Rahmat Mulyadi

Rahmat Mulyadi

Kamis, 18 April 2013

213.KEBERKAHAN AKAN DICAPAI BILA DALAM UMUR YANG RELARIF SINGKAT ITU DAPAT DIPEROLEH KARUNIA ALLAH YANG BANYAK



Man burikalahu fii’umrihi adraka fii yasiirin minazzamani min minanillaahi ta’alaa maalaayakhulu tahta dara-I’ibarati walaatalhaquhul-isyaaratu.

Artinya :barangsiapa yang diberi berkah oleh Allah dalam umurnya, maka dia akan mendapatkan (memperoleh) dalam waktu yang ingkat dari beberapa karunia Allah Ta’ala apa yang tidak bisa masuk dalam putaran kata-kata 9tidak dapat dihitung) dan tidak bisa dikerjakan oleh isyarat (yakni tidak terhitung dan tidak terbatas)”.

Apabila seseorang mengingankan agar umurnya diberkai oleh Allah, maka ia harus senantiasa memanfaatkan waktu-waktu yang dimilikinya dengan sebaik-baiknya, yakni dengan jalan beribadah dan mengabdi kepada-Nya tanpa ada sedikitpun waktu yang terbuang denga percuma dan sia-sia.
Manakala hal yang demikian ini sudah di jalankan dengan baik, maka sudah tidak menjadi soal lagi baginya apakah umurnya itu panjang ataukah pendek sebab dalam umur yang relatip pendek (singkat) pun dirinya sudah dapat mengumpulakan karunia Allah yang sebanyak-banyaknya. Ibarat malam lailatul qadar, hanya dalam beribadah satu malam saja seseorang sudah dapat memperoleh kebaikan yang lebih besar dari pada ibadah selama seribu bulan.
Dalam kaitannya dengan hal ini Rasulullah pernah bersabda, yang artinya :
“ Amal kebaikan itu dapat menambah umur, bukan bertambah usianya, tetapi kebesaran hasil yang diperoleh pada udia itu”.

Juga Abu Abbas pernah mengatakan :
“Al-Hamdulillah waktu-waktu kami ini semuanya berupa lailatul qadar. Yakni semua waktu-waktunya di isi penuh dengan kelakuan dan amal yang berguna”.

Selanjutnya jika karunia Allah sudah di dapatkan dengan sebanyak-banyaknya, dengan sendirinya penghidupan yang baik (Hayatan Thoyyiban) yang meliputi kebutuhan hidup materiil dan spiritual, baik semasa hidup di dunia maupun di akhirat akan tercapai pula.
Sebagaimana diketahui, bahwa penghidupan yang baik itu bukanlah semata-mata ditentukan oleh banyaknya materi yang berlimpah, oleh kedudukan yang tinggi atau oleh kesenangan-kesenangan hidup lainnya,  tetapi lebih ditentukan oleh kekayaan jiwa atau spritualnya.
Dan sebagai pedoman untuk mendapatkan penghidupan yang baik (Hayatan Thoyyiban, perhatikanlah petunjuk dari Allah sebagaimana yang tercamtum dalam Al-Qur’an Surat An-Nahl ayat 97, yang artinya ;
“ Barangsiapa, yang mengerjakan amal sholeh, baik laki-laki ataupun perempuan, sedang ia beriman, niscaya kami hidupkan dia dengan kehidupan yang baik, dan kami balasi mereka dengan pahala yang terlebih baik dari apa yang telah mereka amalkan”.

Lalu sekarang apa sebenarnya hakekat dan pengertian dari penghidupan yang baik (Hayatan Thoyyiban) itu?
Menurut Imam Qurthubi dalam tafsirnya “Al-Jaami’ah Ahkamil Qur’an”. Bahwa penghidupan yang baik (Hayatan Thoyyiban) itu terdiri dari (5) unsur, yaitu :
1.       Rezqi yang diperoleh dengan cara yang baik dan hala yang kemudian dibelanjakan pada jalan Allah.
2.       Qona’ah (merasa puas dengan apa yang dimilikinya).
3.       Taufiq yang didapatnya sebagai akibat dari ketaatannya dalam memenuhi ketentuan-ketentuan dan petunjuk-petunjuk-Nya.
4.       Sa’adah atau kebahagian yang didapat setelah terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan hidupnya, terutama kebutuhan-kebutuhan spiritualnya
5.       Jannah atau syurga yang merupakan tempat tinggal yang penuh dengan rahmat dan karunia-Nya
Adapun untuk mencapai kelima unsure di atas haruslah melalui (dua) jalan terlebih dahulu, yaitu :
1.   Jalan amal sholeh.
      Yakni berupa perbuatan-perbuatan yang dapat mendatangkan kemanfaatan bagi dirinya sendiri, bagi keluarganya, dan bagi umat manusia pada umumnya.
2.   Jalan Iman
Yakni setiap amal sholeh yang dilakukan hendaklah berdasarkan pada keimanan (kepercayaan) yang mutlak kepada Allah. Jadi perbuatan baik yang dikerjakan tanpa didasari oleh iman, maka perbuatan baiknya itu akan sia-sia belaka.

Adapun pengertian iman yang dimaksud di sini adalah meliputi keyakinan, bahwa  :
1.       Allah senantiasa menyertai hamba-Nya yang beramal sholeh.
2.       allah akan memberi balasan yang lebih baik dari apa yang kita kerjakan.
3.       Allah pasti akan menghukum siapa saja yang melanggar larangan-larangan-Nya.
4.       Allah pasti akan meminta pertanggung jawaban dari setiap tingkah laku dan perbuatan kita.

Demikianlah uraian mengenai penghidupan yang baik 9Hayatan Thoyyiban) yang harus kita dapatkan selama umur kita (selama hidup di dunia) dan sampai di akhirat kelak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar