‘alima
wujuudadh-dha’fi minka faqllala ‘adaadahaa wa’Alima hutiyajaka
ilaa fadhlihii fakats-tsara amdaadahaa.
Artinya
: Allah telah mengetahui kelemahanmu maka dia menyederhanakan (mempersedikitkan)
bilangan-bilangannya (yaitu hanya lima
waktu dalam sehari semalam). Dan Dia mengetahui hajatmu akan anugrah-Nya maka
Dia memperbanyak pahalanya (melipat gandakan pahalanya shalat)”.
Dalam
peristiwa (isro’miroj) Nabi Muhammad saw. Mendapatkan perintah untuk
mengerjakan shalat sebanyak (50) kali dam sehari semalam.
Tapi
karena umat nabi Muhammad saw. Itu sangat lemah, maka Allah menguranginya
sehinggga hanya menjadi (5) kali sehari semalam, tetapi pahalanya sama dengan
shalat (50) kali.
Dengan
demikian kita wajib bersyukur atas keringanan dan anugrah-Nya tersebut.
Berikut
ini adalah terjemahan dari hadits Rasulullah yang menerangkan tentang
keringanan dan anugrah Allah dalam hal pelaksanaan shalat tersebut:
Berkata Ibnu Hizam dan Anas Bin Malik, Nabi
saw. Bersabda, “Allah swt. Mewajibkan shalat atas umatku (50)kali (sehari
semalam). Maka aku turun membawa perintah itu. Ketika aku lewat dihadapan Musa,
ia bertanya kepadaku,”Apa yang diperintahkan kepadamu untuk melaksanakan
umatmu”. Jawabku”. Allah swt. Mewajibkan shalat lima puluh kali”. Kata Musa,”
Kembalilah kepada TuhanMu, karena umatmu tidak akan sanggup melaksanakannya.
Maka kembalinya Aku kepada Tuhanku, lalu dikuranginya sebagian. Kemudian Aku
kembali kepada Musa dan berkata “Allah mengurangi seperdua”. Kata Musa,
kembalilah kepada Tuhanmu, sesungguhnya umatmu tidak akan sanggup untuk
melaksanakannya”.maka kembalilah aku kepada Tuhanku. Lalu Allah menguranginya
pula seperdua. Sesudah itu aku kembali pula mengabarkannya kepada Musa. Kata
Musa, kembalilah kepada tuhanmu, sesungguhnya umatmu tidak akan sanggup untuk
melaksanakannya. Maka kembali pulalah aku kepada Tuhanku. Dia (Allah)
berfirman,” Walaupun lima, namun lima
puluh juga. Putusanku tidak dapat di rubah lagi”. Maka aku kembali pula
mengabarkannya kepada Musa. Kata Musa, kembalilah kepada Tuhanmu”. Jawabku,”
Aku malu kepada Tuhanku”. Kemudian Jibril membawa hingga sampai ke sidrotul
muntaha. Tempat mana ditutup dengan aneka warna yang aku tak tahu warna-warna
apa namanya. Sesudah itu aku dibawa je dalam syurga, di mana di dalamnya
terdapat mutiara bersusun sedangkan buminya bagaikan kasturi”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar