Ilaalmasyii-ati yastanidu kullu syai-in walaa tastanidu hiya ilaa
syai-in.
Artinya : “Kepada kehendak Allah bersandar segala sesuatu. Dan
tidak kalah kehendak-Nya yang bersandar kepada segala sesuatu”.
Segala apapun
yang ada, baik benda hidup maupun benda mati, baik yang nyata maupun yang
ghoib, semuanya adalah hamba dan ciptaan-Nya. Dia menciptakan segalanya ini
bukan karena Dia membutuhkan ciptaan-Nya. Tidak seperti manusia, yang
seumpamanya membuat baju karena didorong oleh keinginan atau kebutuhannya untuk
memiliki baju. Maha Suci Allah dari sifat yang demikian ini.
Kehendak Allah
seditpun tidak bersandar kepada makhluq, justru makhluqlah yang sepenuhnya
bersandar dan butuh kepada kehendak-Nya. Dengan demikian, sebagai makhluq-Nya
kita wajib berusaha agar menjadi makhluq yang patuh dan taat sesuai yang
dikehendaki-Nya.
Allah telah
memberikan kabar gembira kepada hamba-hamba-Nya yang mau patuh dan taat
kepada-Nya, sebagaimana yang tersebut dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 25,
yang artinya :
“Dan
sampaikanlah kabar gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa
bagi mereka disediakan syurga-syurga yang mengalir sungai-sungai itu, mereka
mengatakan inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu. Mereka diberi
(rizqi) buah-buahan yang serupa dan untuk mereka didalamnya ada istri-istri
yang suci dan mereka kekal di dalamnya”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar