Rahmat Mulyadi

Rahmat Mulyadi

Senin, 29 April 2013

12. HATI YANG TERCEMAR OLEH NAFSU DUNIAWI TIDAK AKAN MEMPEROLEH NAUNGAN DARI ALLAH



×êbû nÆCÛ|ÖbûnÆCÓC×sL
ëùº øç÷²ùM÷©üÚøÕ ùØC÷ÝüÂ÷ËC øm÷Ýøz þNüÇ÷¾ ø½÷nüw÷é ÷¼üê÷Â
þÈû÷M@÷ÃøÕ ÷Ýøå÷Ü ùÓCë÷ÆùC øÈ÷bün@÷é ÷¼üê@÷ üÔ÷C ùç@ùP÷ôünùÕ
ùõ÷nü¥÷b  ÷È÷füj÷é üØ÷C  ø³÷Öü©÷é  ÷¼üê÷ üÔ÷C  ùçùPC÷Ý÷æ÷wùL
ùçùP÷Ì÷»÷µ ùö÷LD÷Ú÷X üÛùÕ ünû÷æ÷©÷Q÷é ü×÷Æ  ÷Ýøå÷Ü ë÷ÆD÷²÷P ùÓC
÷Ýøå÷Ü ùmC÷nür÷ËüC øÀùïD÷¾÷i ÷×÷æü»÷é üØ÷C CüÝøXün÷é ÷¼üê÷ üÔ÷C
........................................ùçùP÷Ý÷»÷å üÛùÕ üNøQ÷é ü×÷Æ
Kaifa yasyraqu qalbun shuwarul akwaani muthabi’atun fii mir-atihi amkaifa yarhalu ilallaahi wahuwa mukabbalun bisyahawaati am kaifa yathma’u an yadkhula hadhratillahi ta’alaa wahuwa lam yatathahhar min janabihi ghafalatihi am kaifa yarjuu amyafhama daqa-iqul-asrari wahuwa lam yatub min hafawatihi.
Artinya : Bagaimana hati itu dapat memancarkan cahaya, padahal dalam hatinya terlukis semua gambar-gambar kepada selain Allah. Atau bagaimana orang berangkat menghadap kepaa Allah, padahal ia selalu terikat oleh “syahwat”(keinginan) atau bagaimana orang dapat mempunyai keinginan kuat agar dapat masuk ke hadirat Allah. Padahal hatinya belum suci dari janabah kelalaiannya. Atau bagaimana bisa berharap agar mengerti terhadap rahasi-rahasi yang halus, padahal ia belum bertaubat untuk menebus kesalahan-kesalahannya”.
Setiap mukmin tentu berharap bahwa hatinya dapat memancar cahaya sehingga dapat mengenal Allah melalui pancaran cahaya mata hatinya tersebut. Akan tetapi paa kenyataannya tiak semua hati bisa memancarkan cahaya. Hal ini adalah disebabkan karena hati tersebut masih tercemar an tertutup oleh lukisan-lukisan keindahan dengan segala kemewahannya.
Kalau begitu, apa yang harus dilakukan oleh seseorang agar terpancar cahaya dari hatinya untuk mengenal Allah? Yang harus dilakukan adalah :
1.            Hapuskan lukisan-lukisan dunia yang menghalang-halangi hati dari mengingat kepada Allah.
2.            Bersihkan jiwa dari kesalahan-kesalahan dan dosa-dosa, baik terhaap Allah maupun terhadap sesama manusia. Firman Allah dalam Al-Quran surat An-Nisa’ ayat 17: ”Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan yang kemudian mereka bertaubat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima taubatnya, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”.
3.            Bertaqwa kepada Allah dan berusaha mencari ilmu untuk mempelajari perkara-perkara yang ghaib. Sabda Rasulullah saw. :“Barangsiapa yang mengerjakan sesuatu yang sudah diketahui, maka Allah akan mewariskan kepadanya pengetahuan sesuatu yang belum diketahui.
4.            Mengendalikan hawa nafsu yang selalu mendorong manusia untuk berbuat maksiat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar