Rahmat Mulyadi

Rahmat Mulyadi

Sabtu, 20 April 2013

176. JANGAN BIARKAN UMURMU BERLALU TANPA MENGERJAKAN AMAL SHOLEH



Maafaata min ‘umrika laa’iwadhalahu wamaahashala laka minhu laa qiimatalahu.

Artinya : “Apa yang telah berlalu dari umurmu itu tidak ada ganti baginya. Dan apa yang telah berhasil bagimu dari umur itu tiada ternilai harganya”.

Umur itu bagaikan awan berlalu. Sekali melintas maka selama-lamanya ia tak akan pernah kembali. Karena itu selagi kita masih hidup dan mempunyai kesempatan, maka pergunakanlah umur yang demikian berharga itu untuk mengerjakan dalam menumpuk amal sholeh sebanyak-banyaknya.

Sungguh merugi seseorang yang tiada menggunakan umurnya dengan baik. Kesempatan hanya dating sekali. Dan setelah itu kita dihadapkan kep[ada Allah untuk mempertanggung jawabkan apa yang kita lakukan selama hidup di dunia.
Firman Allah dalam Al-qur’an surat al-Ashr ayat 1-3, yang artinya :
“Demi waktu, sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan yang mengerjakan amal sholeh dan nasehat-nasehati dengan kebenaran dan nasehati-nasehati dengan kebsabaran”.

Demikian pentingnya kegunaan waktu (umur) ini, sampai-sampai allah bersumpah dengan menyebut namanya (Ashr). Dalam kaitannya dengan hal ini Imam Syafi’I pernah mengatakan :
“Jika sekiranya Al-Qur’an itu hanya terdiri dari satu surat saja, maka surat Al-Ashr itu sudah cukup menjadi pedoman bagi kehidupan manusia”.

Adapun mutiara yang terkandung dalam surat Al-Ashr tersebut di atas :
1.       Iman sebagai landasan hidup. 
Sejak kecil sudah diajari dan disuruh untuk menghapalkan tentang rukun 9Iman) yang ada (enam) itu, yakni Iman kepada Allah, kepada Malaikat-malaikat Allah, kepada kitab-kitab Allah, kepada Rasul-rasul Allah, kepada hari kiamat dan kepada Qodho dan qodhar.
Akan tetapi rukun iman tersebut belumlah cukup kalau diucapkan atau dihafalkan saja. Tetapi lebih dari pada itu adalah harus di resapkan kedalam hati dan kemudioan dibuktikan dengan amal perbuatan.

Iman sebagai landasan hidup, adalah seperti sebuah pohon kayu yang akarnya menghujam kedalam tanah, berdaun rindang, berbuah lebat dan berdiri dengantegak dan kokoh. Ia tidak akan roboh walaupun dihempas angina kencang, membawa kesejukan bagi yang berteduh dibawahnya dan memberikan manfaat yang besar kepada manusia.
Demikian juga sebagai orang yang beriman, kita juga membawa kemanfaatan yang besar bagi umat manusia.

2.       Mengerjakan amal sholeh.
Menurut ajaran islam, pengertian amal sholeh itu luas sekali. Pokoknya segala sesuatu yang apabila dikerjakan dapat membawa kebaikan bagi dirinya sendiri dan juga kepada orang lain, serta sesuai dengan tuntunan agama, maka hal ini bisa disebut dengan amal sholeh.

3.       Saling menasehati dalam hal kebenaran (Al-Hag).
Didalam Al-Qur’an Surat Arra’d ayat 17 disebutkan bahwa Allah mengumpamakan kebenaran itu seperti air hujan dan kebatilan itu bagai buihnya. Maka air hujan itu akan membawa kemanfaatan yang besar bagi manusia sedangkan buihnya akan lenyap tak berbekas.
Maka dari itu kebenaran harus selalu ditegakkan, walaupun untuk itu diperlukan perjuangan dan pengorbanan yang tidak kecil artinya. Sabda Rasulullah SAW. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban, yang artinya :
“Bahwasanya aku diperintahkan (Tuhan) untuk berkata benar walaupun pahit rasanya”.

4.       Saling menasehati dalam hal kebenaran.
Menurut pengertiannya, sabar itu adalah tahan menderita terhadap sesuatu yang tidak disenanginya serta merasa rodho, Ikhlas dan menyerahkan diri sepenuhnya kepada ketentuan Allah.
Firman Allah dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 117, yang artinya :
“dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan, mereka itulah orang-orang yang benar (imannya), dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa”.

Dari penjelasan surat diatas tadi, kiranya akan beruntung dengan keuntungan yang sebesar-besarnya apabila seseorang itu mau mengamalkan apa yang terkandung dalam Surat Al-Ashr tersebut, yakni memanfaatkan waktu (umurnya) dengan sebaik-baiknya.
Dalam salah satu Haditsnya rasulullah menerangkan, yang artinya :
“Tidak satu waktupun yang dating kepada seseorang dimana didalam waktu itu tidak digunakan untuk berdzikir (ingat) kepada allah, melainkan waktu itu baginya merupakan kerugian dan penyesalan”.

Marilah kita renungkan pula syair dari para ahli hikmah berikut ini :
“Aku tangisi zaman muda yang telah pergi. Wahai kiranya muda, bilakah kembali lagi kepada kami?, sekiranya muda dapat dijual, maka akan bayar kepada penjualnya seberapapun yang ia kehendaki, tetapi masa muda itu bila dia telah pergi jauh, maka tak dapat dicapai lagi…….”.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar