230. BENTUK-BENTUK SYEKH IBNU ATH’ILAH DALAM
BERMUNAJAT KEPADA ALLAH
1. ilaahii
anaalfaqiiru fii ghinaaya fakaifa laa akuuna faqiiran fii faqrii ilaahii
anaaljaahilu fii ‘ilmii fakaifa laa akuuna jahuulan fii jahlii.
Artnya
: Tuhanku, akulah hamba-Mu yang fakir (butuh) di dalam kekayaanku, maka
bagaimana aku tidak menjadi orang yang fakir di dalam kefakiranku. Tuhanku,
akulah orang yang bodoh dalam ilmuku, maka bagaimana aku sangat bodoh di dalam
kebodohanku”.
2. ilaahii
innakhtilaafa tadbiirika wasur’ata khuluuli maqaadiirika mana’aa
‘ibaadakal’aarifiina bika ‘anissukuuni ilaa ‘atha-in walya’si minka
biibalaa-in.
Artinya
: Tuhanku, sesungguhnya perubahan pengaturan-Mu dan kecepatan berlangsungnya
“takdir-takdir-Mu”, keduanya telah mencegah hamba-hamba-Mu yang “ma’rifat”
kepada-Mu dari ketenangan menerima pemberian dan kebosanan di dalam menerima
cobaan dari-Mu”.
3. Ilaahii
minnii maayaliiqu bilu’mii waminka maayaliiqu bikaramika.
Artinya :
Tuhanku, dari padaku keluar apa yang memang patut dengan sifat kejiku dan dari
pada-Mu pasti keluar apa yang patut dengan sifat kemurahan-Mu”.
1.
ilaahii wadha’ta
nafsaka billuthfi wara’fati bii qabla wujuudi dha’ifii afatamta’unii minhaa
ba;da wujuudi dha’fi.
Artinya :
Tuhanku, Engkau telah mensifati Dzat-Mu dengan lemah lembut dan belas kasih
kepadaku sebelum terwujud sifat kelemahanku. Adakah Engkau akan menolakku dari
kedua sifat itu setelah benar-benar terwujud kelemahanku”.
2.
Ilaahi in
zhaharatil mahaasinu minnii wabifadhlika walakal minnatu ‘alayya wainzhaharatil
masaawi-uu minnii fabi’adlika walakal hujjatu ‘alayya.
Artinya : Tuhanku,
jika terlihat kebaikan-kebaikan dariku, maka itu semua berkat anugrah-Mu dan
bagi-Mu lah hak untuk menuntut-Mu.dan jika terlihat kejahatan-kejahatan dariku,
maka semua itu sebab keadilan-Mu dan bagi-Mulah hak untuk menuntut alas an
kepadaku”.
6.
Ilaahii kaifa takilnii ilaa nafsii waqad tawakaltu lii wakaifa udhumu wa
antannaashirulii amkaifa akhiibu wa antal khafiyyubii.
Artinya :
Tuhanku, bagaimana Engkau serahkan kembali kepadaku untuk mengurusi diriku,
padahal sesungguhnya Engkau telah menyerahkan kepadaku (menjaminku). Dan bagaiman aku dihinakan padahal Engkau adalah
penolongku atau bagaimana aku mesti kecewa padahal Engkau adalah “Dzat” yang belas kasih kepadaku”.
7. Haa ana atawassalu ilaika bifaqrii ilaika,
wakaifa atawassalu ilaika bimaahuwa muhalun anyashila ilaika amkaifa
asykuuilaika halii wahiya laatakhfaa ‘alaika. Amkaifa aturjihimulaka bimaqaalii
wahuwa minka birazalika amkaifa tukhayyibu amaalii wahiyaqad wafadat ilaika
amkaifa laatahsanu ahwaalii wabika qaamat ilaika.
Artinya : Inilah
aku yang berperantara kepada-Mu dengan kefakiranku untuk menuju kepada-Mu. Dan
bagaimana aku berperantara kepada-Mu dengan apa muhal bisa sampai kepada-Mu.
Dan bagaimana aku mengadu kepada-Mu mengenai keadaanku padahal keadaanku tidak
samar atas-Mu. Atau bagaimana aku mesti menerangkan kepada-Mu dengan kata-kata
padahal kata-kata itu dari-Mu yang keluar menuju kepada-Mu. Atau bagaimanakah
Engkau kecewakan harapanku padahal harapanku itu benar-benar telah datang
kepada-Mu. Atau bagaimana tidak akan baik keadaanku padahal dengan-Mulah
keadaan itu berasal dan kembali pula kepada-Mu”.
8.
Ilaahii ma althafaka biima’a ‘azhiimi jahlii,
wamaa arhamaka biima’a qabiihi fi’lii.
Artinya :
Tuhanku, alangkah banyaknya kelembutan-Mu kepadaku padahal aku sangat bodoh.
Dan alangkah banyaknya kasih saying-Mu kepadaku padahal perbuatanku sangat
buruk”.
9.
Ilaahii maa aqrabika minnii wamaa ab’adanii
‘anka.
Artinya :
Tuhanku, alangkah dekatnya Engkau denganku dan alangkah jauhnya aku dari-Mu”.
10.
Ilaahi maa ar-afaka biifamaalladzii
yahjubunii ’anka.
Artinya :
Tuhanku, alangkah lemah-lembutnya Engkau kepadaku, maka gerangan apakah yang
menghalangiku hingga jauh dari-Mu”.
11. Ilaahii qad’alimatu bikhtilafil atsaari
watanaqqulaatil athwaari anna muradaka minnii antata’arrafa ilayya fii kulli
syai-in hatta laa ajhalaka fii sya-in.
Artinya :
Tuhanku, sesungguhnya aku telah mengerti akan perubahan dunia ini dan silih
bergantinya masa, bahwasanya Engkau kehendaki dariku adalah Engkau perkenalkan
kekuasaan-Mu kepadaku di dalam setiap sesuatu hingga aku tidak boleh kepada-Mu
di dalam sesuatu itu”.
12.
Ilaahii kullama akhrasanii lu-‘amii anthaqanii karamuka, wakullamaa ayasatnii
aushaafii athma’atnii minnatuka.
Artinya :
Tuhanku, sewaktu kekejianku membungkamku, maka sifat kemurahan-Mu telah membuka
mulutku. Dan sewaktu sifat-sifat celaka memutus-asakan aku, maka karunia-Mu
telah membuka harapan kepadaku”.
13.
Ilaahi man kaanat mahaasinuhu masaawi-a fakaifa laatakuunu masaawiihi masaawii
waman kaanat haqaa-iqahu da’aawiya fakaifa laatakuunu da’awiihi da’aawii.
Artinya :
Tuhanku, orang yang sudah banyak kebaikannya itu masih banyak kesalahannya,
maka bagaimana tidak akan menjadi kesalahan-kesalahan itu sebagai dosa. Dan
orang yang ilmu dan pengetahuannya itu hanya sebagai pengakuan, maka
bagaimanakah tidak akan menjadi pengakuannya itu sebagai kepalsuan belaka”.
14.
Ilaahii hukmuka annaafidzu wamasyii-atukal qaahiratu laayatru kalladzii maqaalin
maqaalan walaa lidzii haalin haalaan.
Artinya :
Tuhanku, keputusan-Mu yang mesti berlangsung dan kehendak-Mu yang memaksa,
keduanya tidak akan member kesempurnaan untuk berkata-kata bagi orang yang
pandai berbicara (berdalih) atau untuk melaksanakan kesakitannya bagi orang
yang mempunyai kesakitan”.
15. Ilaahii
kam min tha’ati banaituhaa wahalatin says-ysdtuha hadama’timaadii ‘alaiha
’adlukabal aqaalanii minhaafadhluka.
Artinya :
Tuhanku, berapa banyak ketaatan yang telah aku lakukan dan tingkah laku yang
aku perbaiki, namun telah menghancurkan keadilan-Mu terhadap atasnya bahkan
membatalkan aku anugrah-Mu dari pada-Nya”.
16. Ilaahii anta ta’lamu wainlam tadmith-tha’ati
minnii fi’laan faqad damat mahabbatan wa’ajmaan.
Artinya :
Tuhanku, Engkau mengerti, meskipun perbuatan taat dariku tidak terus menerus,
namun sesungguhnya ketaatan it uterus menerus dalam kecintaan dan niat (Ku)”.
17. Ilaahii kaifa a’zimu wa antalqaahiru wakaifa
laa a’zimu wa antal amiru.
Artinya :
Tuhanku, bagaimana aku berazam (berniat), sedang Engkaulah yang menentukan, dan
bagaimana aku tidak berazam, sedang Engkaulah yang memerintahkan”.
18. Ilaahii taraddudii fiil atsaari yuhibu ba’dal
mazari fajma’nii ‘alaika bikhidmatin tawaashilunii.
Artinya :
Tuhanku, hilir mudikku pada keduniaan ini menyebabkan jauhnya perjalanan menuju
kepada-Mu. Maka kumpulkanlah aku atas-Mu dengan suatu pengabdian yang bisa
menyampaikan aku kepada-Mu”.
19. Ilaahii kaifa yustadallu ‘alaika bimahuwa
fiiwujuudihi muftaqirun ilaika lighairika minazh-zhuhuuri malaisalaka hattaa
yakuuna huwalmuzhhiru laka mataghibta hatta tahtaja ilaadaliili yadullu ‘alaika
wamata ba’udta hatta takuunal atsaaru hiyallatii tuushilu ilaika.
Artinya :
Tuhanku, bagaimana dapat dijadikan dalil atas-Mu sesuatu kejelasan yang tidak
ada bagi-Mu, sehingga dia dapat menjelaskan kepada-Mu. Kapankah Engkau samar
sehingga Engkau butuh dalil yang dapat menunjukkan kepada-Mu. Dan kapankah
Engkau jauh sehingga adanya alam ini dapat menyampaikan kepada-Mu”.
20. Ilaahii ‘amiyat ‘ainun laataraka ‘laiha
raqiiban wakhasirat shafqatu’abdin lam taj’al lahumin hubbika nashiibaan.
Artinya :
Tuhanku, sungguh buta matahari yang tidak dapat melihat penugasan-Mu, dan sungguh
rugi dagangan seseorang yang dia tidak menjadikan untuknya cinta kepada-Mu”.
21. Ilaahii amarta birrujuu’I ilaal atsaari
farji’nii ilaihaa bikaswatil anwaari wahidayatinl istibshaari hatta arji’a
ilaika minhaa mashuunassirri ‘anin-nazhari ilaiha wamarfuu’al himmati ‘anil
I’timaadi ilaiha innaka ‘alaa kulli syai-in qadiirun.
Artinya :
Tuhanku, Engkau perintahkan aku untuk kembali kealam ini, maka kembalikanlah
aku kepadanya (alam) dengan menyandang cahaya dan petunjuk matahari sehingga
aku bisa kembali kepada-Mu dari ala mini sebagaimana ketika aku masuk kepada-Mu
dari alam ini dalam keadaan hati yang terjaga dari melihat (alam dunia) dan
dihilangkan kehendaknya dari berpegang kepadanya (dunia). Sesungguhnya Engkau
kuasa atas segala sesuatu”.
22. Ilaahii hadza dzullii zhahirun baina yadaika
wahadzaa halii laayakhfa ‘alaika minka athlubul wushuula ilaika wabika
astadillu ‘alaika fahdinii binuurika ilaika wa aqimnii bishidqil ‘ubuudiyyati
baina yadaika.
Artinya
Tuhanku, inilah kehinaanku terlintas dihadapan-Mu. Dan inilah perilakuku yang
tidak samar lagi atas-Mu. Dan pada-Mu aku memohon untuk supaya dapat sampai
kepada-Mu, dan dengan-Mu pula aku mencari petunjuk atas-Mu, maka tunjukkanlah
aku dengan melalui cahaya-Mu untuk menuju kepada-Mu dan tegakkanlah aku dengan
kesungguhan beribadah di hadapan-Mu”.
23. Ilaahii ‘allimnii ‘olmikal mahzuuni washunnii
bisirri ismikal mashuuni.
Artinya :
Tuhanku, ajarkanlah kepadaku (secara
langsung) dari ilmu-Mu untuk sembunyi dalam perbendaharaan-Mu, dan
perihalarah aku dengan rahasia nama-Mu yang terpelihara”.
24. Ilaahii haqiqqnii bihaqaa-iqi ahlilqurbi
wasluk biimasalaka ahliljadzbi.
Artinya :
Tuhanku, berilah kedudukan sebagai orang-orang ahli hakekat yang telah dekat
dengan-Mu, dan tuntunlah aku pada jalan orang-orang yang tertarik langsung
kepada-Mu (orang majdzub)”.
25. Ilaahii aghninii bitadbiirika ‘antadbiiri.
Wabikhtiyaarika lii’anikhtiyaarii wa auqifnii ‘alaa marakizidhthiraarii.
Artinya :
Tuhanku, berilah aku dengan pengaturan-Mu dari pengaturanku, dan pilihan-Mu
dari pilihanku. Dan tetapkanlah aku pada tempat-tempat keburuhanku yang
mendesak (seperti dalam keadaan fakir, hina lemah dan sebagainya)”.
26. Ilaahi akhrijnii min dzulla nafsii wathahirnii
min syakkii wasyirki qabla huluuli ramsii bika astanshiru fanshurnii wa’alaika
atawakalu falaatakilnii waiyyaaka as-alu falaatukhayibnii wafii fadhlika
arghabu falaa tuhrimnii walijanaabika antasibu falaa tub’idnii wabibabika aqifu
falaa tathrudnii.
Artinya : Tuhanku,
keluarkanlah aku dari kehinaan diriku dan bersihkanlah aku dari keragu-raguanku
dan kepersekutuanku sebelum aku masuk ke “liang kubur”. Hanya dengan-Mulah aku
memohon pertolongan, maka tolonglah aku. Dan hanya kepada-Mu berserah diri,
maka janganlah Engkau kecewakan aku. Dan hanya kepada-Mulah aku berharap, maka
janganlah Engkau halangi aku. Dan disisi-Mulah aku mendekat, maka janganlah aku
jauhkan aku. Dan di pintu-Mulah aku berdiri, maka janganlah Engkau tolak aku”.
27. Ilaahii taqaddasa ridhaka antakuunalahu
‘illatun minka fakaifa takuunulahu ‘illatun antal ghaniyyu bidzatika ‘an
yashilakannaf’u minka fakaifa laatakuunu ghaniyyaan ‘annii.
Artinya :
Tuhanku, Maha Suci keridhoan-Mu dari adanya sebab keridhoan itu dari-Mu, maka
bagaimana aka nada sebab keridhoan dariku (adanya ridhi dan murka Allah itu
menjadikan sebab amal baik dan buruk seseorang). Engkau Maha Kaya dengan
Dzat-Mu, dari sampainya kemanfaatan kepada-Mu dari-Mu, maka bagaimanakah akan
membutuhkan dariku, sedang aku adalah hamba-Mu yang tiada daya”.
28. Ilaahii annal qadha-a walqadara ghalabatii wa
annalhawaa biwasya0iqisy-syahwati asaratii fakun antan-nashiirulii hatta
tanshuranii watanshurubii wa aghninii bifadhlika hattaa astaghnii bika ‘an
thalabii.
Artinya : Tuhanku,
sesungguhnya “qodho”dan“qodar” telah mengalahkan aku. Dan
sesungguhnya “hawa nafsu” dengan
berbagai pengukuhan syahwat telah memikat aku, maka Engkau sebagai penolongku
sehingga Engkau tolong aku dan Engkau tolong pula temanku sebab aku. Serta kayakanlah
aku dengan “anugrah-Mu” hingga aku merasa kaya hanya dengan-Mu dari pada
minta-mintaku dari-Mu”.
29. Anta lladzii asyraqtal anwaara fiiquluubi
auliyaa-ika hatta ‘arafuka wawahhaduuka wa antalladzii azzaltal aghyaara min
quluubi ahbaabika hatta lam yuhibbuu siwaaka walam yalja-u ilaaghairika
antalmu-‘nisu lahum haitsu auhasyathumul ‘awaalimu wa antalladzii hadaitahum
hatta astabanat lahumul ma’alimu.
Artinya :
Engkaulah yang telah memancarkan cahaya-cahaya di dalam hati para kekasih-Mu
sehingga mereka “ma’rifat” kepada-Mu
dan meng Esakan-Mu. Dan Engkaulah Dzat yang menghilangkan rasa keduniaan dari
“hati” para pecinta kepada-Mu sehingga nereka tidak senang kepada selain Engkau
serta tidak kembali (bersandar) kepada selain Engkau. Engkau Dzat yang
menentramkan mereka sekiranya alam-lalam ini meresahkan mereka. Dan Engkaulah
satu satunya Dzat yang mewujudkan mereka sehingga nyata bagi mereka jalan-jalan
kebenaran”.
30. Maadzaa wajada man faqadaka wamalladzii faqada
man wajadaka laqad khaaba man radhiya duunaka bidalan walaqad khasira man
baghaa ‘anka mutahawwilaan.
Artinya :
Mendapat apakah orang yang kehilangan Engkau dan kehilangan orang yang telah
mendapatkan Engkau. Sungguh benar-benar kecewa orang yang rela mendapat ganti
selain Engkau. Dan sungguh rugilah orang yang menuntut pindah dari Engkau”.
31. Ilaahii kaifa yurjaa siwaka wa anta
maaqath’tal ihsana wakaifa yuthlabu min ghairika wa anta maabaddalta ‘aadatal
imtinaani.
Artinya :
Tuhanku, bagaimanakah bisa diharapkan selain Engkau. Padahal Engkau tidak
pernah memutuskan kebaikan. Dan bagaimana bisa dimintai selain Engkau padahal
Engkau tidak pernah merubah kebiasaan member kariunia”.
32. yaaman adzaqa ahibbaa-ahu halaawatu
mu-anasatihi faqaamuubaina yadaihi mutamalliqiina, wayaman albasa auliyaa-uhu
malaabisa haibatihi faqaamuu bi’izzatihi musta’izziina.
Artinya :
Wahai Dzat Yang telah member rasa kepada orang-orang yang mencintai-Nya akan
kemanisan bermesra-mesraan dengan-Nya, maka mereka berdiri di hadapan-Nya dalam
kelembutan kasih sayang. Wahai Dzat yang telah member pakaian pada
kekasih-kekasih-Nya dengan pakaian kebesaran-Nya, maka berdiri mereka dalam
keadaan merasa agung sebab karena keagungan-Nya”.
33. Antadzdzakiru min qablidzdzakiriina wa
antalbaadi-u bil-ihsaani min qabli tawajjuhil’aabidiina wa antaljawaadu
bil’;atha-i min qabli thalabith-tha-ibiina, wa antalwahabu tsumma anta lima
wahabtana minalmustaqridhiina.
Artinya :
Engkaulah satu-satunya Dzat yang selalu ingat kepada hamba-hamba-Mu sebelum
hamba-hamba-Mu ingat kepada-Mu. Dan Engkau satu-satunya yang mulai member
kebaikan sebelum orang-orang ahli ibadah mengharap kepada-Mu. Dan Engkaulah
satu-satunya Dzat Yang Maha Pemurah dengan berbagai pemberian sebelum adanya
permohonan orang-orang yang memohon. Dan Engkaulah satu-satunya Dzat Yang Maha
Memberi, kemudian Engkau kepada apa yang Engkau berikan kepada kami itu sebagai
orang yang berhutang (dimana kelak pada hari kiamat akan ditepati oleh Allah
dengan pembayaran yang berlipat ganda)”.
34. Ilaahii uhlubnii birahmatika hatta ashilu
ilaika wajdzubnii biminnatika hatta uqibla ‘alaika.
Artinya :
Tuhanku, tuntunlah aku dengan rahmat-Mu sehingga aku bisa (berhasil) sampai kepada-Mu,
dan tariklah aku dengan nikmat-Mu sehingga aku bisa (berhasil) menghadap
kepada-Mu”.
35. Ilaahii raja-i laayanqathi’u ‘anka
wain’ashaituka kamaa anna khaufii laayizaayilnii wain atha’tuka.
Artinya :
Tuhanku, sesungguhnya pengharapan tidak akan terhenti dari-Mu, walau aku telah
durhaka kepada-Mu, sebagaimana sesungguhnya rasa takutku tidak akan memisahkan
aku walau aku taat kepada-Mu, (artinya dia tetap merasa takut kepada Allah
walau sudah taat kepada-Nya)”.
36. Ilaahii qad dafa’taniil’awaalimu ilaika waqad
auqafanii ‘ilmii bikaramika ‘alaika.
Artinya :
Tuhanku, sesungguhnya telah menolak aku semua ala mini dalam menuju kepada-Mu.
Dan sesungguhnya ilmuku telah memberhentikan aku di hadapan-Mu sebab adanya
kemurkaan-Mu”.
37. Ilaahii kaifa akhiibu wa anta amalii amkaifa
uhanu wa;alaika muttakilii.
Artinya :
Tuhanku, bagaimana mesti aku kecewa padahal Engkaulah dambaanku, atau bagaimana
mesti aku hina padahal hanya kepada Engkaulah aku menyerahkan diri”.
38. Ilaahii kaifa asta’izzu wa anta fiidzdzillati
arkaztanii, amkaifa laa asta’izzu wailaika nasabtanii amkaifa laa aftaqiru wa
antalladzii fiilfaqri aqamtanii amkaifa aftaqiru wa antallaadzii bijuudika
aghnaitanii.
Artinya :
Tuhanku, bagaimana aku bias mencapai kemuliaan padahal Engkau telah menempatkan
aku di dalam kehinaan. Atau bagaimana aku tidak bisa mencapai kemuliaan padahal
hanya kepada-Mulah Engkau telah menolong aku. Atau bagaimanakah aku tidak butuh
padahal Engkau telah menempatkan aku di dalam kefakiran, atau bagaimanakah aku
mesti butuh padahal Engkau dengan sifat kemurahan-Mu telah member kekayaan
kepadaku”.
39. Antalladzii laa ilaaha ghairuka ta’arafta
likulli syai-in famaajahilaka syaiiun wa antalladzii ta’arafta ilayya fii kulli
syai-in fara-ataituka zhahiran fiikulli syai-in fa antazh-zhahiru likulli
syai-in.
Artinya :
Engkaulah satu-satunya Dzat yang tidak ada Tuhan Yang patut disembah kecuali
hanya Engkau. Telah Engkau pertemukan Dzat-Mu pada setiap sesuatu, sehingga
tidak ada sesuatupun makhluq yang tidak mengenal-Mu. Dan Engkaulah satu-satunya
Dzat yang telah memperkenalkan Dzat-Mu kepadaku di dalam setiap sesuatu
sehingga aku dapat melihat-Mu dengan jelas di dalam setiap sesuatu itu. Maka
Engkaulah Dzat yang tidak jelas pada setiap sesuatu”.
40. Yamanistawa birahmaniyyati ‘alaa ‘arsyihi
fasharal’arsyu ghaiba fii rahmaniyyatihi kamaa sharatil’awalimu ghaiban
fii’arsyihi mahaqtal atsara bil-atsaari wamautal aghyaara bimuhithati aflakal
anwaari.
Artinya :
Wahai Dzat Yang telah berkuasa dengan sifat kasih saying-Nya di atas “Arsy”
sehinggajadilah “Arsy” itu lenyap di dalam kasih saying-Nya, sebagaimana
seluruh alam ini lenyap di dalam “Arsy-Nya”.
Wahai Tuhan, telah Engkau lenyapkan pula Arsy itu dengan diliputi oleh berbagai
cakrawala (peredaran cahaya) rahmat-Mu”.
41. Yaamanihtajaba fiisuradiqati ‘izzihi ‘an
antudrikuhul abshaaru, yaaman tajallaa bikamaali baha-ihi fataqqaqat
‘azhamatuhul asraru. Kaifa takhfaa wa antazh-zhahiru amkaifa taghibu wa antarraqiibul
haadhiru wallaahul muwaffiquwabihi nasta’iinu.
Artinya :
Wahai Dzat yang telah terlindung di dalam dinding-dinding-Nya dari jangkauan
penglihatan mata. Wahai Dzat yang terang dan jelas di dalam hati orang-orang “ma’rifat” dengan kesempurnaan dan
keindahan-Nya, sehingga menjadi jelas kebesaran-Nya di dalam hati mereka.
Bagaimana Engkau bisa terlindung (samar)
padahal Engkau lebih “ghoib” (samar)
padahal Engkau adalah Dzat yang mengawasi lagi selalu hadir”.
AL-ISTIQAMAH
Tanggal 29-12-20012
Taman bima Permai Jln : Sena III . Blok A 11.
Cirebon Jabar
Rahmat Mulyadi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar