Alfaaqatu
busthulmaahibi inaradta wuruudalmawaahibi ‘alaika shahhihil faqra walfaaqata
ladaika inna maash-shadaqatu lilfuqaraa-i.
Artinya : Berbagai kekurangan
itu merupakan berbagai permadaninya bermacam-macam karunia Allah. Jika kamu
menghendaki datangnya bermacam-macam karunia, maka tunjukkanlah penghambaanmu
diwaktu butuh dan kekurangan yang menimpa padamu itu. Sesungguhnya
sedekah-sedekah itu hanyalah diperuntukkan orang-orang fakir (butuh)
Adalah sudah menjadi
sunnatullah, bahwa hidup ini selalu terdiri dari senang dan susah, bahagia dan
menderita, kaya dan miskin, dan sebagainya. Semuanya itu secara silih berganti
menderita dan menimpa diri manusia. Tak ada orang yang hidupnya senang terus,
bahagia terus, kaya terus, atau sebaliknya.
Demikianlah itulah Allah
memberi cobaan kepada hamba-Nya agar diketahui mana yang benar-benar
beriman,dan mana yang dusta.
Allah berfirman dalam Al-qur’an Surat Al-Ankabut ayat 2-3, yang artinya :
“Apakah itu mengira bahwa
mereka itu dibiarkan saja mengatakan :kami telah beriman sedang mereka tidak di
uji?”
Sehubungan dengan hal ini,
Rasulullah pernah mengisahkan tentang
keimanan seorang pemuda yang begitu teguh, sebagaimana yang tersebut dalam
Hadits Riwayat Muslim, yang artinya :
“Hubed r,a, berkata : Bersabda Rasulullah SAW, :
Dahulu ada seorang remaja yang mempunyai seorang ahli sihir, maka ketika telah
tua ia berkata kepada raja : Kini aku telah tua, karena itu kirimlah kepadaku
seorang pemuda yang dapat mempelajari ilmu sihir, supaya dapat menggantikan
kedudukanku di sisi raja, jika saya telah meninggal dunia. Maka raja memilih
seorang pemuda untuk belajar ilmu sihir kepada ahli sihir itu. Dan kebetulan
dijalan yang dilalui pemuda itu. Ada seorang (roghib) pendeta maka tertariklah ia kepada roghib itu, maka ia
duduk mendengarkan ajaran-ajarannya, dan merasa puas pada ajaran roghib itu
sehingga terlambat dating ketempat ahli sihir itu, dan ia pun dipukul oleh ahli
sihir, akhirnya ia mengeluh pada roghib. Berkata : Jika engkau takut dipukul
oleh tukang sihir, katakanlah : Bahwa kau masih ditahan (disuruh) oleh ibumu. Dan jika kembali terlambat katakana kepada
ibumu : Ditahan oleh tukang sihir, maka berjalanlah ia dengan baik keadaannya,
hingga terjadi pada suatu hari : Ketika ia pergi mendadak ditengah jalan ada
binatang besar yang menyebabkan orang-orang terhenti tidak berani berjalan.
Maka disitulah pemuda itu berkata : Hari ini aku akan mengetahui ajaran tukang
sihirlah yang lebih utama ataukah ajaran roghib?. Maka ia mengambil batu sambil
berkata : Ya Allah jika ajaran raghib lebih kau sukai dari pada ajaran tukang
sihir, maka bunuhlah binatang itu dengan batu, dan seketika itu matilah, hingga
orang-orang dapat berjalan dengan aman. Maka ia memberitahukan ajaran itu
kepada roghib. Berkata roghib : anakku engkau ini lebih utama dari padaku, dan
kau nanti akan mendapat ujian (bala) maka apabila engkau mendapatn “bala” jangan engkau tunjuk aku.
Kemudian pemuda itu telah mendapat karunia dari Allah hingga ia dapat
menyembuhkan berbagai macam penyakit terutama yang biasa yang dikatakan oleh
manusia: Tidak dapat sembuh, seperti : Buta, belang dan lain-lainpenyakit. Maka
ada seorang kawan raja sakit mata hingga buta, dan telah berikhtiar kemana-mana
tidak juga sembuh. Kemudian datanglah ia kepada pemuda itu dengan membawa
hadiah-hadiah yang banyak sekali, maka dapatlah saya mengumpulkan segala apa
saja untukmu. Jawab pemuda itu : saya tidak dapat menyembuhkan. Tetapi Allah
yang menyembuhkan, jika kau percaya kepada Allah, maka saya akan berdo’a, dan
Allah akan menyembuhkan kau. Maka segerlah orang itu percaya kepada Allah
kemudian didoa’kan oleh pemuda itu dan seketika itu juga ia menjadi sembuh (ia dapat melihat).
Kemudian orang itu pergi
kemejelis raja, maka kagumlah ia melihatnya bahwa ia telah sembuh kembali, raja
bertanya : siapakah yang menyembuhkan matamu, jawabnya : Tuhan-Ku. Raja
bertanya : Apakah kau percaya pada Tuhan selain aku? Jawabnya : Tuhanku dan
Tuhanmu . maka engkau segera disiksa oleh raja supaya ia mau kembali kepada
ajaran raja itu, tetapi ia tidak berubah imannya, dan raja terus menyiksa
kepadanya hingga menunjuk kepada pemuda itu. Lalu dipanggil pemuda itu, dan
ditanya oleh raja : Hai anakku sihirmu telah melampaui batas sehingga dapat
menyembuhkan orang buta dan belang? Jawab pemuda : Sesungguhnya saya tidak
dapat menyembuhkan seseorangpun, hanya Allah yang menyembuhkannya, maka
segeralah disiksa oleh raja, hingga pemuda terpaksa menunjuk roghib. Kemudian
dipanggil roghib dan diperintahkan supaya meninggalkan agamanya. Tetapi roghib
tetap menolak perintah raja lalu diambilkan gergaji dan diletakkan diatas
kepalanya dan digergaji hingga terbelah dua badannya. Kemudian tibalah giliran
yang kedua ialah teman raja itu akan diperintahkan untuk meninggalkan agama
Tuhan, ini pun menolak perintah raja, yang akhirnya ia juga menerima hukuman
gergaji atas kepala hingga terbelah menjadi dua. Kemudian didatangkan pemuda
itu dan diperintahkan untuk meninggalkan agama Tuhan, ini juga menolak tawaran
raja. Maka raja memerintahkan kepada tentaranya supaya membawa pemuda itu
keatas bukit, dan disana ditawarkan kepadanya untuk melepaskan agama Allah, dan
kalau ia tetap menolak maka lemparkanlah ia atas bukit supaya mati. Kemudian
ketika telah sampai dipuncak bukit, pemuda itu berdo’a :
“Allaahhu
aqfiinihim bimaa syi’ta
(Ya Allah hindarkan aku dari bahaya mereka ini dari dari sekehendakmu).
Mendadak seketika itu
bergeraklah bukit sehingga jatuhlah semua tentara raja itu. Dan kembalilah
pemuda itu kepada raja, lalu ditanya oleh raja : kemana tentara yang membawamu?
Jawabnya Allah telah menghindarkan saya dari mereka. Kemudian raja
memerintahkan beberapa tentara yang lain untuk membawa pemuda itu naik perahu
dan apabila telah berada diengah-tengah laut supaya ditawarkan lagi kepadanya
untuk meninggalkan agamanya, dan apabila menolak akan dilemparkan kelaut,
kemudian sesampainya di tengah laut pemuda itu berdo’a :
“Allaahummaqfiinihim
bima syi’ta
(Ya Allah hindarkanlah aku dari bahaya mereka ini sekehendakmu),
Maka terbaliklah perahu itu
sehingga tenggelamlah semua tentara itu. Maka pergilah pemuda itu kepada raja :
kemana tentara yang membawamu ? jawabnya : Allah telah menghindarkan aku dari
mereka. Maka pemuda itu berkata : Hai raja kau tidak dapat membunuhku kecuali
jika kau menurut perintahku. Bertanya raja : apa itu perintahmu ? jawab pemuda
itu : kumpulkan orang-orang semua rakyat dalam suatu lapangan, kemudian
gantungkan saya pada sebuah tiang, dan apabila anak panahku dari tempatnya serta letakkanlah pada
busurnya kemudian bacalah :
“Bismillaahirobbil
ghulaam
(dengan nama Allah Tuhannya anak muda)
lalu
lepaskanlah anak panah itu kearahku.
Bila kau yang lakukan demikian
itu niscaya dapatlah kamu membunuh aku. Maka segeralah raja mengumpulkan semua
rakyat dsilapanga, kemudian digantung pemuda itu diatas tiang, dan diambilnya
anak panah serta diletakkannya pada busurnya, lalu membaca :
“Bismillaahirobbilghulaam (dengan nama Allah Tuhannya
anak muda),
Lalu dilepaskannya anak panah
itu kepada pemuda itu tepat mengenai pelipisnya, kemudian pemuda itu meletakkan
tangannya pada luka yang kena panah itu dan kemudian mati. Maka serentak orang-orang menghindari kejadian itu dan berkata
: ”Amannaabirobbilghulaam (dengan nama Allah Tuhan anak muda),
Sehingga kepercayaan Allah
merata pada semua lapisan rakyat. Kemudian sampailah kejadian itu kepada raja.
Dikatakan kepadanya, tahukah engkau yang tadinya kau khawatirkan, kini telah
terjadi, semua rakyatmu telah percaya pada Tuhannya pemuda itu. Maka segeralah
raja memerintahkan membuat parit besar pada tiap-tiap persimpangan jalan,
kemudian dinyalakan api didalamnya dan siapa yang berjalan ditawarkan kepadanya
untuk meninggalkan agamanya serta kembali pada agama raja, sedang yang menolak
dibakar dalam api. Setelah dilaksanakan hal yang demikian itu, terjadilah
diantara sekian banyak orang yang disiksa itu ada seorang wanita membawa anak
bayinya, ketika ia diperintahkan untuk meninggalkan agamanya, ia monolak. Kemmudian
waktu anak bayinya ditarik untuk dimasukkan kedalam tiba-tiba ibunya akan
menyerahkan karena tidak sampai hati anak bayinya akan dibakar, maka dengan
mendadak sibayi berbicara : Hai Ibu, sabarlah, sungguh kamu dalam kebenaran”.
Demikianlah keteguhan hati
seseorang didalam mempertahankan keyakinannya, sikap yang demikian itulah yang
seharusnya dimiliki oleh orang-orang mukmin.
Menurut Ibnu Atho’, bahwa
cobaan-cobaan itu laksana permadani yang disulam dari berbagai macam karunia
Allah. Karena itu bagi siapa saja yang ingin mendapatkan karunia-Nya, maka ia
harus duduk diatasnya dengan sabar dan tawakal.
Perlu diketahui, cobaan dari Allah itu tidak
hanya berupa kesusahan saja. Akan tetapi kesenangan itu juga merupakan cobaan.
Hal ini sebagaimana yang tersebut dalam Al-qur’an
Surat
Al-Anbiya’ ayat 35, yang artinya :
“Dan Kami akan uji
kalian dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan dan kepada kamilah kalian
kembali”
Perhatikan pula Hadits qudsi
yang diriwayatkan olrh Bukhari berikut ini, yang artinya :
“Wahai Musa, Tidak aku dorong
orang fakir miskin (meminta perlindungan) kepada orang-orang kayak arena
gudang-gudang-Ku sudah sempit bagi mereka atau rahmat-Ku sudah tidak meliputi
mereka akan tetapi telah kutetapkan sebagian harta yang ada pada orang-orang
kaya untuk menghidupi fakir miskin. Aku ingin menguji orang-orang kaya
bagaimana kegesitnya dalam melaksanakan hak fakir miskin yang ada pada mereka.
Wahai Musa, apabila mereka
tmelaksanakan hal itu niscaya Ku sempurnakan nikmat-Ku pada mereka, dan kulipat
gandakan di dalam dunia untuk satu kebaikan (sepuluh kali kelipat gandaannya).
Wahai Musa, jadilah engkau bagi
orang yang lemah, hujan nikmat bagi yang minta perlindungan. Niscaya Aku akan
menjadi teman dan kawanmu yang akrab dalam kesulitan, menjadi teman penghibur
ketika engkau kesepian, dan akan menjaga dan melindungi siang dan malam”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar