Ghoyyib
nazhralkhalqi ilaika binazhrillaahi ilaika waghib ‘an iqbaalihim ‘alaika
bisyuhuudi iqbaalihi ‘alaika.
Artinya
: Sirnakan pandangan orang kepadamu dikarenakan adanya pandangan Allah
kepadamu. Dan sirnakan perhatian mereka kepadamu dikarenakan adanya
penyaksi-penyaksi perhatian Allah kepadamu”.
Amal
setiap hamba tidak akan pernah lepasa dari perhatian Allah. Dia akan menilai.
Apakah amal-amal tersebut dilakukan untuk-Nya ataukah untuk manusia (riya’). Jika dilakukan untuk-Nya, maka
bruntunglah orang yang melakukannya, tapi jika untuk manusia, maka sesungguhnya
amalnya tersebut akan sia-sia.
Hal
ini, sebagaimana sabda Rasulullah saw. Dalam sebuah hadits, yang artinya : Tidak
diterima oleh Allah amal yang dicampuri sekedar (dlarrohpun) dari riak”.
Juga
dalam sebuah hadits lain beliau bersabda :
Sesungguhnya
yang paling kutakuti atas kamu adalah (syirik kecil). Sahabat bertanya : apakah
syirik kecil ya Rasulullah”.Beliau menjawab : Itulah riak. Nanti akan berkata
Tuhan dihari kiamat kepada orang-orang riak itu, apabila diadakan pembalasan
amal manusia, kata Allah pergilah kamu kepada orang-orang yang kamu riakkan
(kamu tunjukkan) amal kamu kepadanya, dan kamu mintalah kepadanya balasan”.
Muhammad bin
aslam r.a. pernah mengatakan :
“Tambahan
Untuk mengingat Perhatikan baik-baik kalimat ini”
“Ada urusan apa aku dengan manusia. Padahal aku
berada di dalam tulang rusuk bapakku seorang dari. Kemudian aku berada di dalam
perutku seorang diri, kemudian aku lahir ke dunia seorang diri, kemudian
dicabut ruhku (aku mati) seorang diri, lalu aku masuk ke liang kubur seorang
diri dan dating padaku malaikat Munkar dan Nakir lalu bertanya kepadaku seorang
diri, maka jika aku berada dalam kebaikan niscaya jadilah aku seorang yang
beruntung. Dan jika aku berada dalam kenistaan, maka jadilah aku seorang yang
tercela. Kemudian setelah itu aku berhenti dihadapan Allah seorang diri,
kemudian menyerahkan amalku dan dosaku di dalam timbanganku seorang diri, maka
jika menyuruhku ke syurga, menyeruhku seorang diri. Demikian pula jika
menyeruhku ke neraka, menyeruhku seorang diri. Maka ada urusan aku dengan
manusia?’
Juga Duunu
Al-Mishry memberikan pendapatnya :
“Alamat Ikhlas
itu ada tiga :
1. Pujian dan celaan orang
sama-sama saja bagi dirinya.
2. Tidak Riya’ dalam beramal
ketika ia sedang melaksanakan amal itu.
3. Amal itu ia lakukan hanya
mengharap pahala di akhirat”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar