Husnul ‘amali
tana-iju husnil-ahwali walahusnul-ahwali minattahaqquqi fii maqamatil-inzali
Artinya : Baiklanya suatu amal itu adalah merupakan
hasil dari baiknya keadaan hati. Sedang baiknya kadaan hati itu adalah
merupakan sebagian tanda ketetapan di dalam kdudukan (orang yang diberi cahaya
ke-Tuhanan) yang turun ke dalam hati”.
Keadaan hati sseorang bias terpancar melalui amal
yang dikerjakannya. Jika hatinya baik, maka amal perbuatannya akan baik. Begitu
pula jika di dalam hatinya terdapat sifat-sifat buruk, maka amal perbuatannya
pun akan buruk.
Sehubungan dengan keadaan hati ini, Rasulullah saw,
telah menerangkan, sebagaimana yang terdapat dalam hadits riwayat Bukhary dan
Muslim, yang artinya :
“Dari Ibnu Ababas ra. Dari Rasulullah saw, yang
meriwayatkan suatu sabda dari Tuhannya Tabaaroka Wata’ala firmannya :
Sesungguhnya Allah telah menetapkan nilai kebaikan-kebaikan dan
kjahatan-kejahatan, kemudian menerangkannya, maka barangsiapa bermaksud mengerjakan
kebaikan kemudian tidak dikerjakan, Allah mencatatnya sebagai suatu kebaikan
yang sempurna. Dan jika ia mempunyai niat untuk berbuat kebaikan lalu ia
mengerjakannya, Allah mencatatkannya nilai kebaikan itu berlipat (10x) sampai
(700x) sampai berlipat yang sangat banyak. Dan jika ia mempunyai niat untuk
melakukan kejahatan tetapi ia tidak dikerjakannya, Allah mencatatkan padanya
suatu kebaikan yang sempurna. Dan jika ia mempunyai niat berbuat kejahatan,
lalu mengerjakannya, Allah mencatatkan padanya satu kejahatan”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar