Rahmat Mulyadi

Rahmat Mulyadi

Minggu, 21 April 2013

169. COBAAN-COBAAN ITU LAKSANA PERMADANI YANG DISULAM DARI BERMACAM-MACAM KARUNIA ALLAH



Alfaaqatu busthulmaahibi inaradta wuruudalmawaahibi ‘alaika shahhihil faqra walfaaqata ladaika inna maash-shadaqatu lilfuqaraa-i.

Artinya : Berbagai kekurangan itu merupakan berbagai permadaninya bermacam-macam karunia Allah. Jika kamu menghendaki datangnya bermacam-macam karunia, maka tunjukkanlah penghambaanmu diwaktu butuh dan kekurangan yang menimpa padamu itu. Sesungguhnya sedekah-sedekah itu hanyalah diperuntukkan orang-orang fakir (butuh)

Adalah sudah menjadi sunnatullah, bahwa hidup ini selalu terdiri dari senang dan susah, bahagia dan menderita, kaya dan miskin, dan sebagainya. Semuanya itu secara silih berganti menderita dan menimpa diri manusia. Tak ada orang yang hidupnya senang terus, bahagia terus, kaya terus, atau sebaliknya.
Demikianlah itulah Allah memberi cobaan kepada hamba-Nya agar diketahui mana yang benar-benar beriman,dan mana yang dusta.
Allah berfirman dalam Al-qur’an Surat Al-Ankabut ayat 2-3, yang artinya :
“Apakah itu mengira bahwa mereka itu dibiarkan saja mengatakan :kami telah beriman sedang mereka tidak di uji?”

Sehubungan dengan hal ini, Rasulullah  pernah mengisahkan tentang keimanan seorang pemuda yang begitu teguh, sebagaimana yang tersebut dalam Hadits Riwayat Muslim, yang artinya :
“Hubed  r,a, berkata : Bersabda Rasulullah SAW, : Dahulu ada seorang remaja yang mempunyai seorang ahli sihir, maka ketika telah tua ia berkata kepada raja : Kini aku telah tua, karena itu kirimlah kepadaku seorang pemuda yang dapat mempelajari ilmu sihir, supaya dapat menggantikan kedudukanku di sisi raja, jika saya telah meninggal dunia. Maka raja memilih seorang pemuda untuk belajar ilmu sihir kepada ahli sihir itu. Dan kebetulan dijalan yang dilalui pemuda itu. Ada seorang (roghib) pendeta maka tertariklah ia kepada roghib itu, maka ia duduk mendengarkan ajaran-ajarannya, dan merasa puas pada ajaran roghib itu sehingga terlambat dating ketempat ahli sihir itu, dan ia pun dipukul oleh ahli sihir, akhirnya ia mengeluh pada roghib. Berkata : Jika engkau takut dipukul oleh tukang sihir, katakanlah : Bahwa kau masih ditahan (disuruh) oleh ibumu. Dan jika kembali terlambat katakana kepada ibumu : Ditahan oleh tukang sihir, maka berjalanlah ia dengan baik keadaannya, hingga terjadi pada suatu hari : Ketika ia pergi mendadak ditengah jalan ada binatang besar yang menyebabkan orang-orang terhenti tidak berani berjalan. Maka disitulah pemuda itu berkata : Hari ini aku akan mengetahui ajaran tukang sihirlah yang lebih utama ataukah ajaran roghib?. Maka ia mengambil batu sambil berkata : Ya Allah jika ajaran raghib lebih kau sukai dari pada ajaran tukang sihir, maka bunuhlah binatang itu dengan batu, dan seketika itu matilah, hingga orang-orang dapat berjalan dengan aman. Maka ia memberitahukan ajaran itu kepada roghib. Berkata roghib : anakku engkau ini lebih utama dari padaku, dan kau nanti akan mendapat ujian (bala) maka apabila engkau mendapatn “bala” jangan engkau tunjuk aku. Kemudian pemuda itu telah mendapat karunia dari Allah hingga ia dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit terutama yang biasa yang dikatakan oleh manusia: Tidak dapat sembuh, seperti : Buta, belang dan lain-lainpenyakit. Maka ada seorang kawan raja sakit mata hingga buta, dan telah berikhtiar kemana-mana tidak juga sembuh. Kemudian datanglah ia kepada pemuda itu dengan membawa hadiah-hadiah yang banyak sekali, maka dapatlah saya mengumpulkan segala apa saja untukmu. Jawab pemuda itu : saya tidak dapat menyembuhkan. Tetapi Allah yang menyembuhkan, jika kau percaya kepada Allah, maka saya akan berdo’a, dan Allah akan menyembuhkan kau. Maka segerlah orang itu percaya kepada Allah kemudian didoa’kan oleh pemuda itu dan seketika itu juga ia menjadi sembuh (ia dapat melihat).
Kemudian orang itu pergi kemejelis raja, maka kagumlah ia melihatnya bahwa ia telah sembuh kembali, raja bertanya : siapakah yang menyembuhkan matamu, jawabnya : Tuhan-Ku. Raja bertanya : Apakah kau percaya pada Tuhan selain aku? Jawabnya : Tuhanku dan Tuhanmu . maka engkau segera disiksa oleh raja supaya ia mau kembali kepada ajaran raja itu, tetapi ia tidak berubah imannya, dan raja terus menyiksa kepadanya hingga menunjuk kepada pemuda itu. Lalu dipanggil pemuda itu, dan ditanya oleh raja : Hai anakku sihirmu telah melampaui batas sehingga dapat menyembuhkan orang buta dan belang? Jawab pemuda : Sesungguhnya saya tidak dapat menyembuhkan seseorangpun, hanya Allah yang menyembuhkannya, maka segeralah disiksa oleh raja, hingga pemuda terpaksa menunjuk roghib. Kemudian dipanggil roghib dan diperintahkan supaya meninggalkan agamanya. Tetapi roghib tetap menolak perintah raja lalu diambilkan gergaji dan diletakkan diatas kepalanya dan digergaji hingga terbelah dua badannya. Kemudian tibalah giliran yang kedua ialah teman raja itu akan diperintahkan untuk meninggalkan agama Tuhan, ini pun menolak perintah raja, yang akhirnya ia juga menerima hukuman gergaji atas kepala hingga terbelah menjadi dua. Kemudian didatangkan pemuda itu dan diperintahkan untuk meninggalkan agama Tuhan, ini juga menolak tawaran raja. Maka raja memerintahkan kepada tentaranya supaya membawa pemuda itu keatas bukit, dan disana ditawarkan kepadanya untuk melepaskan agama Allah, dan kalau ia tetap menolak maka lemparkanlah ia atas bukit supaya mati. Kemudian ketika telah sampai dipuncak bukit, pemuda itu berdo’a :
“Allaahhu aqfiinihim bimaa syi’ta (Ya Allah hindarkan aku dari bahaya mereka ini dari dari sekehendakmu).
Mendadak seketika itu bergeraklah bukit sehingga jatuhlah semua tentara raja itu. Dan kembalilah pemuda itu kepada raja, lalu ditanya oleh raja : kemana tentara yang membawamu? Jawabnya Allah telah menghindarkan saya dari mereka. Kemudian raja memerintahkan beberapa tentara yang lain untuk membawa pemuda itu naik perahu dan apabila telah berada diengah-tengah laut supaya ditawarkan lagi kepadanya untuk meninggalkan agamanya, dan apabila menolak akan dilemparkan kelaut, kemudian sesampainya di tengah laut pemuda itu berdo’a :
“Allaahummaqfiinihim bima syi’ta (Ya Allah hindarkanlah aku dari bahaya mereka ini sekehendakmu),
Maka terbaliklah perahu itu sehingga tenggelamlah semua tentara itu. Maka pergilah pemuda itu kepada raja : kemana tentara yang membawamu ? jawabnya : Allah telah menghindarkan aku dari mereka. Maka pemuda itu berkata : Hai raja kau tidak dapat membunuhku kecuali jika kau menurut perintahku. Bertanya raja : apa itu perintahmu ? jawab pemuda itu : kumpulkan orang-orang semua rakyat dalam suatu lapangan, kemudian gantungkan saya pada sebuah tiang, dan apabila anak panahku  dari tempatnya serta letakkanlah pada busurnya kemudian bacalah :
“Bismillaahirobbil ghulaam (dengan nama Allah Tuhannya anak muda)
lalu lepaskanlah anak panah itu kearahku.
Bila kau yang lakukan demikian itu niscaya dapatlah kamu membunuh aku. Maka segeralah raja mengumpulkan semua rakyat dsilapanga, kemudian digantung pemuda itu diatas tiang, dan diambilnya anak panah serta diletakkannya pada busurnya, lalu membaca :
“Bismillaahirobbilghulaam (dengan nama Allah Tuhannya anak muda),
Lalu dilepaskannya anak panah itu kepada pemuda itu tepat mengenai pelipisnya, kemudian pemuda itu meletakkan tangannya pada luka yang kena panah itu dan kemudian mati. Maka serentak  orang-orang menghindari kejadian itu dan berkata :                   Amannaabirobbilghulaam (dengan nama Allah Tuhan anak muda),
Sehingga kepercayaan Allah merata pada semua lapisan rakyat. Kemudian sampailah kejadian itu kepada raja. Dikatakan kepadanya, tahukah engkau yang tadinya kau khawatirkan, kini telah terjadi, semua rakyatmu telah percaya pada Tuhannya pemuda itu. Maka segeralah raja memerintahkan membuat parit besar pada tiap-tiap persimpangan jalan, kemudian dinyalakan api didalamnya dan siapa yang berjalan ditawarkan kepadanya untuk meninggalkan agamanya serta kembali pada agama raja, sedang yang menolak dibakar dalam api. Setelah dilaksanakan hal yang demikian itu, terjadilah diantara sekian banyak orang yang disiksa itu ada seorang wanita membawa anak bayinya, ketika ia diperintahkan untuk meninggalkan agamanya, ia monolak. Kemmudian waktu anak bayinya ditarik untuk dimasukkan kedalam tiba-tiba ibunya akan menyerahkan karena tidak sampai hati anak bayinya akan dibakar, maka dengan mendadak sibayi berbicara : Hai Ibu, sabarlah, sungguh kamu dalam kebenaran”.
Demikianlah keteguhan hati seseorang didalam mempertahankan keyakinannya, sikap yang demikian itulah yang seharusnya dimiliki oleh orang-orang mukmin.
Menurut Ibnu Atho’, bahwa cobaan-cobaan itu laksana permadani yang disulam dari berbagai macam karunia Allah. Karena itu bagi siapa saja yang ingin mendapatkan karunia-Nya, maka ia harus duduk diatasnya dengan sabar dan tawakal.
 Perlu diketahui, cobaan dari Allah itu tidak hanya berupa kesusahan saja. Akan tetapi kesenangan itu juga merupakan cobaan. Hal ini sebagaimana yang tersebut dalam Al-qur’an Surat Al-Anbiya’ ayat 35, yang artinya :
“Dan Kami akan uji kalian dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan dan kepada kamilah kalian kembali”

Perhatikan pula Hadits qudsi yang diriwayatkan olrh Bukhari berikut ini, yang artinya :
“Wahai Musa, Tidak aku dorong orang fakir miskin (meminta perlindungan) kepada orang-orang kayak arena gudang-gudang-Ku sudah sempit bagi mereka atau rahmat-Ku sudah tidak meliputi mereka akan tetapi telah kutetapkan sebagian harta yang ada pada orang-orang kaya untuk menghidupi fakir miskin. Aku ingin menguji orang-orang kaya bagaimana kegesitnya dalam melaksanakan hak fakir miskin yang ada pada mereka.
Wahai Musa, apabila mereka tmelaksanakan hal itu niscaya Ku sempurnakan nikmat-Ku pada mereka, dan kulipat gandakan di dalam dunia untuk satu kebaikan (sepuluh kali kelipat gandaannya).
Wahai Musa, jadilah engkau bagi orang yang lemah, hujan nikmat bagi yang minta perlindungan. Niscaya Aku akan menjadi teman dan kawanmu yang akrab dalam kesulitan, menjadi teman penghibur ketika engkau kesepian, dan akan menjaga dan melindungi siang dan malam”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar