Washuuluka ilallaahi washuuluka ilal’ilmibihi waillaa fajalla
rabbunaa anyattashilabihi syai-un auyattashila huwa bisyai-in.
Artinya : “Sampaimu
kepada Allah berarti sampaimu kepada keyakinan kepada-Nya. Dan bila demikian,
maka Maha Luhur Tuhan kami apabila berhubungan dengan-Nya atau berhubungan Dia
denga sesuatu”
Menurut para ahli
thoreqot, pengertian wushul 9sampai) kepada allah itu adalah melihat Allah
dengan mata hatinya (bashiro) yang dengan penglihatannya ini ia sudah merasa
9yaqin) dan bahkan (haqqul yaqin) akan adanya Allah. Hal ini berbeda sekali
dengan penglihatan mata (lahir) yang apabila dalam melihat Allah masih
memerlukan bukti-bukti, atau dalil-dalil. Apabila semakin hari penglihatan mata
hati dalam melihat Allah itu semakin kuat, maka berarti orang tersebut telah
wushul (sampai) kepada Allah.
Selanjutnya para
ahli waris thoreqot itu menerangkan, bahwa wushul itu mempunyai beberapa
tingkatan, yaitu :
1. tingkatan pertama, yaitu meyakini bahwa tidak ada satupun pekerjaan yang dikerjakan
oleh seseorang kecuali Allahlah yang telah mengerjakannya, sehingga ia akan
keluar dari pengaturan-pengaturan dan wushul.
2. tingkat kedua, yaitu meyakini akan terangnya sifat-sifat Allah, sehingga,
hatinya akan merasa meyakini dalam menghadapi apapun juga.
3. tingkat ketiga, yaitu meyakini akan adanya maqom (fana) dimana didalam hatinya
telah terkandung cahaya-cahaya (yaqin)
dan (masyahadah) sehingga segala sesuatu yang ada dihadapannya menjadi hilang
dan yang ada hanyalah Allah semata.
Jadi kalalu ada
seseorang yang ingin membuktikan adanya Allah, hendaklah ia memandang sesuatu
yang ada dihadapannya, kemudian gunakan akal dan hati yang sehat untuk
merenungkannya, maka pada saat itu lah hati akan mengakui adanya Allah sebagai
penciptanya.
Sehubungan dengan
hal ini ada beberapa persoalan yang harus kita bicarakan, persolan-persoalan
tersebut adalah :
1.
percaya dan
mengakui Adanya Tuhan.
Yang pertama kali
harus dipercaya dan di akui oleh orang mukmin adalah tentang adanya Tuhan.
Dalam al-qur’an
yang sudah tidak ada lagi keraguan didalamnya, banyak sekali ayat-ayat yang
menerangkan adanya Tuhan. Diantaranya yang terdapat dalam surat As-Sajadah ayat 4, yang artinya :
“Allahlah yang menciptakan
langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya dalam (enam masa), kemudian Dia bersemayam diatas (Arsy) tidak ada lagi kamu selain daripada-Nya seorang
penolongpun dan tidak (pula) seorang memberi syafaat, maka
apakah kamu tidak memperhatikan?”
Seandainya saja ada
diantara yang kita belum merasa (yaqin) dan puas dengan keterangan Al-Qur’an di
atas, maka cobalah engkau pergi kepuncak gunung ketepi pantai atau layangkan
saja pandangan anda keatas langit yang cerah disana bertaburan bintang-bintang
dengan gemerlapan, kemudian pikirkan dan renungkan semuanya itu dengan
menggunakan akal yang sehat dan hati yang bersih, niscaya pemikiranmu akan
sampai pada satu kesimpulan, bahwa semuanya itu tidak akan pernah ada atau
tidak akan pernah tercipta tanpa adanya keberadaan dan kekuasaan Allah.
2.
Membuktikan adanya
Tuhan di tempat yang ramai.
Membuktikan adanya
tuhan di tempat yang sunyi sudah kita buktikan di atas tadi. Dan kita akan
membuktikannya sekali lagi di tempat keramaian.
Coba Anda pergi ke sebuah
keramaian yang terjadi disekitar Anda, misalnya ke pasar, ketempat
pertunjukkan, kepusat=pusat perbelanjaan dan sebagainya. Maka di sana Anda akan mendapati
berbagai macam bentuk wajah, berbagai
macam bentuk tubuh, berbagai macam bentuk watak dan sebagainya dari para
pengunjungnya, yang sama lain tidak ada satupun yang sama. Kalau diantara
mereka ada yang merupakan saudara kembar, maka telitilah sekali lagi pasti
masih ada perbedaannya walaupun itu hanya sedikit.
Dari pemantauan itu
maka akan timbul pertanyaan, bagaimana dan siapakah yang bisa menciptakan
berbagai macam bentuk wajah, bentuk tubuh dan watak orang-orang yang sekian
banyaknya itu?. Lalu bayangkan juga berapa banyak jumlahnya penduduk dunia ini
dan siapakah yang menciptakannya dengan berbagai perbedaan-perbedaannya?.
Bagi yang berakal
sehat dan mau menggunaka dengan baik, niscaya ia akan mendapati satu
kesimpulan, bahwa yang menciptakan semuanya itu adalah Yang Maha Pencipta. Dan
siapa lagi yang Maha Pencipta itu kalau bukan Allah?
Kenyataan ini
dipertegas lagi dengan firman allah dalam Al-qur’an
Surat Al-Haj
ayat 73, yang artinya :
“Sesungguhnya
segala yang kamu seru selain Allah itu sekali-sekali Allah, maka sebagai
konsekwensinya kita mau menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
assalamualikum numpang copy ya mas
BalasHapusBikin dong! Kopa kopi kopa kopi....
HapusTerimakasi atas ilmunya
BalasHapusTerima kasih, Alhamdulillah.
BalasHapusTerima kasih, Alhamdulillah.
BalasHapusterima kasih ini sangat bermanfaat
BalasHapusSubhanallah....
BalasHapusYaelah, bedul bedul...lu nulis nulis apaan sih, jauh banget!
BalasHapusAlhamdulillah ada pencerahan belajar.
BalasHapusTerima kasih
Salam
trima ksih atas ilmu nya
BalasHapustrima ksih atas ilmu nya
BalasHapusIlmu bermanfaat..
BalasHapusAlhamdulillah...syukron ilmunya🙏🙏
BalasHapus