×êbû nÆCÛ|ÖbûnÆCÓC×sL
÷Sùjücøé üØ÷C ÷iC÷m÷C üÛ÷ÕDúðüê÷v ùÈüæ÷YüÆC ÷ÛùÕ ÷Á÷n÷PD÷Õ
...................... ùçüêùº øÓC øä÷n÷æü¬÷C
÷nüê÷µ ùRü¾÷ÝüÆCëùº
Maatara minaljahli syai-an man arada
anyuhditsa fiilwaqti ghaira
azhharahullahu fii fiihi.
Artinya:“Tidak
meninggalkan kedunguan sedikitpun (sangat bodoh) orang yang menghendaki
perbuatan di dalam waktu (yang telah ditentukan) menuju ke lain waktu yang
Allah telah tentukan menampakkanya di dalam waktu itu”.
Adalah
sudah menjadi keyakinan orang-orang mukmin, bahwa Allah adalah Dzat Yang Maha
menentukan segala-galanya di dunia ini. Kehendak dan irodat-Nya sedikit pun
tidak ada dapet menghalangi atau merubahnya.
“Perhatikan
segala sesuatu pada sisi Allah adalah dengan ketentuan taqdir”.
Karena
itu kita sebagai hamba-Nya, yang tidak mampu sedikitpu menentukan kehidupan
kita sendiri. Hendaknya berusaha/berikhtiar dengan sekuat tenaga dan kemudian
dengan rela dan lapang dada menerima hasilnya yang memang sudah merupakan
ketentuan Allah. Dan sesungguhnya ketentuan Allah tersebut adalah juga
merupakan nikmat yang harus kita syukuri, sebagaimana Rasulullah juga menyukai
nikmat yang telah diterimanya:
“Ya
Allah ya Tuhan kami, jagalah kami agar supaya selalu ingat kepada-Mu, dan
setiap bersyukur kepada-Mu, serta jadikanlah kami termasuk orang bagus di dalam
mengabdi kepada-Mu”.
Demikian
itulah do’a yang sering diucapkan oleh Rasulullah pada tiap-tiap selesai
melaksanakan shalat untuk mensyukuri nikmat yang telah diterimanya.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar