Rahmat Mulyadi

Rahmat Mulyadi

Selasa, 23 April 2013

116. TUNTUNAN SEORANG HAMBA KEPADA ALLAH KETIKA BERAMA



Mataa thalabtu ‘iwadhaan ‘alaa ’amalin thuulibtu biwujuudish-shidqi fiihi wayakfiil muriibu wujdaanas-salaamati.

Artinya : apabila kamu menuntut pahala untuk suatu amal perbuatan, maka kamu pun juga dituntut kesempurnaan dank e ikhlasan di dalam beramal. Dan bagi seseorang yang belum merasa cukup haruslah merasa cukup jika ia selamat dari tuntutan itu”.

Yang dituntut seorang hamba ketika beramal adalah agar ia mendapatkan balasan (pahala). Kalau ia menuntut begitu, maka Allah pun menuntutnya agar amal tersebut dikerjakan dengan ikhlas, yakni benar-benar karena Allah dan bukan karena ingin mendapatkan syurga, maka amalnya itu adalah karena menurutkan keinginan hawa nafsu.

Adapun seseorang yang merasa ragu-ragu terhadap balasan (pahala) dari Allah, maka ia tidak akan mendapatkan balasan dari-Nya, akan tetapi juga ia selamat dari siksa amal yang dikerjakannya itu.

Dalam hal ini Al-Waasithy nerkata, yang artinya :
Ibadah-ibadah yang menuju kepada permohonan ampunan itu lebih dekat daripada ibadah yang menuju kepada permohonan balasan dan pahala”.

Perhatikan firman Allah dalam Al-qur’an Surat Yunus ayat 58, yang artinya :
Katakanlah : Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah denganitu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar