Rahmat Mulyadi

Rahmat Mulyadi

Selasa, 23 April 2013

115. PAHALA YANG DISEDIAKAN BAGI ORANG-ORANG YANG MENGERJAKAN SHALAT



‘alima wujuudadh-dha’fi minka faqllala ‘adaadahaa wa’Alima hutiyajaka ilaa fadhlihii fakats-tsara amdaadahaa.
Artinya : Allah telah mengetahui kelemahanmu maka dia menyederhanakan (mempersedikitkan) bilangan-bilangannya (yaitu hanya lima waktu dalam sehari semalam). Dan Dia mengetahui hajatmu akan anugrah-Nya maka Dia memperbanyak pahalanya (melipat gandakan pahalanya shalat)”.

Dalam peristiwa (isro’miroj) Nabi Muhammad saw. Mendapatkan perintah untuk mengerjakan shalat sebanyak (50) kali dam sehari semalam.

Tapi karena umat nabi Muhammad saw. Itu sangat lemah, maka Allah menguranginya sehinggga hanya menjadi (5) kali sehari semalam, tetapi pahalanya sama dengan shalat (50) kali.
Dengan demikian kita wajib bersyukur atas keringanan dan anugrah-Nya tersebut.
Berikut ini adalah terjemahan dari hadits Rasulullah yang menerangkan tentang keringanan dan anugrah Allah dalam hal pelaksanaan shalat tersebut:
 Berkata Ibnu Hizam dan Anas Bin Malik, Nabi saw. Bersabda, “Allah swt. Mewajibkan shalat atas umatku (50)kali (sehari semalam). Maka aku turun membawa perintah itu. Ketika aku lewat dihadapan Musa, ia bertanya kepadaku,”Apa yang diperintahkan kepadamu untuk melaksanakan umatmu”. Jawabku”. Allah swt. Mewajibkan shalat lima puluh kali”. Kata Musa,” Kembalilah kepada TuhanMu, karena umatmu tidak akan sanggup melaksanakannya. Maka kembalinya Aku kepada Tuhanku, lalu dikuranginya sebagian. Kemudian Aku kembali kepada Musa dan berkata “Allah mengurangi seperdua”. Kata Musa, kembalilah kepada Tuhanmu, sesungguhnya umatmu tidak akan sanggup untuk melaksanakannya”.maka kembalilah aku kepada Tuhanku. Lalu Allah menguranginya pula seperdua. Sesudah itu aku kembali pula mengabarkannya kepada Musa. Kata Musa, kembalilah kepada tuhanmu, sesungguhnya umatmu tidak akan sanggup untuk melaksanakannya. Maka kembali pulalah aku kepada Tuhanku. Dia (Allah) berfirman,” Walaupun lima, namun lima puluh juga. Putusanku tidak dapat di rubah lagi”. Maka aku kembali pula mengabarkannya kepada Musa. Kata Musa, kembalilah kepada Tuhanmu”. Jawabku,” Aku malu kepada Tuhanku”. Kemudian Jibril membawa hingga sampai ke sidrotul muntaha. Tempat mana ditutup dengan aneka warna yang aku tak tahu warna-warna apa namanya. Sesudah itu aku dibawa je dalam syurga, di mana di dalamnya terdapat mutiara bersusun sedangkan buminya bagaikan kasturi”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar