Rahmat Mulyadi

Rahmat Mulyadi

Senin, 29 April 2013

16. MENERIMA KETENTUAN ALLAH DENGAN IKHLAS.



×êbû nÆCÛ|ÖbûnÆCÓC×sL
÷Sùjücøé üØ÷C  ÷iC÷m÷C üÛ÷ÕDúðüê÷v ùÈüæ÷YüÆC  ÷ÛùÕ ÷Á÷n÷PD÷Õ
...................... ùçüêùº øÓC øä÷n÷æü¬÷C ÷nüê÷µ ùRü¾÷ÝüÆCëùº
Maatara minaljahli syai-an man arada anyuhditsa  fiilwaqti ghaira azhharahullahu fii fiihi.
Artinya:“Tidak meninggalkan kedunguan sedikitpun (sangat bodoh) orang yang menghendaki perbuatan di dalam waktu (yang telah ditentukan) menuju ke lain waktu yang Allah telah tentukan menampakkanya di dalam waktu itu”.

Adalah sudah menjadi keyakinan orang-orang mukmin, bahwa Allah adalah Dzat Yang Maha menentukan segala-galanya di dunia ini. Kehendak dan irodat-Nya sedikit pun tidak ada dapet menghalangi atau merubahnya.
“Perhatikan segala sesuatu pada sisi Allah adalah dengan ketentuan taqdir”.
Karena itu kita sebagai hamba-Nya, yang tidak mampu sedikitpu menentukan kehidupan kita sendiri. Hendaknya berusaha/berikhtiar dengan sekuat tenaga dan kemudian dengan rela dan lapang dada menerima hasilnya yang memang sudah merupakan ketentuan Allah. Dan sesungguhnya ketentuan Allah tersebut adalah juga merupakan nikmat yang harus kita syukuri, sebagaimana Rasulullah juga menyukai nikmat yang telah diterimanya:
“Ya Allah ya Tuhan kami, jagalah kami agar supaya selalu ingat kepada-Mu, dan setiap bersyukur kepada-Mu, serta jadikanlah kami termasuk orang bagus di dalam mengabdi kepada-Mu”.
Demikian itulah do’a yang sering diucapkan oleh Rasulullah pada tiap-tiap selesai melaksanakan shalat untuk mensyukuri nikmat yang telah diterimanya.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar