Qaumun tasbiqu anwaruhum
adzkaarahum waqaumun tasbiqu adzkaaruhum anwaruhum waqaumun laa adzkaara walaa
anwara na’udzu billaahi min dzalika dzakirun dzakira liyastaniira bihi qalbuhu
fakaana dzakiran wadzakiraun istanara qalbahu fakaana dzaakiran
wallaadziistawat adzkaarahu wa anwaruhu fabidzikrihi yahtadii binuurihi
yuqtadaa.
Artinya : Segolongan
orang kaum cahaya iaman mereka mendahului dzikir-dzikir-Nya. Dan sebagian lagi
dzikirnya mendahului cahaya iamannya. Dan ada pula golongan yang bersamaan
antara cahaya dengan dzikirnya. Dan ada pula kaum yang tidak ada dzikir dan
tidak ada pula cahaya.Na’udzu billaahi min dzalik (kamu berlindung kepada Allah
dari golongan yang demikian itu). Orang yang berdzikir agar hatinya bercahaya
maka ia disebut ahli dzikir. Sedang orang yang bersamaan dzikirnya dan
cahayanya, maka dengan dzikirnya dia mendapatkan petunjuk dan dengan cahaya dia
dapat diikuti”.
Ada dua golongan orang yang
berdzikir kepada Allah. Kedua golongan tersebut yaitu :
1.
Golongan Madzub.
Yaitu golongan orang-orang yang
mendapatkan cahaya iman secara langsung dari Allah tanpa harus di dahului
dengan berdzikir lebih dahulu. Sehingga apabila ia berdzikir dalam rangka
mencari cahaya iaman itu ia tidak akan mengalami kesukaran atau halangan yang
berarti.
Golongan ini sebagaimana yang
tersebut dalam Al-Qur’an Surat Ali-Imran ayat 74, yang artinya :
“Allah menentukan rahmat-Nya
kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah mempunyai karunia yang besar”.
2.
Golongan Salik.
Yaitu golongan orang yang belum
mendapatkan cahaya (iman) harus didahului dengan (berdzikir) lebih dulu.
Sehingga dalam melaksanakan (dzikirnya) itu ia mengalami banyak sekali
kesukaran-kesukaran atau hambatan-hambatan terutama yang datangnya dari
(nafsu). Akan tetapi berkat perjuangan dan keyabahannya, akhirnya ia dapat
mencapai apa yang di cita-citakan, yakni keridhoan dari Allah S.W.T.
Golongan ini sebagaimana yang
tersebut dalam Al-Qur’an Surat Al-Ankabut ayat 69, yang artinya :
“Dan orang-orang yang berjuihad
untuk (mencapai keridhoan) kami, benar-benar Kami tunjukkan kepada mereka
jalan-jalan kamu”.
Dalam kaitannya dengan hal ini
Abul Abbas Al-Maray r.a. pernah berkata :
“Manusia itu ada (dua) macam,
ada yang mendapat karunia Allah, sehingga berbuat taat kepada Allah. Dan ada
pula yang dengan taatnya kepada Allah itu dapat mencapai kebesaran karunia
Allah”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar