Yasthka kailaa
yubqiika ma’al qabdhi waqabdhaka kailaa yatrukuka ma’albasthi wa ahrajaka
‘anhaa kailaa takuuna lisyai-in duunahu.
Artinya
: kelapangan itu agar supaya tidak menetapkan kamu bersama dalam kesempitan.
Dan kesempitan itu agar tidak meninggalkan kamu bersama dalam kepalangan. Dan
allah meluaskan (mengeluarkan) kamu dari keduanya itu agar kamu tidak
tergantung kepada sesuatu selain Dia”.
Kelapangan
dan kesempitan adalah dua hal yang selalu beriringan. Tidak ada kelapangan
tanpa kesempitan, dan sebaliknya, tidak ada kesempitan tanpa kelapangan. Kedua
hal tersebut selalu silih berganti menimpa diri manusia, tergantung kepda
kehendak Allah.
Perhatikan
firman Allah dalam Al-Qur’an Surat Al-Israa’ ayat 30,
yang artinya :
Sesungguhnya Tuhan melapangkan rizqi kepada siapa
yang Dia kehendaki dan menyempitkannya :
sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya”.
Demikian kelapangan dan kesempitan dating silih
berganti. Hal yang demikian ini, agar manusia jika dalam keadaan lapang, tidak
lupa diri sehingga menjadi orang yang sombong, kikir dan lupa kepada
penciptanya. Dan jika dalam kesempitan, ia tidak berputus asa dari mengharap
rahmat Allah, sehingga dapat membawa dirinya kepada kekufuran.
Semoga kita termasuk orang-orang yang bersyukur
bila dalam keadaan lapang dan tetap bersabar dalam kesempitan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar