Rabbu ‘amrin ittasa’at amaaduhu waqallat amdaaduhu warabba ‘umrin
qaliiatin amaaduhu katsiirati amdaaduhu.
Artinya :Banyak
umur yang panjang masanya akan tetapi sedikit manfaatnya. Dan kadang-kadang
umur yang sedikit masanya. (tetapi) banyak manfaatnya”.
Manusia itu ada
yang dikarunia Allah umur yang panjang dan ada pula yang dikarunia umur yang
pendek.
Sebenarnya yang
penting di sini bukanlah panjang atau pendeknya. Tetapi yang terpenting di sini
adalah untuk apa umur itu digunakan.
Dan kalu sudah
berbicara berguna atau berbicara tetntang kegunaannya, tentu saja yang
digunakan untuk memperbanyak amal ibadah kepada Allah dengan jalan memetuhi
segala larangan-larangan-Nya.
Dalam kaitannya
dengan hal ini, Syeikh abdulllah Ba’lawy pernah mengatakan :
“mengenai
panjangnya umur bagi seorang manusia itu apabila digunakan untuk berbakti,
mentaati serta mengikuti ajaran agama, sesuai dengan apa yang diperintahkan
oleh Allah dan Rasul-Nya, adalah digemari. Malahan kita dituntut agar berdo’a
sedemikian itu”.
Hal ini adalah
berdasarkan sabda Rasulullah S.A.W. dalam sebuah Hasits, yang artinya :
“Sebaik-baik orang
yang di antara kamu sekalian adalah orang yang panjang umurnya dan baik amal
perbuatannya”.
Memang umur panjang
tidak selamanya membawa berkah, bahkan terkadang justru mencelakakan. Hal ini
terjadi apabila si pemilik umur itu tidak mau menggunakan atau memenfaatkannya
dengan baik, melainkan hanya berfoya-foya dan bersenang-senang untuk memperturutkan
keinginan hawa nafsunya. Dan dengan umurnya yang panjang itu berarti terbuka
pula kesempatan yang banyak baginya untuk menumpuk dosa dan kesalahan, sehingga
akhirnya ia mengalami kecelakaan dan kebinasaan, serta kehinaan yang besar di
akhirat nanti.
Sementara itu ada
pula sebagian manusia yang mempunyai keinginan untuk berumur panjang agar dapat
lebih banyak berbuat ketaatan dalam mengabdi kepada-Nya.
Ada dua golongan orang yang mempunyai keinginan seperti di atas itu,
yakni :
1.
Orang yang benar-benar
berniat melaksanakan keinginannya.
Orang yang demikian
ini pasti akan bersungguh-sungguh berusaha membuktikan kata-katanya dengan
perbuatan nyata, betul-betul tidak mengingkari atau mendustai dirinya sendiri,
yakni dengan jalan menjalankan apa saja yang diperintahlan kepadanya pada
setiap waktu dan kesempatan.
Selain itu ia juga
akan berusaha mendapat mungkin menjauhi persoalan-persolaalan duniawi, walaupun
ia juga tetap mencarinya untuk mencukupi kebutuhan hidupnya sendiri dan
orang-orang yang menjadi tanggungannya dengan tidak melalaikan
kewajiban-kewajiban yang telah dibebankan oleh Allah kepada dirinya sebagai
amanat yang pada zaman azali dulu telah disanggupinya menawarkan amanat
tersebut kepada langit, bumi, gunung-gunung dan makhluq-makhluq lain. Tetapi
semuanya menolak karena merasa tidak akan sanggup melaksanakannya dengan baik
den mohon kasih sayang Allah agar tidak dipaksa untuk mengembannya. Akan tetapi
tiba-tiba masnusia dengan beraninya menyatakan kesanggupannya untuk memikul
amanat itu.
Hal ini sebagaimana
yang tersebut dalam Al-Qur’an Surat Al-Ahzab ayat 72, yang
artinya :
“Sesungguhnya kami
(Allah) telah memberikan amanat (perintah) ke pada langit, bumi, dan
gunung-gunung, lalu mereka dengan memikulnya dan takut menerima nya, kemudian amanat
itu di pikul oleh manusia. Sesungguhnya
manusia aniaya lagi jahil (tiada berilmu)”.
Jadi dengan amanat
yang sudah disanggupi akan dipikulnya itu, manusia harus melaksanakannya dengan
sebaik-baiknya sebagai konsekwensi dari apa yang telah dijanjikan.
2. Orang yang hanya bermain-main dengan
ucapannya sendiri dan tidak bersungguh-sungguh melaksanakan keinginannya.
Orang-orang yang
demikian ini selalu bermalas-malas dalam mengerjakan kewajiban-kewajibannya dan
selalu mengulur-ngulur waktu untuk mengerjakan amal sholeh. Selain itu ia juga
selalu mencari-cari alas an yang dibuat-buat untuk menutupi kesalahnnya itu.
Misalnya saja, kalau usahanya sedang sukses, ia akan beralasan, bahwa ketidak
sempatannya disebabkan karena urusan-urusannya. Sebaliknya kalau usahanya
sedang sepi, maka a;lasannya adalah karena harus bekerja sehari penuh untuk
mencukupi kebutuhan-krbutuhan keluarganya. Sungguh hal ini merupakan alas an
yang dicari-cari dan semata-mata jalan untuk mendustai dirinya sendiri. Da
kalau ia tetap bersikukuh dengan alasannya itu, maka kelak mereka benar-benar
akan tetipu.
Kita semua telah mengetahui, bahwa kebahagiaan
hidup seorang di akhirat itu adalah tergantung dari amalannya selama hidup di
dunia. Semakin banyak amal sholeh yang dilakukan, maka dengan sendirinya
semakin bahagia pula hidupnya di akhirat.
Oleh karena itu
selagi kesempatan masih ada, maka bersegeralah beramal sholeh sebelum
terlambat, langkahkan kaki lebar-lebar dan rebut kesempatan sebanyak-banyaknya
lalu gunakan dengan sebaik-baiknya, sebelum kita dikejutkan oleh kedatangan
Malaikat (maut) yang terkadang datang secara tiba-tiba dan mendadak tanpa
memberi tanda-tanda terlebih dahulu. Selanjutnya marilah kita simak dan hayati
bersama apa yang pernah disampaikan oleh Syeikh Abdullah Ba’lawy berikut ini :
“Saudara-saudaraku
sekalian sesame muslim, jagalah baik-baik dan berhati-hatilah. Waktu yang anda
miliki itu sangat terbatas, tidak bisa diajukan atau ditunda barang sedikitpun,
detik demi detik , menit demi menit, saat demi saat, hari demi hari dan
seterusnya yang kita hidup di dalamnya, adalah waktu yang sangat sedikit jika
dibandingkan dengan kehidupan di akhirat nanti. Setiap hembusan nafas dan
hisafan nafas, setiap denyut nadi dan detak jantung yang anda lakukan,
seluruhnya itu mustahil terjadi tanpa (izin) dari Tuhan Robbul Izzati. Sehingga
pada hembusan nafas anda terakhir, pada denyut nadi anda yang terakhir dan juga
pada detak jantung anda yang terakhir, maka hendaklah anda telah menggunakan
waktu ayang ada itu untuk berbakti kepada Allah, baik di saat jaga maupun di
saat tidur. Pergunakanlah untuk apapun yang berfaedah dan jangan biarkan
berlalu semenitpun dengan sia-sia. Jikalau anda keliru menggunakannya, maka
kemudian hari anda pasti merasakan penyesalan anda tiada henti-hentinya. Cukup
lama dan sangat dalam penyesalan anda nanti. Inilah yang sejak ini wajib anda
perhatikan. Setelah meninggalkan dunia fana’ ini.barulah anda mengetahui betapa
ruginya menyia-ntiakan waktu, sekalipun hanya semenit saja. Anda semua pasti
akan mengalaminya sendiri nanti dan pasti pula anda akan meyakini serta
membenarkan apa yang saya sampaikan ini”.
Selanjutnya Syeikh
Abdullah Ba’lawy menmbahkan :
“akan di
perlihatkan kepada setiap manusia dalam perumahan di akhirat nanti saat semua
hari dan malamnya dengan diperagakan sebagai bentuk almari. Setiap hari dan
malam terdapat (dua puluh empat almari) sesuai dengan jumlah hitungan hari dan
malam itu. Manusia itu akan melihat sendiri setiap jam yang olehnya jam itu
digunakan untuk mengerjakan ketaatan kepada Allah, tmpaklah almari itu penuh
cahaya, sedang setiap jam yang ia pergunakan untuk bermaksiat kepada Allah,
tampaknya gelap gulita.
Adapun jam yang
olehnya tidak dipergunakamn beramal untuk ketaatan dan tidak pula untuk
kemaksiatan, tampaklah almari itu kosong sama sekali (yakni tidak ada cahaya
dan tidak pula gelap gulita).
Seterusnya jikalau
ia mendapatkan almarinya sendiri itu berisi penuh gelap gulita, maka andaikata
boleh ia diputuskan untuk dapat meninggalkan dunia, niscaya ia akan mati
seketika itu di waktu melihatnya. Namun tiada kematian lagi di alam akhirat.
Oleh karena itu, seseorang yang selalu mengerjakan ketaatan kepada Allah, sudah
tentu menjadi amat gembira dan ingin sekali tetep menjadi manusia gembira,
malahan terus bertambah-tambahlah kegembiraan dan suka citanya itu di sepanjang
hari dan waktu. (Atau lebih gembira lagi andaikata dapat menambahkan amalan
sholihnya). Sebaliknya manusia yang senantiasa mengerjakan kemaksiatan kepada
Allah, maka itulah manusia yang benar-benar berduka cita serta bersedih hati,
malahan kesedihan dan duka citanya itu makin lama bertambah tanpa ada
penghabisannya sama sekali”.
Kata-kata Syeikh
Abdullah Ba’alawy selanjutnya :
“Saudaraku sesame
muslim yang tercinta, kini tinggal bagaimana anda memilih salah satu dari dua
hal. Mudah-mudahan Allah senantiasa memberikan karunia dan rahmat-Nya kepada
anda. Adakanlah pilihan untuk anda sendiri selagi anda masih di alam yang di
dalamnya masih diberi kebebasan untuk memilih. Saya hanya menganjurkan yang
baik-baik saja, pilihan anda jangan sampai keliru dan tersesat. Pilihan yang
baik adalah mengamalkan segala sesuatu yang dapat mendatangkan kemanfataatan
sendiri, sebab hanya inilah yang akan mininggikan derajat anda, baik selama
masih hidup di dunia mapuin sampai di akhirat nanti. Anda harus selalu ingat,
bahwa waktu yang sudah anda lalui itu tidak akan pernah kembali lagi. Karena
jika apa yang sedah berlalu tak mungkin kembali, maka pilihan untuk mengerjakan
kebaikan atau keburukan pun sudah tidak ada lagi. Yang sudah berjalan dan
berupa kebaikan tetap menjadi amal yang sholeh bagi anda, kecuali dengan
bertaubat. Maka dari itu bersegeralah, jangan menunda-nunda melakukan perbuatan
yang diridhoi Allah. Sebab menunda-nunda
adalah suatu bentuk keburukan tersendiri, padahal kita semua tahu, bahwa
manusia itu seringkali terganggu oleh berbagai keadaan, mara bahaya serta
banyaknya pekerjaan yang harus segera diselesaikan, sehingga kesempatan yang
semestinya bisa dipergunakan untuk beramal sholeh menjadi hilang percuma tanpa ada
kemanfaatan sedikitpun”.
Demikianlah uraian
yang panjang leber dan sangat mengesankan . mudah-mudahan kita semua dapat
mengambil manfaat dari padanya Amiiiin……..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar