Rahmat Mulyadi

Rahmat Mulyadi

Senin, 22 April 2013

144. SIKAP KEBANYAKAN MANUSIA KETIKA MENERIMA NI’MAT DAN MUSIBAH



Rubbamaa afadaka fiilaililqabdhi malam tastafidhu fii iysraaqi  nahaarilbasthi laatadzaruuna ayyuhum aqrabu lakum naf’aan.

Artinya : Kadang-kadang dapat memberi faedah kepadamu pada malam gelap gulita (pada waktu sedih) apa-apa yang tidak engkau dapatkan pada saat terangnya nikmat kesenangan (hari bahagia). Kamu tidak mengetahui manakala yang lebih dekat bagimu manfaat keuntungan-Nya”.

Tidak semua kenikmatan bias membawa kebaikan, demikian juga tidak semua musibah bias membawa keburukan. Karena terkadang karena menerima kenikmatan seseorang bias jatuh binasa, tetapi tak jarang pula karena menerima musibah, seseorang bias menemukan (taufiiq) dan (hidayah) Allah….
Karena kebanyakan manusia ketika mendapat nikmat Allah, mereka menyangka bahwa kenikmatan itu datangnya sendiri, sehingga kemudian mereka menyia-nyiakan kenikmatan tersebut dan tidak mensyukurinya.
Namun ketika menerima musibah, seseorang jadi akan dosa-dosanya, lalu mereka bertaubat dan memperbaiki tingkah lakunya. Apabila mereka terus (beristiqamah) dengan sikapnya tersebut, maka berarti ia telah mendapatkan taufiq dan hidayah-Nya”.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar