Rahmat Mulyadi

Rahmat Mulyadi

Senin, 22 April 2013

156. ALLAH SENANTIASA MEMPERHATIKAN AMAL PERBUATAN YANG DILAKUKAN HAMBANYA



Ghoyyib nazhralkhalqi ilaika binazhrillaahi ilaika waghib ‘an iqbaalihim ‘alaika bisyuhuudi iqbaalihi ‘alaika.

Artinya : Sirnakan pandangan orang kepadamu dikarenakan adanya pandangan Allah kepadamu. Dan sirnakan perhatian mereka kepadamu dikarenakan adanya penyaksi-penyaksi perhatian Allah kepadamu”.

Amal setiap hamba tidak akan pernah lepasa dari perhatian Allah. Dia akan menilai. Apakah amal-amal tersebut dilakukan untuk-Nya ataukah untuk manusia (riya’). Jika dilakukan untuk-Nya, maka bruntunglah orang yang melakukannya, tapi jika untuk manusia, maka sesungguhnya amalnya tersebut akan sia-sia.
Hal ini, sebagaimana sabda Rasulullah saw. Dalam sebuah hadits, yang artinya : Tidak diterima oleh Allah amal yang dicampuri sekedar (dlarrohpun) dari riak”.

Juga dalam sebuah hadits lain beliau bersabda :
Sesungguhnya yang paling kutakuti atas kamu adalah (syirik kecil). Sahabat bertanya : apakah syirik kecil ya Rasulullah”.Beliau menjawab : Itulah riak. Nanti akan berkata Tuhan dihari kiamat kepada orang-orang riak itu, apabila diadakan pembalasan amal manusia, kata Allah pergilah kamu kepada orang-orang yang kamu riakkan (kamu tunjukkan) amal kamu kepadanya, dan kamu mintalah kepadanya balasan”.

Muhammad bin aslam r.a. pernah mengatakan :
“Tambahan Untuk mengingat Perhatikan baik-baik kalimat ini”
“Ada urusan apa aku dengan manusia. Padahal aku berada di dalam tulang rusuk bapakku seorang dari. Kemudian aku berada di dalam perutku seorang diri, kemudian aku lahir ke dunia seorang diri, kemudian dicabut ruhku (aku mati) seorang diri, lalu aku masuk ke liang kubur seorang diri dan dating padaku malaikat Munkar dan Nakir lalu bertanya kepadaku seorang diri, maka jika aku berada dalam kebaikan niscaya jadilah aku seorang yang beruntung. Dan jika aku berada dalam kenistaan, maka jadilah aku seorang yang tercela. Kemudian setelah itu aku berhenti dihadapan Allah seorang diri, kemudian menyerahkan amalku dan dosaku di dalam timbanganku seorang diri, maka jika menyuruhku ke syurga, menyeruhku seorang diri. Demikian pula jika menyeruhku ke neraka, menyeruhku seorang diri. Maka ada urusan aku dengan manusia?’

Juga Duunu Al-Mishry memberikan pendapatnya :
“Alamat Ikhlas itu ada tiga :
1.  Pujian dan celaan orang sama-sama saja bagi dirinya.
2.  Tidak Riya’ dalam beramal ketika ia sedang melaksanakan amal itu.
3.  Amal itu ia lakukan hanya mengharap pahala di akhirat”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar