Rahmat Mulyadi

Rahmat Mulyadi

Kamis, 18 April 2013

225. ADA TIGA GOLONGAN MANUSIA DALAM MENGHADAPI NIKMAT DARI ALLAH



Menurut Ibnu ‘Athoilah, ada tiga golongan manusia dalam menghadapi nikmat Allah. Ketiga golongan itu yaitu :

Adapun golongan yang pertama :
1. ghofilun munhamikun fii ghoflatihi qawiyat daa-iratu hissihi wanthamasat hadhratu qudsihi fanazharal ihsaanu minal makhluuqiina walam yasyhadhu min rabbil’aalamiina immaa ‘itiqadan fatsirkuhu jaliyyun waimaa-istinaadan fatsirkuhu khafiyyun.

Artinya : Orang yang lalai kepada Allah dengan kelalaian yang sangat memuncak. Orang itu sangat kuat indranya sehingga mata hatinya tidak bersinar. Maka dia selalu melihat kebaikan (itu) datangnya dari makhluq, bukandari Alkah penguasa sekalin alam. Jika yang demikian itu berupa I’tiqad, maka syiriknya jelas (berarti termasuk ke dalam golongan orang musyrik). Tetapi kalau yang demikian itu adalah hanya sandaran saja (artinya pemberian kebaikan itu adalah Allah), maka syiriknya termasuk samar”.

Adapun golongan yang kedua :

2. washahibu haqiiqatin ghaaba ‘anilkhalqi bisyuhuudil malikil haqqi wafaniya ‘anil asbaabi bisyuhuudi musabbabil asbaabi fahuwa ‘abdu muwajahu bilhaqiiqati zhaahirun ‘alaihi sanahaa ghaira annahu ‘ariiqul anwaari mathmuusul atssari qad ghalaba sukruhu ‘alaa shahwihi wajam’uhu ‘alaa farqihi wanaa-uhu ‘alaa biqaa-ihi waghaibatuhu ‘alaa hudhuurihi.

Artinya : Orang-orang ahli hakekat (orang khas) yaitu orang yang langsung melihat Allah (dengan penglihatan mata hatinya) sehingga ia malupakan makhluq. Dia telah melenyapkan sebab musabab karena telah melihat (Dzat) yang menentukan sebab (Allah). Dia itu adalah hamba yang telah menghadap dihadapan Allah, yang ntelah berjalan menuju (thoreqoh) hingga benar-benar dia telah mencapai puncaknya. Hanya saja dia itu telah tenggelam dalam cahaya (tauhid) yang dapat menghapus mata hatinya dari melihat makhluq. Hilangnya rasa keduniaan telah mengalahkan kegairahannya kepada dunia. Pertemuannya dengan Allah telah mengalahkan perasaannya bercampur dengan makhluq, dan hilangnya keadaan makhluq dari penglihatannya telah mengalahkan perasaan hadirnya bersama makhluq”.

Dan golongan yang ketiga :

1. wa akmalu minhu ‘abdun tsaribun faz daada shahwan waghaba faz daada hudhuuran falaa jam’uhu yahjabuhu ‘an farqihi walaa farquhu yahjabuhu ‘an jam’ihi walaa fanaa-uhu yashudduhu ‘an bawaa-ihi walaa baqaa-uhu yashudduhu ‘an fanaa-ihi yu’thii kulla dziiqisthin qisthhu wayuufii kulla dzii haqqi haqqahu.

Artinya : Dan paling sempurna dari padanya adalah hamba yang telah minum karunia Allah dalam cahaya (tauhid)-Nya. Maka menjadi bertambahlah kesadarannya dan hilang penglihatan kepada dunia. Maka tidaklah pertemuannya dengan Allah dapat menghalangi penglihatannya kepada makhluq, dan tidak pula perasaannya yang tetap bercampur dengan makhluq bisa menghalangi kelenyapan dirinya di dalam (Dzat) Allah. Dia berikan kepada setiap yang punya bagian akan bagiannya dia penuhi kepada setiap yang punya hak akan haknya”.

Dari ketiga golongan di atas (ke tigalah) yang dapat derajat paling utama. Karena golongan ini dapat menempatkan syukur dengan baik, baik pada Allah maupun manusia.

 *****
Bersambung ke no : 226

Tidak ada komentar:

Posting Komentar