Anta ilaa
hilmihii idzaa ath’tahu ahwaju minka ilaa hilmihi idzaa ‘ashaitahu.
Artinya
: engkau terhadap penyantunannya Allah krtika engkau menjalankan ketaatan
kepada-Nya itu lebih membutuhkan dari pada kebutuhan kepada sifat
penyantunannya Allah ketika kamu menjalankan kemaksiatan kepada-Nya”.
Adalah
lebih banyak kita membutuhkan penyantunan Allah ketika sedang berbuat ketaatan
dari pada ketika sedang berbuat kemaksiatan, hal ini karena pada saat berbuat
ketaatan tersebut, banyak sekali cobaan-cobaan yang berusaha mengotori ketaatan
kita tersebut, seperti Riya’, Ujub, Sombong, dan sebagainya yang dapat membuat
kita celaka.
Lain
halnya dengan seseorang yang berbuat kemaksiatan. Terkadang karena berbuat
maksiat, menjadikan orang tersebut lalu menyadari kesalahannya, kemudian
berusaha untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah dan memohon ampunan-Nya.
Berikut
ini adalah hadits Rasulullah yang menceritakan tentang wahyu Allah yang
disampaikan kepada seorang Nabi, yang artinya :
Katakanlah kepada hamba-hamba-Ku yang benar
(as-shiddiq), janganlah kalian tertipu (atas amal perbuatanmu). Karena
sesungguhnya Aku jika Aku tegakkan keadilan-Ku, pasti Aku siksa mereka tanpa
merupakan kezaliman terhadap mereka. Dan katakanlah kepada orang-orang yang
berbuat salah (dosa). Janganlah kalian berputus asa dari mengharap rahmat-Ku.
Karena sesungguhnya Aku tidak menganggap besar dosa yang telah Aku ampuninya”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar