Rahmat Mulyadi

Rahmat Mulyadi

Jumat, 19 April 2013

200. MANUSIA ITU TERSUSUN DARI DUA MACAM UNSUR



 Innama wasi’akal kaunu min haitsu jismaa niyyatika walam yasa’ka min haitsu tsubuuti ruuha niyyatika.

Artinya : Sesungguhnya alam dapat mencukupi kamu dari segi jasmanimu, dan dia tidak mencukupimu dari segi ketetapan ruhanimu”.

Dilihat dari segi biologis, manusia itu tersusun dari dua macam unsur. Kedua macam unsure tersebut yaitu :

1.       Tubuh kasar (jasmani).
Tubuh kasar ini selalu bergantung kepada benda-benda alam untuk mencukupi kebutuhan-kebutuhannya. Dengan tubuh ini manusia dapat bergerak dan merasakan sesuatu.
2.       Roh halus (rokhani)
Unsur ini (roh halus) selalu bergantung dan berhubungan langsung dengan penciptanya (Allah). Karena itu untuk mencukupi kebutuhan-kebutuhannya, manusia diharuskan untuk banyak mengingat kepada-Nya dan menyingkirkan penyakit-penyakit yang menyerang dan meracuninya, yakni yang berupa (hawa nafsu). Dengan adanya (ruh)
ini manusia dapat berkehendak, mencintai, membenci, bahagia, susah, senang dan sebagainya.
Menurut berbagai penyelidikan yang dilakukan oleh para sarjana kimia, memang benar bahwa tubuh manusia itu berasal dari tanah. Setelah diuraikan secara kimiawi, unsure-unsur yang dapat dalam tanah itu sama dengan yang terdapat dalam tubuh manusia.. dalam tubuh manusia tersebut terdapat karbon yang cukup untuk membuat (9000) buah tangkai pena, paspor yang cukup untuk membuat (2000) tangkai korek api, serta zat-zat lain seperti kapur, besi, garam, air, dan sebagainya.
Adapun persoalan mengenai (ruh), sampai saat ini dan sampai kapanpun juga tak akan ada seorangpun yang dapat mengetahui hakekatnya. Hal ini sebagaimana firman Allah yangntersebut dalam hakekatnya. Hal ini sebagaimana firman Allah yang tersebut dalam Al-Qur’an surat Al-Isro’ ayat 85, yang artinya :
“ Dan orang-orang itu bertanya kepadamu tentang (ruh). Katakanalah : Ruh itu sebagaian dari urusan Tuhanku : Kamu tidak diberi pengetahuan melainkan sedikit”.

Sudah jelas, bahwa Allah tidak memberi bekal (ilmu) kepada manusia untuk mempelajari hakekt dari pada (ruh), kecuali hanya sedikit misalnya, manusia hanya dapat mengetahui, bahwa karena (ruh) manusia dapat hidup, berfikir, merasa senang, sedih dan sebagainya. Dannpapabila di tinggalkannya manusia bisa (mati) dan tidak ada (geraknya) sedikitpun sebagaimana benda-benda mati lainnya.
Oleh sebab itu (ruh) juga, keberadaannya menjadi lebih tinggi bila dibandingkan dengan makhluq-makhluq lainnya, sehingga segala sesuatu yang diciptakan Allah ini diperuntukkan kepadanya, sekaligus juga manusia diserahi tugas oleh Allah sebagai Kholifah (pemimpin) dim muka bumi.
Firman Allah dalam Al-Qur’an Surat Al-Hijr ayat 28-29, yang artinya :
“Dan ketika Tuhnmu berkata kepada Malaikat : Sesungguhnya Aku menciptakan manusia dari tanah (kering) dan tanah (hitam) yang telah berubah. Apabila Aku sempurnakan kejadiannya, dan kutiupkan kedalamnya dari pada (Ruh-Ku), lalu meniaraplah mereka (sujud) kepada-Nya (Adam)”.

Sementara itu ada seorang ulama yang mendifinisikan (ruh) seperti berikut ini :
“Ruh adalah merupakan (zat) yang memiliki sifat tersendiri dan berbeda dengan benda-benda lain. Ia berupa (jisim nuraniyah) saebangsa (nur) atau (cahaya), amat tinggi kedudukannya dan hidup. Selain itu juga dapat berpisah dan meninggalkan tubuh kasar dan dapat menjalar dalam rongga tubuh laksana mengalirnya air dalam batang pohon yang hijau dan hidup. Ruh itu tidak dapat dipisah-pisahkan atau dibagi menjadi beberapa bagian. Kepada tubuh ia memberikan kesan kehidupan dan apa-apa yang hubungan dengan adanya kehidupan itu selama tubuh masih didiami oleh (ruh) tersebut”.

Sebagaimana yang telah diketahui bersama, bahwa alam itu terdiri dari dua macam, yaitu alam nyata dan alam ghaib. Alam nyata yaitu alam yang terdiri dari benda-benda, sehingga bisa ditangkap dengan panca indra, bisa diselidiki dan dipelajari dengan mmenggunakan akal dan ilmu pengetahuan. Sedangkan alam ghaib tidak terdiri dari benda-benda, sehingga tidak dapat ditangkap dengan panca indra, dan tidak pula bisa diselidiki dan dip[elajari dengan menggunakan alat apapun juga.
Karena itu betapapun tinggi ilmu yang dimiliki oleh manusia dan betapapun canggih peralatan yang digunakannya, tetaptidak akan mampu menguakkan sedikitpun rahasia dari alam ghaib.
Hal ini sebagaimana firman Allah dalam Al-qur’an surat Al-An’am ayat 59, yang artinya :
“Pada sisi Allah-lah terletak kunci (rahasia) perkara-perkara yang ghaib. Tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah”
Juga dalam Surat Al-Naml ayat 65, yang artinya :
“Katakanlah (Hai Muhammad) : Tidak ada siapapun di langit dan di bumi yang dapat mengetahui perkara-perkara yang (ghaib) selain Allah dan mereka tidak tahu kapan mereka akan dibangkitkan”.

Begitu juga dengan para Nabi dan Rasul atau bahkan Malaikat pun tidak ada yang mengetahui rahasia-rahasia mengenai alam (ghaib), kecuali sekedar yang diwahyukan Allah kepada mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar