Rahmat Mulyadi

Rahmat Mulyadi

Jumat, 26 April 2013

56.TAMAK (RAKUS) DAPAT MENJATUHKAN SESEORANG KE DALAM JURANG KEHINAAN



Maa sabaqat aghshanu dzulli illaa ‘alaa bidzritha’min.
Artinya : tidak akan berkembang cabang-cabang kehinaan melainkan berkembang di atas biji tamak”.

(Tamak) atau rakus kepada dunia, dapat menyebabkan hati seseorang terombang ambing dan selalu dikejar-kejar nafsu untuk menumpuk harta sebanyak-banyaknya, tanpa memperdulikan apakah harta tersebut diperoleh dengan cara yang halal ataukah haram. Sehingga pada akhirnya orang yang demikian akan terjatuh ke dalam jurang kehinaan, karena bukan lagi dirinya yang menguasai dan memperalat harta, tetapi justru dirinyalah yang dikuasai dan diperalat harta.
Adapun kebalikan dari sifat tamak adalah (wara). Seseorang yang apabila di dalam hatinya terdapat sifat (wara), maka hidupnya akan tenang dan tentram tanpa terusik oleh nafsu untuk menguasai dunia (harta). Dan dalam usahanya untuk mencikupi kebutuhan hidupnya, ia akan selalu memperhatikan ketentuan-ketentuan Allah (pantang baginya mendapatkan barang atau harta yang meragukan hatinya, apalagi yang haram). Orang yang demikian inilah yang dapat mencapai derajat kemuliaan, sebagaimana derajat orang-orang mukmin.
Sehubungan dengan hal ini, Ali Abi Thalib pernah bertanya kepada Hasan Bishri yang merupakan seorang ulama besar pada jaman itu :
- Wahai Tuan Hasan Bishri, perkara apakah yang dapat menegakkan agama?
+ Yang dapat menegakkan agama adalah sifat wara?
- Dan perkara apa yang dapat merusak agama?
+ Yang dapat merusak agama adalah sifat tamak.
Dengan demikian, kita hendaknya kita membersihkan hati ini dari sifat tamak dan berusaha menanamkan sifat (wara), agar agama (Islam) yang kita cintai ini tetap tegak dengan kokoh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar