Rahmat Mulyadi

Rahmat Mulyadi

Selasa, 23 April 2013

142. TEGUH DALAM PENDIRIAN (ISTIQAMAH) ADALAH SANGAT DIPERLUKAN DALAM KEHIDUPAN BERAGAMA DAM BERMASYARAKAT

Idzaa waqa’a minka dzanbun falaaykun sababaan liya’sika min hushuulil-istiqamahti ma’a rabbika faqad yakuunu dzaalika aakhiru dzanbin quddira’alaika.

Artinya : jika kamu terlanjur melakukan dosa, maka yang demikian itu jangan sampai menyebabkan putus asa untuk mendapatkan (istiqamah0 kepada Tuhanmu. Maka kadang-kadang yang demikian itu sebagaimana dosa yang terakhir yang ditakdirkan kepadamu”.

Hendaknya seseorang tidak berputus asa dari mengharap rahmat Allah hanya karena telah terlanjur berbuat dosa. Karena putus asa itu justru menambah beban dosa yang akan kita pikul.
Asal saja kita segera bertaubat dan kembali kejalan Allah, maka hal itu tidak menyalahi dari usaha kita untuk (istiqamah) dalam menghambakan diri kepada Allah. Dan siapa tahu, dosa yang kita lakukan merupakan dosa terakhir yang kita lakukan.
Oleh sebab itu, tetaplah berusaha untuk (istiqamah) keteguhan hati dalam pendirian) itu sangat doperlukan, baik dalam kehidupan beragama maupun bermasyarakat.
Allah berfirman dalam Al-qur’an Surat Hud ayat 112, yang artinya :
Maka tetaplah teguh kamu pada pendirian sebagai diperintahkan bersama-sama orang-=orang bertaubat yang ikut bersamamu. Janganlah sampai menyeleweng (meninggalkan pendirian). Sesungguhnya Tuhan memperhatikan segala apapun yang kamu kerjakan”.
Adapun hal-hal yang berhubungan dengan (istiqamah) ini antara lain :

1.                Hidup ini penuh dengan tantangan.

Setiap manusia yang hidup pasti menghadapi tantangan, karena hidup itu sendiri sebenarnya adalah tantangan. Hal ini sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an Surat Al-Balad ayat 1- 4, yang artinya :
Tidak perlu aku bersumpah dengan tanah (negri yang suci) ini, dan dengan bapak dan anaknya (yang silih berganti). Sesungguhnya manusia dijadikan selalu menghadapi tantangan-tantangan”.

Sehubungan hal ini, Syekh Muhammad Syadzili Neifat, mengatakan :”Manusia bukanlah dijadikan tuhan, melainkan untuk sesuatu makna (keadaan), yaitu selalu menghadapi tantangan-tantangan”. Karena tanpa tantangan, hidup manusia tidak akan mempunyai makna atau arti.
Semenjak lahir kedunia, manusia sudah menghadap tantangan-tantangan. Di antaranya :
Kesukaran untuk melahirkan dan dilahirkan, serta untuk mendapat makanan.
Kesukaran yang ditimbulkan oleh perbedaan pikiran dan tujuan dalam mengemban amanatnya, yakni sebagai (khalifah) di muka bumi.

2.             Memerlukan keteguhan hati

selanjutnya Syekh Muhammad Syazili neifar mengatakan :
-          Tidak ada jalan yang dapat ditempuh untuk mencapai keberhasilan dalam usaha memakmurkan bumi dan mensyukuri nikmat Tuhan denhan jalan beribadah kepada-Nya, kecuali dengan hati teguh di dalam berusaha.
-          Memakmurkan bumi hanyalah dapat dicapai dengan tekun bekerja, yakni terus menerus berjaung dengan fikiran dan tenaga untuk menuju mahligai cita-cita yang hidup dalam hati sanubari, sesuai dengan peraturan-peraturan yang dikehendaki oleh hidup. Dengan demikian maka bumi akan melimpah dan mengeluarkan segala hasil yang baik yang dijadikan Tuhan untuk kepentingan-kepentingan manusia.

3.       Teguh hati merupakan perintah Allah

Menurut keterangan Ibnu Abas, ketika Rasulullah menerima ayat yang berhubungan dengan (istiqamah) ini, beliau sampai termenung dalam sekali, guna merenungkan arti sangat penting dari ayat tersebut, sehingga para sahabat bertanya :
-          Sesungguhnya sekali ini Nabi cepat sekali bertambah umurnya”.
-       Nabi menjawab : saya menjadi tua dan berubah kepalaku, karena ayat surat Hud dan 
Sejenisnya”.

Selain itu, di dalam Al-qur’an juga terdapat surat lain yang tujuannya sama dengan surat Hud. Yakni Surat Fush-Shilat ayat 30-32, yang artinya :
“ Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan : Tuhan kami adalah Allah” kemudian mereka  meneguhkan pendirian mereka maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan) :
“ Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih dan bergembiralah dengan syurga yang telah di janjikan oleh Allah kepadamu”.

Syekh Syaazili Neifad menafsirkan,.. bahwa ganjaran sifat (istiqamah berteguh hati) itu seimbang dengan kekutan sifat tersebut.
Adapun kehormatan yang istimewa yang diberikan kepada orang konsekwen dan berteguh hati, antara lain :
-          Malaikat di turunkan Allah untuk membuka jalan fikirannya dan menjauhkannya dari
      rasa takut sehingga tekatnya semakin bulat dan langkahnya semakin teguh, karena  dia    merasa yakin akan kebenaran yang sejati.
-     Setelah yakin akan kebenaran yang sejati yang ditempuhnya, maka langkahnya jadi
      teratur dan tidak membabi buta.

4.       Gadapi segala tantangan dengan lapang dada

Selain itu Allah memperingatkan agar tetap berlapang dada ketika menghadapi segala macam tantangan, adapun peringatan-peringatan yang adalag :
-     Agar tidak menyeleweng meninggalkan pendirian baik karena hebatnya tantangan
         maupun karena bujukan-bujukan dan janji pangkat dan kesenangan yang diberikan.
-     Agar jangan sampai memihak kepada orang-orang dhalim; karena jalan mereka itu salah
      dan bias menyebabkan masuk ke dalam neraka.

5.       Pada saat seperti sekarang ini, keteguhan hati sangat diperlukan.

Di saat-saat seperti sekarang ini, dimana tantangan semakin banyak, bujukan-bujukan kea rah kemaksiatan semakin menggila, janji-janji semakin menggiurkan, dan pemenuhan kebutuhan hidup semakin sulit, kita sangat memerlukan adanya keteguhan hati agar jangan sampai tergoda dan tersesat oleh gaya dan kehidupan yang kebanyakan tidak sesuai lagi dengan norma-norma agama yang kita anut ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar