Rahmat Mulyadi

Rahmat Mulyadi

Sabtu, 20 April 2013

184. HENDAKLAH JANGAN MENGHARAP TERUS MENERUS, MENERIMA WARID



Laatathlubanna baqaa-alwaridati ba’da anbasatat anwaruha wa auda’at asraruhaa falaka fiillaahi ghinnan ‘an kulli syai-in walaisa yighniika ‘anhu syai-un.

Artinya : “janganlah sungguh-sungguh kamu meminta tetapnya berbagai warid setelah warid-warid itu membentangkan cahaya-cahayanya kepadamu, dan meninggalkan karahasiaan (dari keagungan tuhan) maka bagimu kepada Allah sedah tidak membutuhkan dari segala sesuatu, dan tidaklah sesuatu itu bisa mencukupi kamu dari pada-NYa”.

Seharusnya manusia itu merasa cukup dengan adanya Allah dan tidak menggantingkan diri kepada selain-Nya termasuk juga kepada warid.

Walaupun sebenarnya warid itu merupakan pemberian Allah, namun seseorang tidak boleh berharap agar terus menerus mendapatkan warid. Sebab warid itu sendiri merupakan sesuatu selain-Nya.

Perhatikan dan renungkan kata-kata Syaikh Ibnu Atho’ berikut ini :
“Keinginanmu kepada tetapnya sesuatu selain Allah itu membuktikan belum adanya pertemuanmu kepada Allah. Dan keresahanmu karena hilangnya sesuatu selain dia itu membuktikan tidak adanya kesampaianmu kepada-Nya”.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar