Ammaaba’du fainnalbidayaati majallaatun-nihaayaati wainna man
kaanat billaahi bidayatuhu kaanat ilihi nihaayatuhu.
Dalam suratnya
kepada teman-temannya, Syeikh Ahmad Ibnu Athoillah mengatakan :
Artinya : Amma
ba’du. Sesungguhnya permulaan (suatu perkara) itu merupakan cermin yang
memperlihatkan pada puncak kesudahannya. Dan sesungguhnya orang sejak
permulaannya itu selalu bersandar kepada Allah, maka puncak kesudahannya pasti
sampai kepada-Nya”.
Permulaan yang baik
akan membuahkan hasil yang baik. Dan permulaan yang jelek, pasti akan
membuahkan hasil yang jelek pula.
Demikian pula
apabila seorang itu mempunyai keinginan untuk bertemu kepada Allah kemudian dia
memulainya dengan cara yang baik dan usaha itu akan dapat tercapai dengan baik.
Sebaliknya jika
keinginan untuk bertemu dengan Allah itu tidak dimulai dengan cara yang baik
dan tidak pula disertai dengan usaha yang sungguh-sungguh, maka sudah barang
tentu keinginan itu hanya tinggal keinginan belaka tanpa ada hasil yang
memuaskan.
Sejarah telah
berulang kali membuktikan, bahwa seseorang yang kuat himmahnya (cita-citanya),
senantiasa rajin mengerjakan amal kebajikan, dan giat dalam berusaha, maka pada
akhirnya ia akan menerima kenikmatan, keberhasilan dan kebahagiaan sebagai buah
dari hasil jerih payahnya.
Salah satu contoh
yang patut diungkapkan disini adalah sejarah tentang kehidupan (Luqman Al-Hakim). Ia berasal dari
afrika yang berkulit hitam pekat, wajahnya sama sekali tidak menarik, hidungnya
pesek, tubuhnya pendek dan selalu manjadi bahan tertawaan orang lain. Akan
tetapi karena karena kesholehannya,
ketekunannya dalam beribadah, kesabarannya dalam menghadapi segala cobaan
hidup, kedisiplinannya dalam menjalankan perintah-perintah-Nya,
kehati-hatiannya terhadap larangan-larangan-Nya, dan perhatiannya yang begitu
besar terhadap pendidikan agama dan budi pekerti anak-anaknya, akhirnya ia
berhasil mencapai kesuksesan dan kebahagiaan hidup yang tiada taranya,
sampai-sampai namanya pun diabadikan oleh Allah dalam Al-Qur’an.
Di antara ayat-ayat
Al-qur’an yang menceritakan tentang Luqman ini di antaranya terdapat dalam surat Luqman ayat 13-19,
yang artinya :
“Dan (ingatlah)
ketika Luqman berkata kepada anak-anaknya, sedang dia memberi pengajaran
kepadanya, (katanya) Hai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah,
sesungguhnya mempersekutukan itu adalah aniaya yang besar. Kami wasiatkan
kepada manusia, terhadap Ibu Bapaknya. Ibunya mengandungnya dengan (menderita)
kelemahan di atas kelemahan dan mencaraikannya dari susunan dalam dua tahun
(yaitu). Berterima kasihlah kepada-Ku dan kepada Ibu bapakmu. Kepada-Ku tempat
kembali. Jika keduanya (Ibu Bapakmu) memaksa, supaya engkau mempersekutukan
Daku dengan sesuatu (Tuhan), yang tidak engkau ketahui, maka janganlah engkau
ikut keduanya dan bergaullah dengan keduanya di dunia, secara ma’ruf (baik),
dan turutlah jalan orang yang bartaubat kepada-Ku. Kemudian tempat kembalimu
kepada-Ku, lalu kekabarkan kepadamu apa-apa yang telah kamu kerjakan. Hai
anakku (kata Luqman), sesungguhnya jika ada amalan engkau (baik atau buruk)
seberat biji sawi yang tersembunyi dalam batu atau di langit atau dibumi,
niscaya didatangkan (dibalas) allah juga. Sesungguhnya Allah Maha halus lagi
Maha Mngetahui. Hai anakku, dirikanlah shalat dan serulah orang (memperbuat)
yang ma’ruf (yang baik), dan laranglah (memperbuat) yang haram (munkar), serta
sabarlah atas cobaan yang menimpa engkau. Sesungguhnya yang demikian itu pekerjaan
yang dicita-citakan. Janganlah engkau palingkan pipi (muka) engkau terhadap
manusia (karena sombong) dan jangan berjalan di muka bumi, dengan sangat
gembira. Sesungguhnya Allah tidak mengasihi tiap-tiap orang yang sombong lagi
bermegah-megah. Dan sederhanalah dalam perjalanan engkau dan lunakkanlah suara
engkau. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara himar (keledai)”.
Begitu indahnya
kata-kata (nasehat) yang disampaikan oleh Luqman kepada anak-anaknya hal itu
dijadikan contoh bagi para orang tua dalam mendidik anak-anaknya.
A.
Luqman Al-Hakim
adalah seorang pendidik yang patut untuk ditauladani
Di dalam islam
sekurang-kurangnya ada (tiga) orang tokoh pendidik yang sangat terkenal dan
patut untuk ditauladani. Ketiga tokoh itu yaitu :
Nabi Ibrahim.
Luqman Al-Hakim.
Nabi Muhammad.S.A.W.
Ketiga nama tokoh
tersebut semuanya diabadikan oleh Allah menjadi nama-nama Surat dalam Al-Qur’an.
Dalam usahanya
untuk mendidik anak-anaknya, yang ditekankan oleh Luqman adalah mengenai
keimanan dan akhlaq (budi pekerti). Adapun Nabi Ibrahim, pendidikan yang
dianjurkannya meliputi pendidikan agama, keamanan dalam negeri, perekonomian,
nasionalisme (cinta tanah air), ibadah kepada Allah, dan pentingnya menyiapkan
generasi penerus yang baik. Sedangkan Nabi Muhammad, ruang lingkup
pendidikannya meliputi banyak hal, yakni mulai dari soal fisik sampai
spiritual, dari masalah keduaniaan sampai kepada masalah-masalah keakhiratan,
dari hubungan antara manusia dengan manusia yang lain sampai kepada hubungan
antara manusia dengan penciptanya (Allah).
Dan berikut ini
adalah sedikit mengenai sejarah hidup Luqman Al-Hakim :
Dia (Luqman
Al-Hakim) hidup di afrika pada abad ke 5 sebelum Masehi. Dilihat dari bentuk
fisiknya, boleh dikatan jauh sekali dari menarik. Tubuhnya pendek, kulitnya
hitam pekat, rambutnya keriting, matanya lebar, bibirnya tebal. Hidungnya
pesek, pokoknya hamper semua bentuk fisik yang jelek-jelek itu ada padanya.
Sehingga di manapun ia berada pasti menjadi bahan tertawaan dan cemoohan
orang-orang yang melihatnya.
Akan tetapi kalau
menengok sisi lain dirinya, maka semua orang akan terkagum-kagum. Dia adalah
seorang muslim yang taat, akhlaq sangat tinggi dan setiap butir kata-katanya
laksana mutiara yang tiada ternilai harganya. Bukan hanya dari kalangan rakyat
jelata saja yang mengagumi kata-katanya, bahkan para pembesar dan raja-raja
sekalipun akan terpana mendengarkan kata-katanya. Begitu bijaksananya ia dalam
mendidik anak-anaknya dan juga dalam menasehati orang-orang yang perlu
dinasehatinya hingga tidaklah berlebihan kiranya kalau Allah menjulukinya
dengan sebutan “Al-Hakim” (yang
bijaksana).
Menurut keterangan
imam al-Auza’I sebagaimana yang tersebut dalam tafsir Ibnu Katsir, pernah ada
seorang laki-laki berkulit hitam dan buruk rupa yang mengeluh kepada (Said bin Musayyab) karena dimana-mana
ia selalu mendapat cemoohan dari orang-orang yang melihatnya. Terhadap keluhan
itu Said Musyyab mengatakan :
“Janganlah anda
risau dan sedih karena kulit anada yang hitam dan wajah anda yang buruk, karena
ada tiga yang sangat terkenal kebaikannya yang semuanya berkulit hitam. Ketiga orang tersebut adalah “Bilal bin Robah” yang menjadi muadzin
di zaman Rasulullah. “Mahja’ yang
menjadi staf (maulana) dari khalifah Umar bin Khothob, dan yang ketiga adalah “Luqman Al-Hakim” yang namanya dijadikan
Allah sebagai salah satu nama Surat
dalam Al-qur’an. Yakni Surat Luqman”.
Demikianlah kisah
tentang Luqman yang begitu kuat himmahnya (cita-citanya), sehingga dengan
kekuatan “Himmahnya” itu ia bisa mencapai derajat dan kedudukan yang mulya di
sisi-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar