Rahmat Mulyadi

Rahmat Mulyadi

Rabu, 24 April 2013

106. CARA MENGABDI KEPADA ALLAH DALAM RANGKA MENGHADAP KEPADA-NYA DAPAT DILAKUKAN DENGAN WIRID



Laa yastahqirulwirdu ilaa jahuulun alwaridu yuujadu fiddaaril-aakhiirati, walwirdu yanthawii binthiwaa-i hadzihid-daari wa aula maayu’tanaabihi maalaayakhlufu wujuuduhul wirdu huwathalibuhu minka walwaridu.

Artinya : Tidak akan meremehkan wirid kecuali orang yang sangat (bodoh). Karunia Allah (warid) itu terdapat di akhirat, sedang wirid akan terlipat (habis) dengan terlipatnya (habisnya) dunia. Dan sesuatu yang lebih baik (seutama-utama) yang harus diperhatikan oleh seseorang adalah apa yang tidak terganti wujudnya (tidak kunjung habis). Wirid itu sebagai perintah kepadamu, sedang warid (karunia Allah) itulah hajat kebutuhanmu dari Allah. Maka dimanakah letak perbandingan antara perintah Allah kepadamu dengan pengharapanmu dari Allah”.

“Keterangan tambahan untuk mengingat“
Perbedaan bahasa (Warid) dan (Wirid)
Warid artinya : Karunia Allah
Wirid artinya  :  Sebagai perintah

Hubungan antara wirid (yakni segala macam bentuk ibadah baik lahir maupun batin, wajib maupun sunat yang dilakukan dengan rutin) dengan warid (yakni pemberian Allah yang berupa petunjuk, cahaya ilahi, kesenangan dalam beribadah dan sebagainya) adalah erat sekali, karena jika tidak ada warid maka tidak akan ada wirid.
Kerutinan dalam menjalankan ubudiyah sehari-hari walaupun hanya sedikit adalah lebih baik dari pada menjalankan ubudiyah yang besar nilainya tapi dilakukan hanya pada saat tertentu saja. Dalam hal ini, Rasulullah saw. Pernah bersabda, yang artinya :
Amal perbuatan yang sangat dicintai Allah Ta’ala adalah amal yang dikerjakan secara terus menerus (rutin), meskipun (hanya) sedikit”.
Adapun tujuan dari dilakukannya (Wirid) adalah untuk mencari kenikmatan dan ketentraman (hati) dengan mengingat (berdziikir) kepada-Nya. Dan dengan (Wirid) ini pula, hati yang kotor bias menjadi bersih yang gelap bias menjadi terang.
Di atas tadi telah disebutkan, bahwa amal yang dicintai Allah itu adalah yang dilakukan dengan (rutin) walupun hanya sedikit. Namun demikian hendaklah kita selalu berusaha meningkatkan amal yang kita lakukan pada setiap harinya, sebagaimana yang dikatakan oleh Hasan Al-Bisyri berikut ini :
Barangsiapa yang sama hari kininya, maka ia rugi. Dan barangsiapa yang harinya itu lebih buruk dari pada hari-hari kemarin, maka ia mahrum (tidak mendapat rahmat dari Allah). Dan barangsiapa yang tidak bertambaha, berarti berkurang. Dan barangsiapa yang makin berkurang amalnya, maka mati adalah lebih baik baginya”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar