Rahmat Mulyadi

Rahmat Mulyadi

Kamis, 18 April 2013

212. SEBAIK-BAIK UMUR ADALAH YANG PANJANG DAN MEMBAWA BERKAH



Rabbu ‘amrin ittasa’at amaaduhu waqallat amdaaduhu warabba ‘umrin qaliiatin amaaduhu katsiirati amdaaduhu.

Artinya :Banyak umur yang panjang masanya akan tetapi sedikit manfaatnya. Dan kadang-kadang umur yang sedikit masanya. (tetapi) banyak manfaatnya”.

Manusia itu ada yang dikarunia Allah umur yang panjang dan ada pula yang dikarunia umur yang pendek.
Sebenarnya yang penting di sini bukanlah panjang atau pendeknya. Tetapi yang terpenting di sini adalah untuk apa umur itu digunakan.
Dan kalu sudah berbicara berguna atau berbicara tetntang kegunaannya, tentu saja yang digunakan untuk memperbanyak amal ibadah kepada Allah dengan jalan memetuhi segala larangan-larangan-Nya.
Dalam kaitannya dengan hal ini, Syeikh abdulllah Ba’lawy pernah mengatakan :
“mengenai panjangnya umur bagi seorang manusia itu apabila digunakan untuk berbakti, mentaati serta mengikuti ajaran agama, sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya, adalah digemari. Malahan kita dituntut agar berdo’a sedemikian itu”.

Hal ini adalah berdasarkan sabda Rasulullah S.A.W. dalam sebuah Hasits, yang artinya :
“Sebaik-baik orang yang di antara kamu sekalian adalah orang yang panjang umurnya dan baik amal perbuatannya”.

Memang umur panjang tidak selamanya membawa berkah, bahkan terkadang justru mencelakakan. Hal ini terjadi apabila si pemilik umur itu tidak mau menggunakan atau memenfaatkannya dengan baik, melainkan hanya berfoya-foya dan bersenang-senang untuk memperturutkan keinginan hawa nafsunya. Dan dengan umurnya yang panjang itu berarti terbuka pula kesempatan yang banyak baginya untuk menumpuk dosa dan kesalahan, sehingga akhirnya ia mengalami kecelakaan dan kebinasaan, serta kehinaan yang besar di akhirat nanti.
Sementara itu ada pula sebagian manusia yang mempunyai keinginan untuk berumur panjang agar dapat lebih banyak berbuat ketaatan dalam mengabdi kepada-Nya.
Ada dua golongan orang yang mempunyai keinginan seperti di atas itu, yakni :
1.       Orang yang benar-benar berniat melaksanakan keinginannya.
Orang yang demikian ini pasti akan bersungguh-sungguh berusaha membuktikan kata-katanya dengan perbuatan nyata, betul-betul tidak mengingkari atau mendustai dirinya sendiri, yakni dengan jalan menjalankan apa saja yang diperintahlan kepadanya pada setiap waktu dan kesempatan.
Selain itu ia juga akan berusaha mendapat mungkin menjauhi persoalan-persolaalan duniawi, walaupun ia juga tetap mencarinya untuk mencukupi kebutuhan hidupnya sendiri dan orang-orang yang menjadi tanggungannya dengan tidak melalaikan kewajiban-kewajiban yang telah dibebankan oleh Allah kepada dirinya sebagai amanat yang pada zaman azali dulu telah disanggupinya menawarkan amanat tersebut kepada langit, bumi, gunung-gunung dan makhluq-makhluq lain. Tetapi semuanya menolak karena merasa tidak akan sanggup melaksanakannya dengan baik den mohon kasih sayang Allah agar tidak dipaksa untuk mengembannya. Akan tetapi tiba-tiba masnusia dengan beraninya menyatakan kesanggupannya untuk memikul amanat itu.
Hal ini sebagaimana yang tersebut dalam Al-Qur’an Surat Al-Ahzab ayat 72, yang artinya :
“Sesungguhnya kami (Allah) telah memberikan amanat (perintah) ke pada langit, bumi, dan gunung-gunung, lalu mereka dengan memikulnya dan takut menerima nya, kemudian amanat itu di pikul oleh manusia. Sesungguhnya manusia aniaya lagi jahil (tiada berilmu)”.
Jadi dengan amanat yang sudah disanggupi akan dipikulnya itu, manusia harus melaksanakannya dengan sebaik-baiknya sebagai konsekwensi dari apa yang telah dijanjikan.
2.  Orang yang hanya bermain-main dengan ucapannya sendiri dan tidak bersungguh-sungguh melaksanakan keinginannya.
Orang-orang yang demikian ini selalu bermalas-malas dalam mengerjakan kewajiban-kewajibannya dan selalu mengulur-ngulur waktu untuk mengerjakan amal sholeh. Selain itu ia juga selalu mencari-cari alas an yang dibuat-buat untuk menutupi kesalahnnya itu. Misalnya saja, kalau usahanya sedang sukses, ia akan beralasan, bahwa ketidak sempatannya disebabkan karena urusan-urusannya. Sebaliknya kalau usahanya sedang sepi, maka a;lasannya adalah karena harus bekerja sehari penuh untuk mencukupi kebutuhan-krbutuhan keluarganya. Sungguh hal ini merupakan alas an yang dicari-cari dan semata-mata jalan untuk mendustai dirinya sendiri. Da kalau ia tetap bersikukuh dengan alasannya itu, maka kelak mereka benar-benar akan tetipu.

 Kita semua telah mengetahui, bahwa kebahagiaan hidup seorang di akhirat itu adalah tergantung dari amalannya selama hidup di dunia. Semakin banyak amal sholeh yang dilakukan, maka dengan sendirinya semakin bahagia pula hidupnya di akhirat.
Oleh karena itu selagi kesempatan masih ada, maka bersegeralah beramal sholeh sebelum terlambat, langkahkan kaki lebar-lebar dan rebut kesempatan sebanyak-banyaknya lalu gunakan dengan sebaik-baiknya, sebelum kita dikejutkan oleh kedatangan Malaikat (maut) yang terkadang datang secara tiba-tiba dan mendadak tanpa memberi tanda-tanda terlebih dahulu. Selanjutnya marilah kita simak dan hayati bersama apa yang pernah disampaikan oleh Syeikh Abdullah Ba’lawy berikut ini :
“Saudara-saudaraku sekalian sesame muslim, jagalah baik-baik dan berhati-hatilah. Waktu yang anda miliki itu sangat terbatas, tidak bisa diajukan atau ditunda barang sedikitpun, detik demi detik , menit demi menit, saat demi saat, hari demi hari dan seterusnya yang kita hidup di dalamnya, adalah waktu yang sangat sedikit jika dibandingkan dengan kehidupan di akhirat nanti. Setiap hembusan nafas dan hisafan nafas, setiap denyut nadi dan detak jantung yang anda lakukan, seluruhnya itu mustahil terjadi tanpa (izin) dari Tuhan Robbul Izzati. Sehingga pada hembusan nafas anda terakhir, pada denyut nadi anda yang terakhir dan juga pada detak jantung anda yang terakhir, maka hendaklah anda telah menggunakan waktu ayang ada itu untuk berbakti kepada Allah, baik di saat jaga maupun di saat tidur. Pergunakanlah untuk apapun yang berfaedah dan jangan biarkan berlalu semenitpun dengan sia-sia. Jikalau anda keliru menggunakannya, maka kemudian hari anda pasti merasakan penyesalan anda tiada henti-hentinya. Cukup lama dan sangat dalam penyesalan anda nanti. Inilah yang sejak ini wajib anda perhatikan. Setelah meninggalkan dunia fana’ ini.barulah anda mengetahui betapa ruginya menyia-ntiakan waktu, sekalipun hanya semenit saja. Anda semua pasti akan mengalaminya sendiri nanti dan pasti pula anda akan meyakini serta membenarkan apa yang saya sampaikan ini”.

Selanjutnya Syeikh Abdullah Ba’lawy menmbahkan :
“akan di perlihatkan kepada setiap manusia dalam perumahan di akhirat nanti saat semua hari dan malamnya dengan diperagakan sebagai bentuk almari. Setiap hari dan malam terdapat (dua puluh empat almari) sesuai dengan jumlah hitungan hari dan malam itu. Manusia itu akan melihat sendiri setiap jam yang olehnya jam itu digunakan untuk mengerjakan ketaatan kepada Allah, tmpaklah almari itu penuh cahaya, sedang setiap jam yang ia pergunakan untuk bermaksiat kepada Allah, tampaknya gelap gulita.
Adapun jam yang olehnya tidak dipergunakamn beramal untuk ketaatan dan tidak pula untuk kemaksiatan, tampaklah almari itu kosong sama sekali (yakni tidak ada cahaya dan tidak pula gelap gulita).
Seterusnya jikalau ia mendapatkan almarinya sendiri itu berisi penuh gelap gulita, maka andaikata boleh ia diputuskan untuk dapat meninggalkan dunia, niscaya ia akan mati seketika itu di waktu melihatnya. Namun tiada kematian lagi di alam akhirat. Oleh karena itu, seseorang yang selalu mengerjakan ketaatan kepada Allah, sudah tentu menjadi amat gembira dan ingin sekali tetep menjadi manusia gembira, malahan terus bertambah-tambahlah kegembiraan dan suka citanya itu di sepanjang hari dan waktu. (Atau lebih gembira lagi andaikata dapat menambahkan amalan sholihnya). Sebaliknya manusia yang senantiasa mengerjakan kemaksiatan kepada Allah, maka itulah manusia yang benar-benar berduka cita serta bersedih hati, malahan kesedihan dan duka citanya itu makin lama bertambah tanpa ada penghabisannya sama sekali”.

Kata-kata Syeikh Abdullah Ba’alawy selanjutnya :
“Saudaraku sesame muslim yang tercinta, kini tinggal bagaimana anda memilih salah satu dari dua hal. Mudah-mudahan Allah senantiasa memberikan karunia dan rahmat-Nya kepada anda. Adakanlah pilihan untuk anda sendiri selagi anda masih di alam yang di dalamnya masih diberi kebebasan untuk memilih. Saya hanya menganjurkan yang baik-baik saja, pilihan anda jangan sampai keliru dan tersesat. Pilihan yang baik adalah mengamalkan segala sesuatu yang dapat mendatangkan kemanfataatan sendiri, sebab hanya inilah yang akan mininggikan derajat anda, baik selama masih hidup di dunia mapuin sampai di akhirat nanti. Anda harus selalu ingat, bahwa waktu yang sudah anda lalui itu tidak akan pernah kembali lagi. Karena jika apa yang sedah berlalu tak mungkin kembali, maka pilihan untuk mengerjakan kebaikan atau keburukan pun sudah tidak ada lagi. Yang sudah berjalan dan berupa kebaikan tetap menjadi amal yang sholeh bagi anda, kecuali dengan bertaubat. Maka dari itu bersegeralah, jangan menunda-nunda melakukan perbuatan yang diridhoi  Allah. Sebab menunda-nunda adalah suatu bentuk keburukan tersendiri, padahal kita semua tahu, bahwa manusia itu seringkali terganggu oleh berbagai keadaan, mara bahaya serta banyaknya pekerjaan yang harus segera diselesaikan, sehingga kesempatan yang semestinya bisa dipergunakan untuk beramal sholeh menjadi hilang percuma tanpa ada kemanfaatan sedikitpun”.

Demikianlah uraian yang panjang leber dan sangat mengesankan . mudah-mudahan kita semua dapat mengambil manfaat dari padanya Amiiiin……..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar