Laatathlubanna baqaa-alwaridati ba’da anbasatat anwaruha wa
auda’at asraruhaa falaka fiillaahi ghinnan ‘an kulli syai-in walaisa yighniika
‘anhu syai-un.
Artinya :
“janganlah sungguh-sungguh kamu meminta tetapnya berbagai warid setelah
warid-warid itu membentangkan cahaya-cahayanya kepadamu, dan meninggalkan
karahasiaan (dari keagungan tuhan)
maka bagimu kepada Allah sedah tidak membutuhkan dari segala sesuatu, dan
tidaklah sesuatu itu bisa mencukupi kamu dari pada-NYa”.
Seharusnya manusia
itu merasa cukup dengan adanya Allah dan tidak menggantingkan diri kepada
selain-Nya termasuk juga kepada warid.
Walaupun sebenarnya
warid itu merupakan pemberian Allah, namun seseorang tidak boleh berharap agar
terus menerus mendapatkan warid. Sebab warid itu sendiri merupakan sesuatu
selain-Nya.
Perhatikan dan
renungkan kata-kata Syaikh Ibnu Atho’ berikut ini :
“Keinginanmu kepada
tetapnya sesuatu selain Allah itu membuktikan belum adanya pertemuanmu kepada Allah.
Dan keresahanmu karena hilangnya sesuatu selain dia itu membuktikan tidak
adanya kesampaianmu kepada-Nya”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar