Alfikratu siraajul qalbi fa-idzaa dzahabat falaa idhaa-atalahu.
Artinya : Fikiran
itu merupakan pelita hati, maka apabila ia padam, maka tidak ada penerangan (lagi) baginya”.
Apabila fikiran itu
sama sekali tidak digunakan untuk memikirkan kebesaran Allah melalui
tanda-tanda kekuasaan-Nya, yakni yangberupa alam dengan segala isinya ini, maka
hati akan menjadi gelap gulita tanpa ada berkas sinar pun yang meneranginya.
Sebaliknya jika fikiran-fikiran
itu senantiasa digunakan untuk memikirkan kebesaran Allah melalui tanda-tanda
kekuasaan-Nya, maka di dalam hatinya akan muncul sinar yang menerangi dirinya
sehingga akan jelas baginya mana yang benar dan mana yang salah.
Di dalam Al-qur’an
telah banyak sekali ayat-ayat yang mengajak pembacanya untuk memikirkan makna
yang terkandung di dalmnya, agar menangkap maksud yang sebenarnya dari
perumpamaan-perumpamaan yang disebutkan. Hal ini sebagaimana Firman Allah dalam
Al-qur’an surat Az-zumar ayat 27, yang artinya :
“Sesungguhnya telah
kami buatlah bagi manusia dalam Al-qur’an ini setiap macam perumpamaan supaya
mereka pelajari”.
Dari sekian banyak
ayat-ayat yang dimaksud di sini, beberapa di antaranya adalah terdapat pada :
1. Surat Al-Baqarah ayat 171, yang artinya :
“ Dan perumpamaan (orang yang menyeru) orang-orang kafir adalah seperti
pegembala yang memanggil binatang yang tidak mendengar selain panggilan dan
seruan saja. Mereka itu tuli dan buta, maka (oleh sebab itu) mereka tidak mengerti”.
Maksudnya adalah,
Allah menyamakan orang-orang kafir itu yang tidak mau menerima panggilan iman
dengan binatang gembala. Mereka itu hanya mendengar seruan atau panggilan,
tetapi tidak mengerti dengan apa yang dimaksudkan oleh pengembalanya. Dan hal
ini adalah tidak berbeda dengan orang yang tuli lagi buta yang tidak bisa
membedakan mana jalan yang lurus dan mana jalan yang bengkok tetapi juga tidak
mau menerima petunjuk dari orang yang mengetahuinya.
2. Surat Al-Baqarah ayat
266, yang artinya :
“ Apakah ada salah seorang di antara kamu mempunyai sebidang kebun korma
dan anggur, sedangkan air sungai mengalir di bawahnya dan lagi dalam kebun itu
ada bermacam-macam buah-buahan, seseorang itu sudah tua dan baginya ada anak
cucu yang lemah, kemudian kebunnya itu?. Demikianlah Allah menyatakan
tanda-tanda (kekuasaan-Nya) kepadamu, mudah-mudahan kamu memikirkannya”.
Maksudnya adalah,
bahwa Allah menggambarkan keadaan seseorang yang berhasil dalam usahanya,
tetapi segala apa yang diusahakannya itu tidak disertai dengan harapan
mendapatkan (keridhoan) dari Allah. Akibatnya semua usaha (amalannya) itu
menjadi hilang percuma dan tidak bisa diharapkan sama sekali, sedangkan masih
banyak yang harus ia pertanggung jawabkan di hadapan Tuhannya.
3. Surat Ibrahim ayat 24,
yang artinya :
“Tidakah kamu
perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat-kalimat yang baik
seperti pohon-pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya menjulang ke langit.
Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan izin Allah, ia membuat
perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. Dan
perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk yang telah disebutkan
dengan akar-akarnya dari permukaan bumi, tidak dapat tetap (tegak) sedikitpun”.
Maksudnya adalah,
bahwa kalimat yang baik itu seperti pohon yang rindang dan buah lebat sepanjang
musim, sehingga kemanfaatan yang besar pada orang banyak. Sedangkan kalimat
yang jelek di ibaratkan dengan pohon yang jelek banyak durinya, tidak berguna dan
hanya merupakan pemandangan saja. Karena itu harus segera dicabut dan di
hilangkan.
4. Surat Al-Jumu’ah ayat
5, yang artinya :
“Perumpamaan
orang-orang yang dipikulkan Taurat kepadanya (diberati, supaya mengamalkan
isinya), kemudian mereka tidak memikulnya (mengikut perintahnya), adalah mereka
seperti himar (kuda beban) yang memikul kitab. (Itulah) sejahat-jahat contoh
bagi kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah. Allah tidak menunjuki kaum yang
aniaya”.
Maksudnya adalah,
bahwa kebanyakan orang yahudi yang itu hanya mau membaca dan memahami isi
Taurat saja tanpa mau mengamalkan ajaran-ajarannya. Oleh karena itu orang-orang
yahudi yang demikian itu diumpamakan oleh Allah dengan keledai yang membawa
kitab. (perlu diketahui, menurut kebanyakan orang, bahwa di antara sekian
banyak jenis binatang, yang paling bodoh dan paling sulit diajari adalah
keledai). Begitu juga apabila kita tidak mau mengamalkan isinya ajaran
Al-Qur’an dan Al-Hadits kecuali hanya sekedar membaca atau mendengarnya saja,
maka perumpamaan seperti itu tentunya juga berlaku pada diri kita.
Demikianlah Allah
mengemukakan beberapa contoh atau perumpamaan-perumpamaan di dalam
ayat-ayat-Nya agar manusia mau berpikir dan akhirnya mendapatkan cahaya yang
terang dalam hatinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar