Rahmat Mulyadi

Rahmat Mulyadi

Selasa, 23 April 2013

127. DUA MACAM TUTUP ALLAH



Assatru qismaini satrun ‘anil ma’shiyyati wasatrun fiihaa fal’aammatu yathluubuna minallaahi ta’alaa. Assatru fiihaa khasyata suquuthi martabatihim ‘indal khalqi. Walkhash-shatu yathluubuna minallaahis-satra’anhaa khasyata suquutihim minnazharil malikilhaqqi.

Artinya : Tutup itu terbagi menjadi (dua) bagian. Yaitu tutup dijauhkan dari perbuatan maksiat (dosa). Tutup dalam mengerjakan maksiat (dosa). Pada umumnya manusia (orang awam) mereka meminta kepada Allah agar supaya ditutupi dalam mengerjakan kemaksiatan karena takut jatuh martabatnya di dalam kalangan orang banyak. Sedang orang khas (orang yang telah menetapi keimanannya) mereka meminta tutup dari Allah agar mereka dijauhkan dari menjalankan maksiat karena takut jatuh martabatnya dalam pandangan Allah Yang Haq”.
Ada dua macam tutup Allah yaitu :
1.                   Tutup dalam mengerjakan maksiat.
Tutup semacam inilah yang dikehendaki oleh orang awam. Karena mereka khawatir, bahwa kemaksiatan yang dilakukannya akan diketahui oleh orang lain sehingga dapat menurunkan martabatnya di kalangan masyarakat. Mereka inilah yang dikecam Allah lewat Al-qur’an Surat an-Nisa’ ayat 108, yang artinya :
“Mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allah, padahal Allah beserta mereka, ketika pada suatu malam mereka menetapkan keputusan rahasia yang Allah tidak ridho. Dan Allah Maha Meliputi 9ilmu-Nya) terhadap apa yang mereka kerjakan”.
2.                   Tutup agar dijauhkan dari hal-hal yang bias menyebabkan berbuat maksiat.
Tutup semacam inilah yang dikehendaki oleh orang khas, karena mereka khawatir akan turun martabatnya di sisi Allah dan bukan di kalangan manusia. Sehubungan ini dengan hal ini Ady bin Hatim menceritakan, bahwa Rasulullah saw. Pernah bersda, yang artinya :
Kelak pada hari kiamat ada beberapa orang yang dibawa ke syurga. Setelah mereka dekat dengannya dan melihat di dalamnya serta merasakan hawa sejuk di dalamnya, sedang Allah tidak menjanjikan kepada mereka sebagai ahli syurga, tiba-tiba mereka dipanggil untuk meninggalkan syurga itu. Sebab mereka dengan penuh penyesalan (sebagaimana kembalinya Adam dan Hawa dari syurga), sehingga berkata : wahai Tuhan kami seandainya engkau masukkan aku kedalam neraka sebelum Engkau memperlihatkan kami dari balasan-Mu (syurga) serta segala yang disediakan untuk para wali-Mu, niscaya yang demikian itu lebih ringan bagi kami. Tuhan menjawab : memang kami sengaja yang demikian itu kamu dahulu jika sendirian kamu telah berbuat segala dosa-dosa yang besar, tetapi jika kamu bertemu sesame manusia kamu pura-pura khusu’ (alim), bermuka manis dan berlawanan dengan apa yang didalam hatimu (lahirnya manis batinnya bodoh), kamu takut kepada sesame manusia dan tidak takut kepada-Ku, kamu mengagungkan manusia tapi tidak mengagungkan Aku, kamu condong kepada manusia, tidak condong kepada-Ku. Maka hari inilah Aku merasakan siksa yang pedih kepadamu disamping Aku mengharapkan kepadamu pahala (syurga).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar