×êbûnÆCÛÖbûnÆCÓC×sL
ùçüê÷Ç÷± ûøÅùj÷Qüs÷éüÜ÷C ùçùL ûøÅùj÷Qüs÷é üÛ÷Õ ÷Ûüê÷L
÷ØDû÷Q÷v
÷nüÕ÷ËüC ÷R÷MüTD÷º ùçùÇüå÷CùË ûøÀ÷cüÆC
ø¹÷n÷± ùçùL ûøÅùj÷QüsøÖüÆC
ùÔ÷j÷± üÛùÕ ùçüê÷Ç÷± øÅ÷ËüjùQürùËü ÷Ü ùçùÇüz÷C
ùiüÝøXøÜ üÛ÷Õ
û÷Å÷j÷Qüsøé ëû|Q÷b ÷KD÷µ
ë÷Q÷Ö÷º ûËùC÷Ü ùçüê÷ÆùC
ùÅüÝøzøÝüÆC
ëùQû÷ÆC ÷íùåømD÷T|ËüC ÷ØüÝøÃ÷P
ëû÷Q÷b ÷jø²÷L ë÷Q÷Õ÷Ü ùçüê÷Ç÷±
.....................................................
ùçüê÷ÆùC øÈùzýüÝøP
Artinya
: Amat jauh bedanya antara orang yang berlandaskan bahwa adanya Allah itu
menunjukkan adanya alam dan orang yang berlandaskan bahwa adanya alam ini
menunjukkan adanya Allah. Adapun orang yang berlandaskan bahwa adanya Allah itu
menunjukkan adanya alam, ini dia mengerti bahwa yang haq (wujud) ini adalah
milik-Nya. Maka dari itu dia menetapkan suatu perkara yang baru itu dari pada
asalnya (yaitu yang menciptakan perkara baru). Sedangkan orang yang
berlandaskan bahwa adanya alam ini menunjukan adanya Allah itu disebabkan dia
belum sampai kepada Allah. Kalaupun tidak demikian, maka kapankah Dia itu ghaib
sehingga membutuhkan landasan guna mengetahui-Nya, dan kapan Dia itu jauh
sehingga adanya sesuatu yang ada ini bisa menyampaikan kepada-Nya”.
Segala apa yang ada dan dimiliki manusia,
tidaklah didapat secara langsung. Akan tetapi secara berangsur-angsur sesuai
dengan keadaan dan kondisi dirinya. Seorang bayi yang baru lahir, ia tak akan
begitu saja bisa melihat, mendengar, dan sebagainya. Kemudian secara
berangsur-angsur Allah memberikan kekuatan dan kemampuan pada dirinya untuk
melakukan sesuatu.
Hal
yang demikian itu merupakan nikmat yang begitu besar yang harus kita syukuri,
sebagaimana firman Allah yang tersebut dalam Al-Qur’an Surat
An-Nahl ayat 78, yang artinya :
“Dan
Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam kadaan tidak mengetahui
sesuatupun dan Dia memberi kamu pendengaran, pnglihatan dan hati agar kamu
bersyukur”.
Karena
pada dasarnya tidak manusia yang dilahirkan dalam keadaan pandai, maka manusia
diharuskan untuk banyak belajar. Dan dari sini kita bisa melihat perbedaan
antara orang yang tahu dengan orang yang tidak tahu.
Dengan
melihat dari perbedaan itulah, maka manusia dapat dibagi menjadi dua firqoh
atau golongan, yakni :
1.
Golongan orang
yang dengan kehendak Allah dapat mengenal Tuhannyasecara langsung tanpa melalui
tanda atau benda-benda wujud dalam alam ini.
2.
Golongan orang yang dalam mengenal Allah dengan melalui
tanda-tanda kekuasaan-Nya, yakni yang berupa benda-benda wujud di alam ini.
Dengan
demikian kita bisa mengambil kesimpulan,
bahwa Allah memberikan petunjuk kepada hamba-Nya melalui dua cara, yakni :
1.
Allah langsung memberikan petunjuk kepada orang yang
dikhendaki tanpa melalui perantara.
2.
Allah memberikan petunjuk dengan melalui perantara
benda-benda ciptaan-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar