Assatru qismaini
satrun ‘anil ma’shiyyati wasatrun fiihaa fal’aammatu yathluubuna minallaahi
ta’alaa. Assatru fiihaa khasyata suquuthi martabatihim ‘indal khalqi.
Walkhash-shatu yathluubuna minallaahis-satra’anhaa khasyata suquutihim
minnazharil malikilhaqqi.
Artinya
: Tutup itu terbagi menjadi (dua) bagian. Yaitu tutup dijauhkan dari perbuatan
maksiat (dosa). Tutup dalam mengerjakan maksiat (dosa). Pada umumnya manusia
(orang awam) mereka meminta kepada Allah agar supaya ditutupi dalam mengerjakan
kemaksiatan karena takut jatuh martabatnya di dalam kalangan orang banyak.
Sedang orang khas (orang yang telah menetapi keimanannya) mereka meminta tutup
dari Allah agar mereka dijauhkan dari menjalankan maksiat karena takut jatuh
martabatnya dalam pandangan Allah Yang Haq”.
Ada dua macam tutup Allah yaitu :
1.
Tutup dalam mengerjakan
maksiat.
Tutup
semacam inilah yang dikehendaki oleh orang awam. Karena mereka khawatir, bahwa
kemaksiatan yang dilakukannya akan diketahui oleh orang lain sehingga dapat
menurunkan martabatnya di kalangan masyarakat. Mereka inilah yang dikecam Allah
lewat Al-qur’an Surat
an-Nisa’ ayat 108, yang artinya :
“Mereka
bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allah, padahal
Allah beserta mereka, ketika pada suatu malam mereka menetapkan keputusan
rahasia yang Allah tidak ridho. Dan Allah Maha Meliputi 9ilmu-Nya) terhadap apa
yang mereka kerjakan”.
2.
Tutup agar dijauhkan dari
hal-hal yang bias menyebabkan berbuat maksiat.
Tutup
semacam inilah yang dikehendaki oleh orang khas, karena mereka khawatir akan
turun martabatnya di sisi Allah dan bukan di kalangan manusia. Sehubungan ini
dengan hal ini Ady bin Hatim menceritakan, bahwa Rasulullah saw. Pernah bersda,
yang artinya :
Kelak
pada hari kiamat ada beberapa orang yang dibawa ke syurga. Setelah mereka dekat
dengannya dan melihat di dalamnya serta merasakan hawa sejuk di dalamnya,
sedang Allah tidak menjanjikan kepada mereka sebagai ahli syurga, tiba-tiba
mereka dipanggil untuk meninggalkan syurga itu. Sebab mereka dengan penuh
penyesalan (sebagaimana kembalinya Adam dan Hawa dari syurga), sehingga berkata
: wahai Tuhan kami seandainya engkau masukkan aku kedalam neraka sebelum Engkau
memperlihatkan kami dari balasan-Mu (syurga) serta segala yang disediakan untuk
para wali-Mu, niscaya yang demikian itu lebih ringan bagi kami. Tuhan menjawab
: memang kami sengaja yang demikian itu kamu dahulu jika sendirian kamu telah
berbuat segala dosa-dosa yang besar, tetapi jika kamu bertemu sesame manusia kamu
pura-pura khusu’ (alim), bermuka manis dan berlawanan dengan apa yang didalam
hatimu (lahirnya manis batinnya bodoh), kamu takut kepada sesame manusia dan
tidak takut kepada-Ku, kamu mengagungkan manusia tapi tidak mengagungkan Aku,
kamu condong kepada manusia, tidak condong kepada-Ku. Maka hari inilah Aku
merasakan siksa yang pedih kepadamu disamping Aku mengharapkan kepadamu pahala
(syurga).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar