Rahmat Mulyadi

Rahmat Mulyadi

Jumat, 19 April 2013

194. MUSUH KITA YANG PALING UTAMA ADALAH SYAITHAN



Idzaa ‘alimta annasy-syaithana laayaghfulu ‘anka falaa taghful ‘amman naashiyatuka biyadihi.

Artinya : Apabila kamu mengetahui bahwasanya syaithan itu tidak pernah lupa (menggoda) kepadamu, maka janganlah lupa kamu kepada Allah yang nasibmu ada didalam kekuasaan-Nya”.

Syaithan telah bersumpah dihadapan Allah, bahwa ia akan berusaha untuk menyesatkan manusia dari jalan kebenaran. Dengan bujuk rayu syaithan yang tiada henti-hentinya dan tiada habis-habisnya menyebabkan manusia yang kurang (imannya) banyak yang (tergelincir) dan akhirnya (terperosok) ke dalam lembah (kemaksiatan).
Firman Allah dalam Al-Qur’an Surat Al-A’rof ayat 17, yang artinya :
“kemudian saya (syaithan) akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat)”.
Juga dalam Surat Fatihah ayat 6, yang artinya :
“ Sesungguhnya syaithan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah itu hanya sebagai musuh (mu), karena sesungguhnya syaithan-syaithan mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala”.
Kemudian untuk menangkal atau menggulangi godaan-godaan syaithan tersebut Allah telah memberikan petunjuk kepada manusia, sebagaimana firman-Nya yang terdapat dalam Al-Qur’an Surat An-Nahl ayat 99, yang artinya :
“Sesungguhnya syaithan itu tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakal kepada Tuhannya”.

Akan tetapi seandainya sudah terlanjur tergoda oleh bujuk rayu syaithan (berbuat dosa), maka segeralah (bertaubat) dan mohon ampunan kepada-Nya. Di dalam sebuah Hadits Qudsi yang bersumber dari Abu Said Al-Khudri r.a. disebutkan, bahwa Allah berfirman yang artinya :
“ Iblis berkata : demi keaagungan dan kebesaran-Mu, saya tak henti-hentinya menyesatkan anak Adam (manusia) selama masih ada (nyawa) di kandung badan mereka. Lalu Allah berfirman kepada syaithan : “Demi keaagungan dan kebesaran-Ku, aku tak henti-hentinya mengampuni mereka selama mereka minta ampunan kepada-Ku”.
Sehubungan dengan hal ini Syeikh Ibnu Atho’ telah mengatakan :
“ Allahb telah menjadikan syaithan sebagai musuhmu agar supaya dia bisa mengiringi kamu untuk berlindung kepada-Nya. Dan menggerakkan nafsumu agar kamu senantiasa menghadap kepada-Nya”.

Pada umumnya ada empat hal yang menjadi musuh manusia keempat tersebut  adalah “
1.       Iblis beserta tentaranya (syaithan).
2.       Keindahan dunia yang memperdayakan.
3.       Nafsu yang cenderung kepada kemaksiatan.
4.       Hawa nafsu yang tidak terkendali.
Terhadap keempat musuh tersebut apabila manusia tidak berhati-hati dalam menghadapinya, maka manusia akan tergelincir karenanya.
Akan tetapi walaupun kebanyakan orang menganggap keempat hal di atas sebagai musuh, namun tidak demikian halnya dengan orang-orang yang mengerti. Mereka-mereka ini malah menganggap semuanya itu sebagai nikmat. Sebab dengan adanya musuh-musuh itu menjadikan mereka mempunyai kewajiban untuk memeranginya. Sedangkan memerangi musuh-musuh itu bisa mendatangkan pahala yang besar.
Adapun orang-orang yang lemah (imannya) dan kemudian terseret oleh bujukan-bujukan musuhnya tadi, maka yang demikian ini berarti ia telah menganiaya dirinya sendiri, yaitu merupakan perbuatan bodoh yang tidak seharusnya dilakukan oleh orang-orang yang berakal.
Firman Allah dalam Al-Qur’an Surat An-Nahl ayat 33, yang artinya :
“Dan Allah tidak menganiayanya mereka akan tetapi merekalah yang telah menganiaya diri mereka sendiri”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar