Rahmat Mulyadi

Rahmat Mulyadi

Senin, 29 April 2013

33. ASAL MULA KEMAKSIATAN DAN KETAATAN



Ashlu kulli ma’shiyati waghaflatin wasyahwatin arridha ‘aninnafsi wa ashlu kulli thaa’atin wayaqzhatin wa’iffatin ‘adamurridhaa minka ‘anhaa.

Artinya : Asal dari semua maksiat, lupa kepada Allah dan rela menuruti syahwat yang mendatanginya dari hawa nafsu. Dan asal dari setiap ketaatan, kesadaran dan menjaga diri dari syahwat itu tidak ada kerelaan darimu dalam menuruti hawa nafsu”.

Menurut para ahli ma’rifat, bahwasanya asal mula timbulnya kemaksiatan yang dilakukan seseorang itu adalah karena mereka itu berpaling dari Allah dan menurutkan kehendak hawa nafsu. Padahal sebenarnya kalau manusia itu mau berfikir dengan hati dan akal yang sehat, niscaya dia akan tahu bahwa nafsu yang tidak terkendali selalu akan menyeret manusia kedalam jurang kehancuran, kebinasaan dan juga kehinaan.
Namun demikian, tidaklah bijak kalau itu kita lenyapkan begitu saja. Karena pada dasarnya, nafsu itulah yang mendorong manusia kea rah kemajuan. Dan dalam hal ini nafsu tersebut terbagi menjadi dua macam, yakni :
1.                  Nafsu Amarah, yaitu nafsu yang cenderung untuk berbuat keburukan dan kejahatan. Perhatikan firman Allah dalam Al-Quran Surat Yusuf ayat 53, yang artinya :  dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhan, sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
2.                  Nafsu Mutmainah, yaitu nafsu yang tenang dan dapat dikendalikan, sehingga tidak mempunyai kecenderungan untuk berbuat kejahatan atau kemaksiatan. Perhatikan firman Allah dalam Al-Quran Surat Al-Fajr ayat 27-28, yang artinya : Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang tenang lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jamaah hamba-Ku dan masuklah ke dalam surga-Ku”
Adapun nafsu ammarah itu masih terbagi lagi menjadi enam macam. Yakni :
1.                  Syahwat, yang harus diatasi dengan jalan mengerjakan amalan-amalan yang dapat menekatkan diri kepada Allah.
2.                  Amarah, yang harus diatasi dengan sifat sabar.
3.                  Thama’ yang harus diatasi dengan sifat qona’ah.
4.                  Takabbur tau sombong, yang harus diatasi dengan sifat tawadhu’.
5.                  Riya’, yang harus diatasi dengan sifat ikhlas.
6.                  Dengki, yang harus diatasi dengan sifat pasrah dan menerima apa yang sudah menjadi bagiannya.
Keenam sifat itu buruk yang menjadi cabang dari nafsu amarah tadi haruslah diperangi dan diatasi dengan cara menanamkan sifat-sifat baik sebagaimana yang tersebut diatas yang sebenarnya merupakan cabang dari nafsu muthmainah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar