukan kesabaran. Sabar dalam berkorban, sabar dalam memerangi hawa nafsu
dan juga sabar dalam menderita. Dan barangsiapa yang mau bersabar, maka ia
patut bergembira dengan sabda Rasulullah berikut ini, yang artinya : Sabar itu
satu perbendaharaan dari perbendaharaan syurga”.
Dalam
hal ini sebagian ahli ma’rifat berpendapat : “Tiada sesuatu kebaikan melainkan
sesudahnya ada akibat yang membutuhkan kesabaran. Barangsiapa yang bersabar
dalam menanggung keberatannya, pasti dia akan mencapai kepuasan dan kemudahan.
Sesungguhnya yang demikian itu harus dengan memerangi nafsu, mau menderita di
dalam meninggalkan keduniaan, kelezatannya dan kenikmatannya”.
Abu Thurab r.a.
pernah berkata :
“Apabila
seorang hamba bersungguh-sungguh dalam suatu amal niscaya dia akan merasakan
kemanisan amalnya, niscaya dia akan menemukan kemanisan amal sewaktu
mengerjakannya. Amal yang beginilah yang bakal diterima berkat karunia Allah”.
Dengan
demikian, kita dapat menjenguk ke dalam hati sendiri, apakah sudah merasakan
manisnya amal yang kita perbuat ataukah belum. Jika sudah, berarti kita harus
lebih bersungguh-sungguh, lebih sabar dan lebih ikhlas dalam beramal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar