Rahmat Mulyadi

Rahmat Mulyadi

Kamis, 18 April 2013

218. HASIL AKHIR DARI PERJALANAN SESEORANG DALAM MENUJU KEPADA ALLAH ITU BISA DILIHAT DARI PERMUALAANNYA



Ammaaba’du fainnalbidayaati majallaatun-nihaayaati wainna man kaanat billaahi bidayatuhu kaanat ilihi nihaayatuhu.

Dalam suratnya kepada teman-temannya, Syeikh Ahmad Ibnu Athoillah mengatakan :
Artinya : Amma ba’du. Sesungguhnya permulaan (suatu perkara) itu merupakan cermin yang memperlihatkan pada puncak kesudahannya. Dan sesungguhnya orang sejak permulaannya itu selalu bersandar kepada Allah, maka puncak kesudahannya pasti sampai kepada-Nya”.

Permulaan yang baik akan membuahkan hasil yang baik. Dan permulaan yang jelek, pasti akan membuahkan hasil yang jelek pula.
Demikian pula apabila seorang itu mempunyai keinginan untuk bertemu kepada Allah kemudian dia memulainya dengan cara yang baik dan usaha itu akan dapat tercapai dengan baik.
Sebaliknya jika keinginan untuk bertemu dengan Allah itu tidak dimulai dengan cara yang baik dan tidak pula disertai dengan usaha yang sungguh-sungguh, maka sudah barang tentu keinginan itu hanya tinggal keinginan belaka tanpa ada hasil yang memuaskan.
Sejarah telah berulang kali membuktikan, bahwa seseorang yang kuat himmahnya (cita-citanya), senantiasa rajin mengerjakan amal kebajikan, dan giat dalam berusaha, maka pada akhirnya ia akan menerima kenikmatan, keberhasilan dan kebahagiaan sebagai buah dari hasil jerih payahnya.
Salah satu contoh yang patut diungkapkan disini adalah sejarah tentang kehidupan (Luqman Al-Hakim). Ia berasal dari afrika yang berkulit hitam pekat, wajahnya sama sekali tidak menarik, hidungnya pesek, tubuhnya pendek dan selalu manjadi bahan tertawaan orang lain. Akan tetapi karena  karena kesholehannya, ketekunannya dalam beribadah, kesabarannya dalam menghadapi segala cobaan hidup, kedisiplinannya dalam menjalankan perintah-perintah-Nya, kehati-hatiannya terhadap larangan-larangan-Nya, dan perhatiannya yang begitu besar terhadap pendidikan agama dan budi pekerti anak-anaknya, akhirnya ia berhasil mencapai kesuksesan dan kebahagiaan hidup yang tiada taranya, sampai-sampai namanya pun diabadikan oleh Allah dalam Al-Qur’an.
Di antara ayat-ayat Al-qur’an yang menceritakan tentang Luqman ini di antaranya terdapat dalam surat Luqman ayat 13-19, yang artinya :
“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anak-anaknya, sedang dia memberi pengajaran kepadanya, (katanya) Hai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan itu adalah aniaya yang besar. Kami wasiatkan kepada manusia, terhadap Ibu Bapaknya. Ibunya mengandungnya dengan (menderita) kelemahan di atas kelemahan dan mencaraikannya dari susunan dalam dua tahun (yaitu). Berterima kasihlah kepada-Ku dan kepada Ibu bapakmu. Kepada-Ku tempat kembali. Jika keduanya (Ibu Bapakmu) memaksa, supaya engkau mempersekutukan Daku dengan sesuatu (Tuhan), yang tidak engkau ketahui, maka janganlah engkau ikut keduanya dan bergaullah dengan keduanya di dunia, secara ma’ruf (baik), dan turutlah jalan orang yang bartaubat kepada-Ku. Kemudian tempat kembalimu kepada-Ku, lalu kekabarkan kepadamu apa-apa yang telah kamu kerjakan. Hai anakku (kata Luqman), sesungguhnya jika ada amalan engkau (baik atau buruk) seberat biji sawi yang tersembunyi dalam batu atau di langit atau dibumi, niscaya didatangkan (dibalas) allah juga. Sesungguhnya Allah Maha halus lagi Maha Mngetahui. Hai anakku, dirikanlah shalat dan serulah orang (memperbuat) yang ma’ruf (yang baik), dan laranglah (memperbuat) yang haram (munkar), serta sabarlah atas cobaan yang menimpa engkau. Sesungguhnya yang demikian itu pekerjaan yang dicita-citakan. Janganlah engkau palingkan pipi (muka) engkau terhadap manusia (karena sombong) dan jangan berjalan di muka bumi, dengan sangat gembira. Sesungguhnya Allah tidak mengasihi tiap-tiap orang yang sombong lagi bermegah-megah. Dan sederhanalah dalam perjalanan engkau dan lunakkanlah suara engkau. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara himar (keledai)”.

Begitu indahnya kata-kata (nasehat) yang disampaikan oleh Luqman kepada anak-anaknya hal itu dijadikan contoh bagi para orang tua dalam mendidik anak-anaknya.

A.     Luqman Al-Hakim adalah seorang pendidik yang patut untuk ditauladani

Di dalam islam sekurang-kurangnya ada (tiga) orang tokoh pendidik yang sangat terkenal dan patut untuk ditauladani. Ketiga tokoh itu yaitu :
Nabi Ibrahim.
Luqman Al-Hakim.
Nabi Muhammad.S.A.W.
Ketiga nama tokoh tersebut semuanya diabadikan oleh Allah menjadi nama-nama Surat dalam Al-Qur’an.
Dalam usahanya untuk mendidik anak-anaknya, yang ditekankan oleh Luqman adalah mengenai keimanan dan akhlaq (budi pekerti). Adapun Nabi Ibrahim, pendidikan yang dianjurkannya meliputi pendidikan agama, keamanan dalam negeri, perekonomian, nasionalisme (cinta tanah air), ibadah kepada Allah, dan pentingnya menyiapkan generasi penerus yang baik. Sedangkan Nabi Muhammad, ruang lingkup pendidikannya meliputi banyak hal, yakni mulai dari soal fisik sampai spiritual, dari masalah keduaniaan sampai kepada masalah-masalah keakhiratan, dari hubungan antara manusia dengan manusia yang lain sampai kepada hubungan antara manusia dengan penciptanya (Allah).
Dan berikut ini adalah sedikit mengenai sejarah hidup Luqman Al-Hakim :
Dia (Luqman Al-Hakim) hidup di afrika pada abad ke 5 sebelum Masehi. Dilihat dari bentuk fisiknya, boleh dikatan jauh sekali dari menarik. Tubuhnya pendek, kulitnya hitam pekat, rambutnya keriting, matanya lebar, bibirnya tebal. Hidungnya pesek, pokoknya hamper semua bentuk fisik yang jelek-jelek itu ada padanya. Sehingga di manapun ia berada pasti menjadi bahan tertawaan dan cemoohan orang-orang yang melihatnya.
Akan tetapi kalau menengok sisi lain dirinya, maka semua orang akan terkagum-kagum. Dia adalah seorang muslim yang taat, akhlaq sangat tinggi dan setiap butir kata-katanya laksana mutiara yang tiada ternilai harganya. Bukan hanya dari kalangan rakyat jelata saja yang mengagumi kata-katanya, bahkan para pembesar dan raja-raja sekalipun akan terpana mendengarkan kata-katanya. Begitu bijaksananya ia dalam mendidik anak-anaknya dan juga dalam menasehati orang-orang yang perlu dinasehatinya hingga tidaklah berlebihan kiranya kalau Allah menjulukinya dengan sebutan “Al-Hakim” (yang bijaksana).

Menurut keterangan imam al-Auza’I sebagaimana yang tersebut dalam tafsir Ibnu Katsir, pernah ada seorang laki-laki berkulit hitam dan buruk rupa yang mengeluh kepada (Said bin Musayyab) karena dimana-mana ia selalu mendapat cemoohan dari orang-orang yang melihatnya. Terhadap keluhan itu Said Musyyab mengatakan :
“Janganlah anda risau dan sedih karena kulit anada yang hitam dan wajah anda yang buruk, karena ada tiga yang sangat terkenal kebaikannya yang semuanya berkulit hitam. Ketiga orang tersebut adalah “Bilal bin Robah” yang menjadi muadzin di zaman Rasulullah. “Mahja’ yang menjadi staf (maulana) dari khalifah Umar bin Khothob, dan yang ketiga adalah “Luqman Al-Hakim” yang namanya dijadikan Allah sebagai salah satu nama Surat dalam Al-qur’an. Yakni Surat Luqman”.

Demikianlah kisah tentang Luqman yang begitu kuat himmahnya (cita-citanya), sehingga dengan kekuatan “Himmahnya” itu ia bisa mencapai derajat dan kedudukan yang mulya di sisi-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar