Rahmat Mulyadi

Rahmat Mulyadi

Minggu, 21 April 2013

164. MAKHLUQLAH YANG BERSANDAR KEPADA KEHENDAK ALLAH BUKAN SEBALIKNYA



Ilaalmasyii-ati yastanidu kullu syai-in walaa tastanidu hiya ilaa syai-in.

Artinya : “Kepada kehendak Allah bersandar segala sesuatu. Dan tidak kalah kehendak-Nya yang bersandar kepada segala sesuatu”.

Segala apapun yang ada, baik benda hidup maupun benda mati, baik yang nyata maupun yang ghoib, semuanya adalah hamba dan ciptaan-Nya. Dia menciptakan segalanya ini bukan karena Dia membutuhkan ciptaan-Nya. Tidak seperti manusia, yang seumpamanya membuat baju karena didorong oleh keinginan atau kebutuhannya untuk memiliki baju. Maha Suci Allah dari sifat yang demikian ini.
Kehendak Allah seditpun tidak bersandar kepada makhluq, justru makhluqlah yang sepenuhnya bersandar dan butuh kepada kehendak-Nya. Dengan demikian, sebagai makhluq-Nya kita wajib berusaha agar menjadi makhluq yang patuh dan taat sesuai yang dikehendaki-Nya.
Allah telah memberikan kabar gembira kepada hamba-hamba-Nya yang mau patuh dan taat kepada-Nya, sebagaimana yang tersebut dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 25, yang artinya :
“Dan sampaikanlah kabar gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan syurga-syurga yang mengalir sungai-sungai itu, mereka mengatakan inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu. Mereka diberi (rizqi) buah-buahan yang serupa dan untuk mereka didalamnya ada istri-istri yang suci dan mereka kekal di dalamnya”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar