Rahmat Mulyadi

Rahmat Mulyadi

Senin, 29 April 2013

9. IKHLASH ADALAH MERUPAKAN POKOK SETIAP AMAL



øqD÷Ú@üX÷C üR÷± û÷Ý÷Ú÷P , ×êbû nÆCÛ|ÖbûnÆCÓC×sL
þm÷ÝøzøÅD÷Öü±÷Ëü÷CùÅC÷Ýüb÷Ëü ùOC÷iùm÷Ü ù° û÷Ý÷Ú÷QùÆùÅD÷Öü±÷ËüC
.D÷Öüêùº ùy÷ÌüfùËüC nùr  øiüÝøXøÜ  D÷æøbC÷Üüm÷C ÷Ü þö÷ÖùïD÷¾
 Tanawwa’at ajnaasul’amaali litanawwu’i wairadtil ahwaali al’amaalu shuwarun qa-imatun wa arwahuha wujuudu sirril ikhlashi fiiha.

Artinya: Beraneka ragam jenis amal  yang nampak itu adalah karena beraneka ragam keaaan yang datangnya ari dalam hati seseorang. Beraneka ragam amal yang nampak itu merupakan kerangka yang tegak, sedang ruhnya adalah wujudnya rahasia ikhlash yang ada di dalamnya.
Setiap amal selalu didahului dengan (niat). Tampa aa niat yang timbul dari hati, tak mungkin seseorang melakukan sesuatu. Dan niat inilah yang menjadi tolak ukur dari setiap amal perbuatan. Niat yang baik akan menghasilkan buah yang baik, begitu pula sebaliknya.
Dalam sebuah Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim, disebutkan bahwa Rasulullah saw. Bersabda: “Sesungguhnya sah atau tidaknya suatu amal adalah tergantung kepada (niatnya), dan teranggap bagi tiap orang apa yang ia (niatkan). Maka siapa yang (berhijrah) semata-mata taat kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu diterima oleh Allah dan Rasul-Nya. An siapa yang hijrah karena mencari keuntungan dunia yang dicarinya atau karena wanita yang akan dinikahi. Maka hijrahnya terhenti pada apa yang ia niatkan kepadanya”. 
Demikian, bahwa bahwa setiap amal adalah tergantung niatnya dan bukan kepada perbuatannya. Akan tetapi walau emikian, niat yang tanpa disertai dengan keikhlashan, adalah ibarat tubuh tak berjiwa. Jadi keduanya haruslah seiring dan sejalan, tidak boleh dipisah-pisahkan.
Aapun ikhlash itu sendiri, menurut Sayyid Sabiq adalah :”Menyengaja manusia dengan perkataannya. Amalnya dan jihadnya hanya karena Allah semata-mata, dan karena mengharap keridhaan. Bukan karena mengharap harta, sanjungan, pangkat, kemasyhuran, atau maju mundurnya, amalnya terangkat dari kekurangan-kekurangan dan terangkat dari akhlaq yang tercela dan dengan demikian ia mendapatkan Allah.”
Berikut ini beberapa sabda Rasulullah saw. Yang berkaitan dengan ikhlash :
“Sesungguhnya Allah tidak akan melihat bentuk badan kita dan tidak pula melihat rupa-rupa kalian, akan tetapi Dia melihat kepaa hati kalian”.
“Manusia itu seluruhnya akan binasa, kecuali mereka yang beriman mereka yang beramal seluruhnya akan binasa, kecuali mereka yang Ikhlash”.
Allah Yang Maha Bijaksana telah memberikan pelajaran bagi kita lewat binatang ternak. Betapa Dia telah memisahkan susu dari bercampurnya tahi dan darah, paahal ketiga macam benda tersebut sama-sama berada dalam satu tubuh (perut). Demikian juga dengan keikhlashan yang menyertai amal kita, janganlah sampai bercampur dengan (pamrih-pamrih) lain, seperti ingin dipuji, ingin disanjung dan sebagainya.
Berasarkan tingkatnya, ikhlash tersebut dibagi lagi menjadi tiga golongan :
1.            Keikhlasan golongan ibadah. Yakni mereka yang beramal hanya kepada Allah semata, agar amalannya tersebut dibalas oleh Allah dengan pahala (syurga) dan dihindarkan dari siksa api neraka.
2.            Keikhlasan golongan Muhibbin. Yakni mereka yang beramal hanya semata-mata karena kecintaannya kepaa Allah dan bukan mendapatkan pahala atau supaya dindarkan ari siksa api neraka.
3.            Keikhlasan ini Ma’rifat, bahwa jika mereka beramal, maka yang sekali tidak mempunyai aya kekuatan seikitpun untuk melakukan sesuatu kecuali arti ikhlash kepaa Allah, hingga Rabiah Al-Adawiyah, seorang yang menyerahkan seluruh hidup dan jiwa raganya kepada Allah, pernah berkata : Aku lebih suka masuk ke dalam neraka dengan ridha-Nya, daripada masuk ke dalam syurga akan tetapi mendapat laknat dari-Nya”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar